Pengembangan Organisasi
Tujuan dan alasan penulisan
Penulisan postingan ini didasarkan pada minat dalam membaca buku-buku yang menyangkut banyak sekali hal perihal duduk perkara-persoalan organisasi, utamanya buku yang berjudul Organization Development and Change karangan Thomas G. Cummings dan Edgar F. Huse yang edisi keempatnya diterbitkan pada tahun 1989. Tujuannya, pertama ialah semoga isi buku dapat dipahami dengan baik, sehingga upaya penerjemahan atau tepatnya penyaduran dijalankan secara sedikit demi sedikit adalah bab per bagian. Kedua, upaya melihat secara lebih dekat mengenai kinerja organisasi lewat desain yang dikemukakan di dalam buku tersebut. Oleh akhirnya, upaya objektifikasi hasil saduran dijalankan melalui seminar ilmiah intern di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka, yang juga ialah agenda fakultas dalam memajukan kualifikasi staf akademik di bidang kajian dan pelatihan ilmiah.
Memang, ada banyak hal yang menjadi perhatian dalam desain pengembangan organisasi, diantaranya yang menyangkut planning perubahan, diagnosa dan analisis, intervensi yang berhubungan dengan SDM dan teknostruktural, juga yang menyangkut taktik intervensi dan penilaian atas pengembangan organisasi yang sudah dilakukan.
Artikel ini merupakan paparan permulaan perihal pengembangan organisasi, dalam artian bagaimana (cara-cara) berbagi organisasi, dengan mengetengahkan aneka macam konsep dan hasil intervensi yang disadur dari buku Organization Development and Change karangan Thomas G. Cummings dan Edgar F. Huse yang edisi keempatnya diterbitkan pada tahun 1989. Buku tersebut pada dasarnya menyinari perihal desain-konsep yang berhubungan dengan pengembangan organisasi. Berbagai masalah yang terjadi di banyak sekali perusahaan besar di negara-*)negara maju serta aneka macam aplikasi teori-teori pengembangan organisasi dalam upaya pembenahan kinerja organisasi yang dirasa sudah bosan banyak dipapaparkan dalam buku tersebut. Barangkali kaitan yang sangat berkaitan dengan buku ini ialah buku-buku lain yang juga menyinari tentang pengembangan dan kinerja organisasi, diantaranya Reframing Organization: Artistry, Choice, and Leadership (1991) karangan Bolman dan Deal, serta buku-buku yang menyangkut total quality management seperti The Road to Quality (tahun 1995) karangan Linda Glassop, ataupun Total Quality Services (tahun 1997) yang ditulis oleh D. H. Stamatis. Buku-buku tersebut menjadi sangat menawan manakala dalam kondisi ekonomi pasca krisis moneter banyak organisasi menjadi merosot, terpuruk, dan loyo kinerjanya. Barangkali dengan mengkaji isi dan substansi banyak sekali tulisan yang menyangkut pengembangan organisasi itu, kita setidaknya mengerti aneka macam kesusahan dan hambatan serta yang dialami banyak organisasi, baik organisasi bisnis maupun non-bisnis (perumpamaan populernya kini ini yakni organisasi waralaba dan organisasi nirlaba). Barangkali tidak mungkin juga untuk memberikan jalan keluar bagaimana mengatasi banyak sekali kendala tetapi yang penting di sini yakni bagaimana kita mengetahui berbagai perubahan yang terjadi di dalam organisasi sehingga dengan pemahaman itu kita dapat juga mengerti upaya-upaya pembenahan melalui penyusunan rencana yang masak dan menyeluruh.
Mengapa pengembangan organisasi?
Pengembangan Organisasi/PO (Organizational Development/OD) pada prinsipnya ialah sebuah proses di mana wawasan, konsep-rancangan, dan praktek-praktek yang berkaitan dengan (perilaku) organisasi digunakan secara efektif untuk membantu organisasi dalam mencapai maksudnya. Proses ini juga tergolong bagaimana mengembangkan mutu kinerja organisasi dan sekaligus memajukan produktivitas (anggota) organisasi.
Pengembangan organisasi intinya berlawanan dengan aneka macam upaya perubahan organisasi yang dijalankan secara terpola, mirip upaya pergeseran dengan melaksanakan pembelian peralatan gres, atau mendesain ulang sebuah desain, ataupun menyusun ulang sebuah kurikulum sekolah, atau suatu departemen pada suatu fakultas. Hal ini alasannya adalah fokus kajian PO itu terletak pada kenaikan kemampuan organisasi untuk mampu mengetahui dan memecahkan banyak sekali duduk perkara yang dihadapi organisasi itu sendiri.
