Pengertian Cara Berguru Berdasarkan Para Jago

Pengertian Cara Belajar Menurut Para Ahli
Cara berguru setiap siswa berlawanan-beda disesuaikan dengan kemampuan berpikir setiap anak. Oemar Hamalik (1983;30) mengemukakan ihwal cara belajar adalah “aktivitas-aktivitas yang dikerjakan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan-aktivitas yang seharusnya dijalankan dalam suasana mencar ilmu tertentu. Dalam situasi tertentu diperlukan cara belajar tertentu pula”. Cara belajar yang bagus yaitu cara belajar yang terstruktur, cara belajar yang dipergunakan turut menentukan hasil belajar yang diperlukan.
Slameto (1995;82) mengemukakan bahwa: ”Cara berguru adalah kebiasaan belajar atau cara mencar ilmu yang mempengaruhi belajar meliputi antara lain; mengulangi bahan pelajaran, membaca dan membuat catatan, kosentrasi, melaksanakan peran, cara menertibkan waktu berguru.”
Seorang siswa akan memiliki hasil berguru yang bagus bila cara mencar ilmu yang digunakan cukup efisien, cara mencar ilmu yang efektif setidak-tidaknya ditentukan oleh keteraturan, disiplin, dan semangat, konsentrasi, pengaturan waktu, dan cara-cara belajar yang dikerjakan siswa.
1) Keteraturan Belajar
Pokok pangkal yang utama dari cara berguru yang baik ialah keteraturan. Siswa mesti teratur mengikuti pelajaran, membaca buku pelajaran, catatan pelajaran, dan alat perlengkapan untuk belajar mesti dipelihara secara teratur. 
“jika sifat keteraturan ini sudah benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan seseorang siswa dalam perbuatannya, maka sifat ini akan menghipnotis jalan pikirannya. Sehingga keteraturan dalam belajar hendaknya tercermin dalam tindakan siswa setiap harinya” (The Liang Gie. 1984;89)
Oleh karena itu keteraturan mencar ilmu sangat penting semoga ilmu pelajaran yang telah diperoleh tidak hilang, alasannya adalah kesanggupan otak dalam berpikir dan mengenang mempunyai keterbatasan. Sehingga dengan mencar ilmu secara terencana akan dihindari cara belajar dengan secara tiba-tiba atau semalam suntuk. Seperti yang di ungkapkan oleh Roestiyah (1982) bahwa siswa hendaknya jangan berguru sekaligus, mulailah berguru terencana supaya tujuan yang diharapkan tercapai.
2) Disiplin dan semangat berguru
Siswa mesti disiplin dan semangat dalam belajar, dengan disiplin maka siswa mampu melakukan dalam bisnisnya dalam berguru. “sifat sering berleha-leha, harapan mencari mudahnya saja, segan untuk bersusah payah memusatkan fikiran, ganguan tersebut bias di atasi jikalau seseorang mempunyai rasa disiplin dan semangat sehingga disiplin akan membuat kemauan belajar secara terorganisir”
(The Liang Gie, 1984;90) dalam mencar ilmu siswa juga mesti mempunyai semangat yang tinggi, biar siswa bisa mengatasi kesulitan mencar ilmu yang ada. Sehingga dengan adanya semangat akan dapat menghilangkan rasa kantuk, lesu,jenuh, malas, dan lain sebagainya.
3) Konsentrasi mencar ilmu
Dalam belajar siswa dituntut untuk berfokus penuh atau tidak terbagi-bagi. Tanpa konsentrasi mustahil seorang siswa sukses menguasai pelajarannya, karena berkonsentrasi berarti siswa dapat memusatkan pikiran kepada suatu mata pelajaran dengan memberikan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.
Konsentrasi dimaksudkan sebagai segenap kekuatan perhatian pada sebuah suasana belajar. Unsure semangat dalam hal ini sangat menolong tumbuhnya proses pemusatan anggapan.” Dalam mencar ilmu mungkin ada juga perhatian sekedarnya namun tidak berfokus, maka bahan yang masuk dalam pikiran mempunyai kecenderungan berkesan tetapi kurang jelas di dalam kesadaran”(Sardiman AM. 1994;74) oleh alasannya itu fokus dalam berguru dibutuhkan sekali biar mencar ilmu yang ingin dicapai akan sukses dengan baik.
4) Pengaturan Waktu Belajar
Salah satu duduk perkara yang sering dihadapi siswa yaitu kesukaran dalam mengatur waktu berguru. Seseorang yang ingin meraih hasil berguru yang maksimal, di tuntut untuk cerdik menertibkan waktu dalam mencar ilmu. Banyak waktu yang terbuang tidak berguna terurtama alasannya adalah kebiasaan mengobrol atau berleha-leha. Sebaiknya membaca buku pelajaran yang belum dipahaminya dapat dimengerti.
Agar perhatian siswa berpusat pada buku yang dibacanya dapat dengan cara memberi gejala pada kalimat yang penting semoga mampu teringat dengan baik.” Pada kalimat-kalimat atau istilah-perumpamaan yang penting mampu dibuat garis bawah atau lingkari (The Liang Gie.1984:92).
Lebih lanjut syaiful bahri mengemukakan cara mencar ilmu yang efisien yakni berguru mengguanakan kemudahan dan perabot berguru yang cukup, mengatur waktu berguru, mengulangi bahan pelajaran, menghafal bahan pelajaran, membaca buku, menciptakan ringkasan, melakukan peran, dan memanfaatkan perpustakaan.
