Pengelompokan dan Kegunaan Kayu Lapis

kayu-lapis
Sumber: http://www.yorkshireplywood.co.uk

Industri kayu lapis di Indonesia mulai meningkat sekitar tahun 1980-an semenjak diberlakukannya larangan ekspor kayu bundar oleh pemerintah. Pada saat itu kondisi hutan Indonesia masih bisa & mendukung untuk berkembangnya industri kayu lapis, sebab ketersediaan log berdiameter besar & selindris yg berasal dr hutan alam sebagai syarat utama untuk bahan baku kayu lapis masih banyak & melimpah. Sedangkan ketika ini, keberadaan materi baku kayu lapis yg bermutu di hutan alam makin menurun & ditambah lagi dgn keperluan kayu sebagai bahan baku dikala ini di industri kayu lapis kian meningkat seiring dgn meningkatnya jumlah penduduk, utamanya kebutuhan terhadap kayu lingkaran berdiameter besar. Hal ini mampu mengancam eksistensi industri kayu lapis di Indonesia. Kondisi hutam alam Indonesia tak lagi mampu untuk menyediakan kayu berdiameter besar yg berkualitas alasannya adalah terus menerus ditebang untuk memenuhi keperluan bahan baku di industri kayu khususnya kayu lapis.

Kondisi tersebut mendorong para ahli & pelaku industri kayu lapis untuk melaksanakan efisiensi & regulasi terhadap materi baku (log) yg nantinya diperuntukkan selaku pengerjaan kayu lapis. Melalui perbaikan & kenaikan teknologi telah berhasil mengembangkan rendemen vinir yg dihasilkan. Saat ini, log berdiameter besar tak lagi menjadi syarat utama selaku materi baku pembuatan kayu lapis. Pemanfaatan log berdiameter kecil sudah dapat digunakan untuk bahan baku pengerjaan kayu lapis alasannya adalah industri kayu lapis sudah memakai spindles. Penggunaan spindles mampu meminimalkan diameter log yg tersisa setelah proses pengupasan dimana pada saat memakai tata cara konvensional tanpa spindles, diameter log sisa sekitar 15-20 cm telah dapat dikurangi menjadi 5 cm sehingga hal ini berakibat pada peningkatan rendemen vinir yg dihasilkan.

  Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Hak

Kayu lapis dapat dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya yakni pengelompokan kayu menurut jenis perekatnya, pengelompokan kayu berdasarkan permukaan vinirnya & pengelompokan kayu lapis menurut penggunaannya. Pengelompokan kayu lapis menurut jenis perekat yg digunakan dapat dibagi menjadi dua yakni:

1. Perekat untuk kayu lapis interior

Kayu lapis interior merupakan kayu lapis yg penggunaannya di dlm ruangan. Kayu lapis interior tak pribadi terpapar dgn lingkungan luar ruangan seperti sinar matahari, hujan, udara lembab & suhu yg berubah-ubah, sehingga perekat yg dipakai yaitu moisture resistance atau perekat interior seperti urea formaldehyde (UF), melamin formaldehyde (MF) & melamin urea formaldehyde (MUF).

2. Perekat untuk kayu lapis ekterior

Kayu lapis ekterior merupakan kayu lapis yg penggunaannya di luar ruangan sehingga mampu terpapar langsung dgn kondisi lingkungan luar ruangan, sehingga mesti tahan kepada cuaca luar yg berganti-ubah mirip kelembaban & suhu. Kayu lapis ekterior sungguh memerlukan perekat yg bersifat waterproof. Perekat yg biasa dipakai yaitu perekat eksterior seperti phenol formaldehyde (PF).

Berdasarkan permukaan vinir, kayu lapis dikelompokkan menjadi dua selaku berikut:

1. Ordinary plywood

Ordinary plywood merupakan kayu lapis dgn permukaan vinirnya dihasilkan dr proses rotary cutting

ordinary-playwood2
Sumber: http://multigunawood.org

 

Gambar 1 Ordinary playwood

2. Fancy plywood

Fancy plywood merupakan kayu lapis dgn permukaan vinirnya terbuat dr kayu-kayu indah & dihasilkan dr proses slice cutting atau half rotary cutting

fancy-playwood
Sumber: http://www.hasdimustika.org

Gambar 2 Fancy playwood

Baca pula perihal: Kayu Lapis Struktural

Pengelompokan kayu lapis berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi dua yakni: (a) Kayu lapis interior. Kayu lapis interior didasarkan pada ketahanan kayu lapis terhadap udara & cuaca di sekitarnya. Ketahanan ini tergantung dr mutu vinir & kekuatan atau kualitas perekat yg digunakan. Kayu lapis interior digunakan di dlm ruangan sehingga terlindung  dr sinar matahari, hujan, udara lembab & suhu yg berubah-ubah; (b) Kayu lapis ekterior merupakan kayu lapis yg dipakai di luar ruangan sehingga harus tahan terhadap pengaruh buruk dr lingkungan luar. Selain itu, kayu lapis mesti mampu menahan serangan jamur & serangga dgn melarutkan materi pengawet pada materi perekat. Menurut Youngquis (1999) kayu lapis menurut penggunaan dibagi menjadi kayu lapis konstruksi & industrial, kayu lapis hardwood & dekoratif.

  Manfaat Gaharu

Keunggulan dr kayu lapis dibandingkan dgn kayu solid ialah dimensinya lebih stabil alasannya memiliki kembang susut pada arah memanjang & melebar jauh lebih kecil, mempunyai ketahanan lebar besar kepada belahan & retakan, tak pecah atau retak pada pinggirnya kalau dipaku, keperkasaan tarik tegak lurus serat lebih besar, ringan dibandingkan luas permukaannya, memungkinkan penggunaan lembaran-lembaran papan yg lebih besar, memungkinkan untuk penggunaan lembaran-lembaran papan berupa kurva, bidang yg luas mampu ditutup dlm waktu yg singkat, kuat pegang sekrupnya relatif tinggi serta warna, tekstur & serat dapat diseragamkan sehingga corak atau polanya bisa simetris.

Kayu lapis mampu dipakai untuk kontruksi bangunan mirip paneling (penyekat ruang, pintu, jendela), materi pelapis, lantai, sidding (dinding), plyform. Selain itu, kayu lapis pula dapat digunakan untuk alat-alat transportasi seperti: pesawat melayang (pelapis dinding kepingan dalam), kereta api (atap, lantai, dinding), truk & trailer (pada body).

Baca pula perihal: Hasil Hutan Bukan Kayu

 

 

 

 

 

Sumber:

Arsadi B. 2011. Kualitas Kayu Lapis dr Kayu Bulat Berdiameter Kecil Jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk), Kemiri (Aleurites moluccana L. wild) & Jengkol (Pithecellobin jiringa Benth. I.C. Nielsen). Bogor: Fakultas Kehutanan IPB

Iswanto AH. 2008. Kayu Lapis. Karya Tulis Departemen Kehutanan. Mendan: Fakultas Pertanian USU.

Massijaya MY. 2006. Playwood. Bahan Kuliah Ilmu & Teknologi Kayu. Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.

Youngquist. 1999. Wood Based Composite and Panel Product. Wood Hand Book: Wood as An Engineering. USA