Dengan demikian, pengembangan organisasi pada kenyataannya berorientasi pada kenaikan atau perkembangan (kinerja) sistem; di mana organisasi selaku sebuah sistem dengan bab-bagian yang terdapat di dalamnya, mampu menghipnotis atau memberi imbas (positif) dalam interaksinya dengan lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu lingkungan di luar organisasi.
pengembangan organisasi memang merujuk kepada rancangan pengembangan yang prosesnya terjadi secara perlahan dan memerlukan waktu yang (sungguh) panjang. Makara dapat, dikatakan bersifat evolutif. Hal ini terjadi karena acara pengembangan organisasi itu sungguh beragam dan menyangkut faktor-faktor organisasi. Sebagai acuan, contohnya dibentuknya sebuah tim pengembang atau tim penilaian yang dipimpin oleh kelompok administrasi sebuah perusahaan dalam mengkaji kinerja organisasi perusahaan. Aspek lain, dapat juga tentang hal-hal yang menyangkut pergeseran struktural di sebuah kecamatan, misalnya. Atau, dapat juga perihal peningkatan kualifikasi anggota sebuah organisasi lewat berbagai kursus, training, dan magang. Semua itu merupakan aspek-aspek dari pengembangan organisasi.
Studi perihal pengembangan organisasi juga sebetulnya merupakan upaya untuk menanggulangi banyak sekali gosip yang muncul, atau aneka macam dilema yang muncul, termasuk masalah-masalah yang muncul sebagai pengaruh dari banyak sekali pergantian yang dilakukan. Studi ini juga menyangkut cara-cara yang dipakai di dalam melakukan pergantian organisasi, termasuk faktor-aspek yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan perubahan organisasi.
Meskipun banyak sekali konsep-rancangan mengenai pengembangan organisasi kini ini, yang mungkin akan saling tumpang tindih, barangkali definisi yang dikemukakan oleh Cummings (1996) akan membantu kita untuk dapat lebih memahami konsep pengembangan organisasi. Menurut Cummings (1989), pengembangan organisasi ialah suatu aplikasi desain atau teori dengan menggunakan sebuah metode di mana konsep-konsep ilmu wawasan dipakai untuk mengembangkan organisasi secara terencana dan dengan menggunakan semua seni manajemen yang dimiliki organisasi untuk mengembangkan efektivitas kinerja organisasi. Selanjutnya, Cummings (1989) juga menyatakan bahwa konsep (ilmu wawasan) di dalam pengembangan organisasi itu intinya merupakan faktor-aspek yang membedakan pengembangan organisasi dengan pendekatan lain dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja organisasi. Faktor-aspek tersebut antara lain menyatakan bahwa:
- pengembangan organisasi dapat diaplikasikan pada semua sistem, seperti pada perusahaan, atau pada satu bidang perjuangan saja dari perusahaan yang mempunyai banyak bidang usaha. Ia juga mampu diterpkan pada satu bagian dari sebuah golongan usaha. Hal ini berbeda dengan banyak sekali pendekatan yang umumnya memfokuskan pada satu atau sebagian kecil faktor saja dari sebuah metode, seperti metode info administrasi/MIS (Management Information SystemSIM) atau bab konsultasi pegawai misalnya.