1) Mempunyai akomodasi dan perabot belajar
Fasilitas dan perabot berguru memilih kesuksesan mencar ilmu seseorang, orang yang mencar ilmu tanpa dibantu dengan kemudahan tidak jarang menerima kendala dalam menuntaskan kegiatan berguru, maka fasilitas tidak bias di abaikan dalam masalah belajar. Dengan adanya fasilitas mencar ilmu yang cukup paling tidak akan memperkecil kesusahan mencar ilmu.
2) Mengatur waktu berguru
Masalah pengaturan waktu banyak menjadi problem bagi pelajar. Banyak dari mereka mengeluh sebab tidak dapat membagi waktu dengan sempurna dan baik, risikonya waktu yang semestinya dimanfaatkan terbuang percuma. Pelajar tidak bias membagi waktunya dalam berguru akan menghadapi kebingungan, pelajaran apa yang harus dipelajari hari ini atau esok hari.
3) Mengulangi bahan pelajaran
Setelah disekolah jangan lupa untuk mengulangi bahan pelajaran dirumah. Apa yang guru jelaskan tidak seluruhnya terkesan dengan baik. Tentu masih ada kesan-kesan yang masih samar-samar dalam kenangan. Pengulangan sungguh membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih samar-samar itu untuk menjadi kesan yang bergotong-royong, yang tergambar terang dalam kenangan.
4) Menghafal materi pelajaran
dalam belajar, menghafal bahan pelajaran merupakan salah satu aktivitas dalam rangka penguasaan bahan. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak cuma mengambil intisari (pokok anggapan), namun ada juga materi pelajaran yang harus dikuasai dengan cara menghafal. Semua rumus,dalil, rancangan, dan kaidah tertentu tidak bias di ambil intisari nya, tetapi mesti dikuasai dan dihafal apa adanya (secara harfiah).
5) Membaca buku
Kegiatan membaca yaitu aktivitas yang paling banyak dilakukan selama menuntut ilmu. Hampir saban hari kewajiban membaca buku itu dikerjakan. Dengan membaca memiliki arti kita sudah memperbesar ilmu pengetahuan dalam diri kita. Semakin sering membaca pelajaran maka kian kaya pengetahuan seseorang.
6) Membuat ringkasan dan ikhtisar
Kegiatan membuat ringkasan atau ikhtisar ini umumnya seseorang lakukan sehabis dia akhir membaca sebuah buku, sebuah bab, atau sub-sub bab tertentu. Kegiatan membuat ringkasan atau ikhitisar ini tidak lain adalah kegiatan yang berupaya untuk memadatkan isi dengan landasan kerangka dasarnya dan menghilangkan fikiran-pikiran jabaran.
7) Mengerjakan peran
Selama menimba ilmu di lembaga pendidikan formal tidak akan pernah melepaskan diri dari kewajiban melakukan tugas-peran studi. Setiap guru niscaya menawarkan tugas untuk diselesaikan, baik secara golongan maupun individu.
8) Memanfaatkan perpustakaan
Dunia pendidikan ialah dunia pustaka. Di perpustakan terdapat aneka macam macam literature dengan banyak sekali disiplin ilmu. Semuanya mampu dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan studi.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar ialah tolak ukur dalam dunia pendidikan, utamanya sekolah, sesudah menjalani proses pembelajaran maka siswa akan mendapatkan hasil berguru yang cocok dengan apa yang telah dilakukannya. Hasil mencar ilmu tersebut dinyatakan berupa dengan aksara dan angka mutu. Hal ini sesuai dengan pertimbangan debu Ahmasi (1988:21) yang mendefinisikan prestasi mencar ilmu sebagai berikut :”prestasi belajar adalah hasil mencar ilmu yang sudah di capai dalam sebuah usaha dalam aktivitas mencar ilmu dan perwujudan prestasinya dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setiap mengikuti Tes”.
Makara mampu disimpulkan bahwa prestasi ialah bentuk penghargaan yang diberikan oleh para pendidik kepada siswa yang telah mengikuti proses pembelajatan, bentuk penghargaan tersebut berupa angka-angka atau abjad kualitas. Yang ialah hasil yang di capai siswa sesudah mengikuti pelajaran yang di ukur menurut hasil nilai siswa pada setiap tes maupun ujian.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Bimo Walgito (1980 : 125-129) mengemukakan bahwa aspek yang berafiliasi dengan prestasi berguru, adalah: 
  • Faktor yang berasal dari dalam diri individu (intern), mencakup : 
  Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan : Evaluasi Autentik Kurikulum 2013 Disederhanakan
a. Intelegensi.
b. Motivasi berguru
c. Sikap siswa terhadap guru
d. Minat siswa kepada mata pelajaran
e. Persepsi siwa terhadap guru yang mengajar 
  • Faktor yang berasal dari luar individu (eksternal), meliputi : 
a. Pekerjaan orang renta
b. Pendapatan orang tua
c. Pendidikan orang renta
d. Aktifitas belajar siswa
e. Sarana mencar ilmu siswa
Berdasarkan usulan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam memilih prestasi mencar ilmu siswa ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu : faktor intern ( aspek yang berasal dari diri siswa sendiri) dan aspek eksternal ( faktor dari luar diri siswa itu sendiri).