- pengembangan organisasi juga didasarkan pada praktek-praktek dan ilmu pengetahuan (tentang sikap) seperti kepemimpinan, dinamika kelompok, desain pekerjaan, serta berhubungan juga dengan banyak sekali pendekatan yang sifatnya makro seperti seni manajemen organisasi, struktur organisasi, dan kekerabatan lingkungan dengan organisasi. Kaprikornus, pada kenyataannya, pengembangan organisasi berlainan dengan pendekatan yang menekankan pada penerapan riset operasi (mirip pada bidang keinsinyuran) yang memfokuskan pada hal-hal yang sifatnya teknis/rasional dan mengabaikan aspek-faktor personal dan sosial (dari anggota organisasi)
- Meskipun pengembangan organisasi itu terfokus pada pergantian yang dijadwalkan, tetapi sebenarnya pengembangan organisasi bukanlah sesuatu yang sifatnya kaku (rigid), formal, yang lazimnya dikaitkan dengan perencanaan bisnis. Di sini, strategi pengembangan organisasi condong lebih adaptif dalam hal penyusunan rencana dan dalam hal aplikasinya. Oleh risikonya, pengembangan organisasi bukanlah sekedar sebuah rancang berdiri (blue-print) belaka yang menyangkut mengenai bagaimana supaya sesuatu itu dapat dilaksanakan. Makara,, pengembangan organisasi pada dasarnya melibatkan penyusunan rencana mengenai bagaimana mendiagnosa duduk perkara-persoalan yang dihadapi organisasi dan bagaimana menunjukkan solusinya. Hanya saja, di dalam pengembangan organisasi, perencanaan semacam itu sifatnya fleksibel dan mudah direvisi, diubah sesuai keperluan, berkaitan dengan informasi gres yang berisi tentang bagaimana program-program pergeseran dilakukan. Namun demikian, jika, ini contohnya saja, yang menjadi sentra perhatian itu ialah motivasi kerja para pegawai, mungkin aneka macam acara pengayaan kerja (job enrichment programs) boleh saja direncanakan untuk dipraktekkan atau dilaksanakan di awal-permulaan kegiatan. Hal ini dimaksudkan biar kita mampu mengakses, mengidentifikasi dan mengetahui motivasi-motivasi berpeluang dari para pekerja atas pekerjaan-pekerjaan yang sudah ada. Selain itu, hal tersebut juga dapat dipakai untuk merancang ulang pekerjaan-pekerjaan tersebut, pastinya jikalau dibutuhkan. Rancangan atau rancang ulang itu mampu saja dimodifikasi jika dari hasil evaluasi atau evaluasi ditemukan bahwa ternyata yang menjadi problem bukanlah perihal perencanaannya, melainkan contohnya perihal ‘reward system’, atau perihal kedatangan pegawai saja sehingga hal itulah yang dianggap penyebab motivasi para pegawai merosot.
- Pengembangan organisasi juga diawali dari implementasi acara-program pergantian untuk jangka panjang yang fokusnya menyangkut stabilisasi dan pelembagaan pergantian di dalam organisasi. Contohnya, implementasi mengenai program-program kenaikan kualifikasi pegawai dapat difokuskan pada bagaimana cara-cara yang telah dijalankan para supervisor (pengawas/mandor) untuk mampu memotivasi para pegawai atau pekerja agar mereka dapat melakukan kendali secara lebih ketat atas cara-cara kerja para pegawai itu. Setelah aspek pengawasan itu berhasil, maka konsentrasi berikutnya dapat saja mengenai faktor-faktor yang dapat menjamin bahwa organisasi itu tetap dapat menunjukkan keleluasaan terhadap para pengawas tau mandor itu untuk melakukan kendali kepada para pegawai/pekerja. Jaminan ini termasuk juga memperlihatkan hadiah (reward) bagi para mandor/pengawas itu jika mereka melaksanakan pekerjaannya secara partisipatif.
- Pengembangan organisasi sangat memperhatikan tentang seni manajemen, struktur, dan proses perubahan. Program pergantian bermaksud untuk memodifikasi seni manajemen organisasi. Contohnya, program pergeseran yang difokuskan pada bagaimana organisasi itu bekerjasama dengan lingkungan yang lebih luas; bagaimana relasi itu dapat dipelihara dan ditingkatkan. Hal ini juga termasuk perubahan baik pada kelompok orang di dalam melaksanakan tugas-peran (aspek struktur); juga dalam tata cara-tata cara komunikasi dan cara-cara memecahkan duduk perkara (faktor proses), yang kesemuanya diterapkan untuk mendukung pergantian seni manajemen secara keseluruhan. Sejalan dengan tersebut, acara-acara pengembangan organisasi juga ditujukan untuk menolong tim administrasi agar kinerjanya menjadi lebih efektif dalam memfokuskan pada berbagai interaksi dan proses-proses pemecahan persoalan di dalam kalangan. Harapannya yaitu bahwa dengan upaya tersebut kemampuan tim manajemen untuk memecahkan problem-masalah atau kendala-hambatan yang muncul di dalam organisasi mampu ditingkatkan secara optimal.
- Pengembangan organisasi juga berorientasi untuk mengembangkan efektivitas organisasi. Atas hal ini ada dua asumsi dasar yang dikemukakan, pertama, organisasi yang efektif akan mampu untuk memecahkan dilema-duduk perkara yang dihadapinya. Kaprikornus pengembangan organisasi bahwasanya membantu (para) anggota organisasi untuk mendapatkan kesanggupan dan wawasan yang dibutuhkan dalam memecahkan duduk perkara-persoalan dimaksud. Hal ini agak berbeda dengan bentuk-bentuk lain dari perubhan yang direncanakan di mana seorang konsultan (yang disewa dari luar), contohnya, selain akan secara langsung memecahkan duduk perkara yang dihadapi organisasi, ia juga akan merekomendasi penyelesaian-penyelesaian dari persoalan-persoalan yang dihadapi organisasi di mana atas hal ini kemampuan (para) anggota untuk memecahkan duduk perkara-persoalan yang muncul menjadi tidak terasah dengan baik. Kedua, organisasi yang efektif mempunyai kualitas kerja dan produktivitas yang sangat tinggi. Hal ini akan menarik perhatian sekaligus akan memotivasi para pegawai untuk melakukan pekerjaan secara efektif. Tambahan lagi, organisasi akan sungguh responsif, akan lebih tanggap, atas berbagai keperluan dari golongan-kelompok eksternal (para pemegang saham, para pelanggan, para pemasok, dan jawatan pemerintah) yang menyediakan banyak sekali fasilitas atau akomodasi serta sumber daya bagi organisasi.
Oleh kesudahannya, konsep-rancangan beserta penjelasannya yang sudah dipaparkan di atas itu akan menolong kita membedakan pengembangan organisasi dengan aneka macam bidang studi terapan lainnya, seperti contohnya dengan administrasi konsultasi ataupun dengan administrasi operasi. Batasan itu juga kian memperjelas rancangan pergeseran organisasi/organization change (yang banyak disinggung dalam buku ‘Organization Development and Change). ‘Organization change’ atau perubahan organisasi ini sesungguhnya ialah fenomena yang menawarkan keanekaragaman aneka macam aplikasi dan pendekatan yang di dalamnya meliputi perspektif teknis, sosial, politik, dan ekonomi. Sedikit catatan awal tentang ‘organization change’ bahwa yang dimaksudkan dengan perubahan di sini adalah pergeseran di dalam organisasi dalam upaya merespon kekuatan-kekuatan eksternal yang sangat menghipnotis (kinerja) organisasi, misalnya adanya pergeseran pasar atau pergeseran segmen pasar, adanya tekanan (dari luar) karena kompetisi, adanya berbagai inovasi teknologi, dsb. Tetapi, hal ini juga dapat merupakan motivasi internal, yakni dorongan yang timbul dari, mirip banyak sekali upaya yang dikerjakan para manajer yang menjajal teknik tertentu untuk mengembangkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan yang dijalankan para bawahan dalam praktek-praktek pekerjaan di dalam organisasi.
Namun, tanpa melihat itu semua, suatu perubahan pada dasrnya memang menawarkan pengaruh terhadap orang-orang dan terhadap korelasi mereka di dalam organisasi. Oleh alasannya adalah itu, pergantian tersebut akan menenteng konsekuensi sosial yang signifikan. Dapat saja, contohnya, pergantian itu ditolak, atau diimplementasikan dengan semaunya, atau bahkan disabotase oleh para anggota organisasi. Di balik itu semua, bergotong-royong, berbagai ilmu wawasan yang berkaitan dengan perilaku (organisasi) sudah berbagi desain-konsep dan tata cara-sistem yang sungguh berguna untuk membantu organisasi dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang muncul, mirip yang telah disebutkan di atas.
Pengembangan organisasi memang mampu diterapkan untuk mengorganisir pergantian organisasi, cuma saja konsentrasi utamanya, sekali lagi, adalah pada perubahan yang orientasinya berkaitan dekat dengan peningkatan kemampuan organisasi dalam memecahkan persoalan-masalah organisasi itu sendiri. Pengembangan organisasi juga bermaksud untuk mengubah organisasi secara khusus berkaitan dengan peningkatan kesanggupan (kinerja) organisasi dalam memecahkan duduk perkara, sehingga organisasi itu menjadi responsif (tanggap), dan kinerjanya menjadi kian bermutu, efektif, efisien. Sebaliknya, ‘organization change’ atau perubahan organisasi fokusnya lebih luas ketimbang pengembangan organisasi dan dapat diimplementasikan pada setiap jenis pergantian, termasuk di dalamnya perubahan teknis, perubahan manajerial, dan banyak sekali inovasi yang menyangkut dilema-problem sosial. Meskipun pergeseran itu mungkin saja mampu atau mungkin tidak dapat diarahkan pada bagaimana membuat organisasi itu lebih berkembang seperti yang tersirat di dalam rancangan pengembangan organisasi.
Mengapa pengembangan organisasi menjadi penting untuk dipelajari?
Pada dasarnya, pengembangan organisasi mampu membantu suatu organisasi untuk menciptakan tanggapanyang sungguh efektif atas banyak sekali pergeseran; di mana dalam banyak kasus,, akan mensugesti arah seni manajemen organisasi. Menurut beberapa pengamat dan berdasar pada beberapa studi yang sudah dilaksanakan, aneka macam organisasi yang terjebak di dalam ketidakpastian dan menjadi berantakan kinerjanya sehingga tidak ada lagi yang mampu dilaksanakan oleh manajemen untuk ‘menyelamatkan’ organisasi tersebut. Berkaitan dengan hal ini, Tom Peters menulis buku yang berjudul ‘Thriving on Chaos‘ (1987) di mana buku ini menjadi ‘best seller’ dan laku keras bak layaknya kacang goreng. Di dalam buku itu Peters menunjukkan sejumlah aspek penekan (‘pressure factors’) yang dihadapi oleh organisasi-organisasi modern, di mana faktor-faktor inilah yang dianggap sudah mensugesti lingkungan organisasi sehingga mengacaukan kinerjanya. ‘Pressure factors’ tersebut antara lain:
- Berkembangnya revolusi teknologi dengan berbagai inovasinya yang menyangkut rancangan atau rancangan, pembuatan atau proses produksi, serta distribusi dari produk-produk baik barang maupun jasa. Contohnya, mendesain dan memproduksi barang dengan memakai (perlindungan) komputer, adanya jaringan elektronika yang mencakup mekanisme kerja seperti penggunaan LAN (Local Area Network), keterlibatan para konsumen, dan juga para pemasok.
- Adanya kompetisi yang sungguh ketat dengan negara-negara yang industrinya telah meningkat pesat atau dengan negara-negara yang industrinya gres berkembang, mirip antara Amerika atau Jerman dengan Jepang, Korea, dan Cina dst.
- banyaknya organisasi yang melaksanakan merger atau penyatuan usaha, melakukan akuisisi, divestasi, ‘leverage buy-outs’, ‘joint venture’, berhubungan dengan jatuh bangunnya suatu bisnis.
- Adanya usul konsumen atas barang dan jasa yang kian tinggi, serta berkaitan dengan kualitas produk dan ‘convinience’. Convinience di sini utamanya terkait dengan duduk perkara akomodasi dalam mendapatkan produk tersebut.
- Pengaruh globalisasi yang terasa dampaknya pada bidang bisnis, nilai tukar duit, kebijakan perdagangan, dan suasana politik yang kesemuanya kian menyatu, berubah dengan segera, serta tidak dapat dipercaya (volatile), misalnya tidak dapat mengemban amanah untuk dijadikan dasar prediksi bisnis.
- Tenaga kerja yang menuntut untuk semakin terlibat di dalam banyak sekali aktivitas organisasi, dan menuntut hak untuk ikut memtuskan apa yang paling sesuai bagi mereka untuk dijalankan, hal ini utamanya terkait dengan ‘reward system‘, serta berhubungan juga dengan peningkatan yang sangat cepat menyangkut jumlah keluarga yang mempunyai dua sumber penghasilan.
- Tuntutan masyarakat atas penurunan pajak, berkurangnya kontrol pemerintah atas aneka macam hal yang menyangkut pajak di mana masyarakat sangat berharap semoga pemerintah tanggap atas semua tuntutan itu.
Berbagai aspek di atas itu yang seringkali saling berhubungan, implikatif, di mana semua dapat berubah secara cepat sehingga membuat keadaan menjadi tidak menentu (‘uncertainty’). Hal ini pulalah yang menghancurkan dan mengacaukan kinerja organisasi perusahaan manufaktur dan industri jasa, yang menyangkut kinerja organisasi-organisasi perusahaan manufaktur dan industri jasa pemerintah dan swasta.
Pengembangan organisasi memang memegang peranan penting dalam membantu organisasi untuk mengubah dirinya sendiri, melalui strategi yang sangat bersiklus dan dengan prediksi problem yang kemungkinan mampu dituntaskan melalui solusi-penyelesaian yang diberikan. Pengembangan organisasi juga membantu organisasi untuk dapat mengenali banyak sekali kelemahan yang dimiliki organisasi dengan tujuan untuk membangun kembali taktik, struktur, dan proses yang selama ini sudah dijalankannya. Ia juga menolong anggota organisasi untuk lebih dapat menyelami perubahan dan mengelola asumsi-perkiraan serta nilai-nilai yang mendasari kinerja organisasi. Dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan pegawai, pengembangan organisasi dapat membantu untuk mengembangkan karir pegawai dan meningkatkan kualifikasi pegawai, serta mampu mempererat jalinan korelasi dan kerjasama antara pegawai dan pihak manajemen. Lebih jauh lagi, pengembangan organisasi sangat berperan di dalam pengawasan (supervisi), dalam memajukan dan mengembangkan kinerja staf dan kinerja organisasi, serta berperan dalam mengenalkan metode-metode gres dalam memperlihatkan konseling. Ia juga membantu staf untuk bekerja secara efektif dan efisien, membantu membina korelasi kerja yang efektif sehingga mampu menawarkan kepada semua pegawai bagaimana sebenarnya bekerja dengan orang lain secara efektif dalam memecahkan problem-dilema yang kompleks dan memberi penyelesaian yang sempurna.
Kaprikornus terang bahwa pengembangan organisasi sangat penting bagi mereka yang merencanakan dan berusaha memajukan karir profesional baik sebagai konsultas internal maupun sebagai konsultas eksternal yang akan berpraktek bagi organisasi-organisasi lain.
Penutup
Ada beberapa hal yang mampu dikemukakan sebagai kesimpulan atas pembahasan di atas, diantaranya bahwa:
- konsentrasi pengembangan organisasi pada dasarnya senantiasa berhubungan dengan seni manajemen, struktur, dan proses pergantian di dalam suatu organisasi di mana tujuan dari acara pergeseran itu adalah jelas-terperinci untuk memodifikasi taktik organisasi.
- Pengembangan organisasi merupakan alat organisasi untuk mengenali berbagai kelemahan yang dimiliki organisasi dengan tujuan untuk membangun kembali seni manajemen, struktur, dan proses yang selama ini telah dijalankannya.
- pengembangan organisasi bertujuan untuk mengganti organisasi berkaitan dengan kenaikan kesanggupan (kinerja) organisasi dalam memecahkan problem, sehingga organisasi itu menjadi responsif (tanggap), dan kinerjanya menjadi makin berkualitas, efektif, efisien.
- program pergantian yang difokuskan pada bagaimana organisasi itu berhubungan dengan lingkungan yang lebih luas yang menyangkut aspek struktur dan faktor proses, yang implementasinya dipakai untuk mendukung pergeseran taktik secara keseluruhan
- program-program pengembangan organisasi ditujukan untuk membantu meningkatkan mutu kinerja tim manajemen agar lebih efektif dan efisien dalam memfokuskan pada banyak sekali interaksi dan proses-proses pemecahan duduk perkara organisasi
- dalam kaitannya dengan pengembangan kemampuan pegawai, pengembangan organisasi mampu menolong untuk mengembangkan karir pegawai dan memajukan kualifikasi pegawai, serta mampu mempererat jalinan relasi dan kerjasama antara pegawai dan pihak administrasi.
- pengembangan organisasi sungguh berperan di dalam pengawasan (supervisi), dalam memajukan dan berbagi kinerja staf dan kinerja organisasi, serta berperan dalam mengenalkan metode-sistem baru dalam menawarkan konseling.
- pengembangan organisasi juga membantu staf untuk melakukan pekerjaan secara efisien, dalam hubungan kerja yang efektif sehingga mampu menunjukkan bagaimana bahu-membahu melakukan pekerjaan dengan orang lain dalam memecahkan duduk perkara-masalah yang kompleks dan memberi penyelesaian yang tepat.
- Pengembangan organisasi menjadi penting bagi mereka yang menyiapkan untuk meningkatkan karir profesional baik selaku konsultan internal maupun sebagai konsultan eksternal yang mau berpraktek bagi organisasi-organisasi lain.
Daftar Pustaka
Bolman, G.L. dan Deal, T.E. (1991). Reframing Organization: Artistry, Choice, and Leadership. Jossey-Bass Publishing Company.
Cummings, G.T. dan Huse, E.F. (1989). Organization Development and Change. West Publishing Company, USA, 4th edition.
Glassop, L. (1995). The Road to Quality. (Competitive Edge Management Series). Australian Institute of Management NSW Training Centre, Ltd. Prentice Hall, Australia.
Peters, T. (1987). Thriving on Chaos: A Handbook for a Management Revolution. Alfred A. Knopf Publising Company, New York.
Stamatis, D.H. (1997). Total Quality Service: Principles, Practices, and Implementation. Vanity Books International, New Delhi, India