BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Globalisasi adalah proses mendunia. Sukmayani, dkk (2008) menyatakan bahwa globalisasi merupakan tanda-tanda yg terjadi dlm kehidupan manusia akibat efek yg sifatnya terkenal diseluruh dunia. Disadari bersama bahwa globalisasi dapat memengaruhi segala sendi kehidupan bangsa di seluruh belahan dunia. Mulai dr ekonomi, politik, pendidikan, HAM, & lain sebagainya. Pada lazimnya masyarakat di seluruh belahan dunia menyambut dgn terbuka produk globalisasi yg masuk ke Negaranya. Globalisasi sudah menjadi keperluan tersirat dlm hidup setiap manusia, khususnya dlm pemenuhan keperluan hidup. Kebutuhan insan yg sungguh kompleks, menuntut globalisasi memecah diri dengan-cara lebih spesifik pada aneka macam faktor kehidupan manusia. Menurut Sukmayani, dkk (2008), faktor pendorong hadirnya globalisasi di banyak sekali Negara ialah perkembangan IPTEK & integrasi ekonomi. Pada dasarnya, penduduk mendapatkan bawaan globalisasi, alasannya adalah globalisasi menunjukkan kemudahan hidup melalui produk pengembangan IPTEK & pemenuhan keperluan hidup melalui perguliran sistem ekonomi. Menyadari hal tersebut, Negara-negara dgn perkembangan IPTEK yg pesat ingin menguasai perekonomian di Negara lainnya dgn prinsip kapitalisnya (Soyomukti, 2008). Maka dr itu bagaimana globalisasi memengaruhi bidang ekonomi sangat penting untuk disoroti.
Ekonomi dengan-cara etimologi memiliki arti usaha mengatur rumah tangga. Ekonomi menjadi kemasan yg rapi bagi motif ketergantungan antar manusia dgn tujuan menertibkan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Seiring berkembangnya IPTEK, ekonomi pun bertransformasi menjadi sebuah ilmu. Delina (1997:31) menyatakan bahwa, “Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yg mempelajari bagaimana manusia selaku individu & kelompok, berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya dlm usaha meraih kemakmuran”. Definisi tersebut menggiring pengertian kita bahwa, insan senantiasa berusaha dgn aneka macam cara untuk menyanggupi segala keperluan hidupnya. Persoalan ekonomi selalu menjadi konsentrasi pemerintah di setiap Negara. Sebab pertumbuhan ekonomi yg baik diandalkan mampu melahirkan kemakmuran warganya. Pernyataan tersebut mungkin memang benar adanya. Coba saja lihat Negara dgn perekonomian yg baik mirip Arab Saudi & Jerman. Bahkan mereka berani menyampaikan honor pada warganya yg pengangguran selaku upaya menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Wikipedia.org melansir bahwa pertumbuhan ekonomi yg baik di suatu Negara ialah akibat percepatan pergerakan barang, jasa, teknologi, & modal lintas perbatasan. Tren globalisasi di bidang ekonomi dikala ini mampu dianggap hasil dr integrasi negara maju dengan negara yg kurang maju lewat investasi eksklusif abnormal, penghematan batas-batas perdagangan, reformasi ekonomi, dan imigrasi dgn memegang prinsip saling menguntungkan. Dengan kata lain, Negara-negara di dunia mencoba menyanggupi kebutuhan nasionalnya melalui interaksi ekonomi yg terinterasi di seluruh dunia, & fenomena globalisasi seketika menjadi rute yg sangat prospektif.
Seperti halnya koin, segala hal yg ada/terjadi di dunia ini pasti memiliki dua sisi yg berlawanan. Termasuk pula pengaruh globalisasi yg mempunyai segi faedah & maslahat. Terlebih pada bidang ekonomi yg notabene terdapat paham untung-rugi di dalamnya. Menurut esensinya memang globalisasi menjinjing pengaruh yg baik bagi perekonomian dunia. misal terpenuhinya kebutuhan penduduk akan produk yg tak dapat diciptakan atau dikembangkan di negaranya, terbukanya pasar dunia yg membuka potensi pula bagi masyarakat nasional untuk melebarkan sayap produksi ke dunia internasional, kegiatan pariwisata, investasi & industry abnormal yg meningkat sehingga melahirkan lapangan-lapangan kerja gres bagi masyarakat setempat & lain sebagainya. Namun kita pula perlu membuka mata lebar-lebar dlm meninjau dampak dr globalisasi di bidang ekonomi. Bila ditinjau dengan-cara empiris, tampak bahwa globalisasi pula menenteng efek yg kurang baik kepada dinamisme ekonomi. misal masuknya tenaga ajaib yg membuat kompetisi kian ketat, bahkan tak jarang meminimalkan potensi bagi warga asal. Kemudian hilangnya kecintaan terahadap produk dlm negeri, yg berujung pada matinya produk lokal di pasaran lantaran kalah berkompetisi dgn produk impor. Selain itu juga, mengakarnya budaya konsumtif di masyarakat & masih banyak lagi. Maka dr itu, dirasa penting untuk dijalankan kajian terkait esensi & implikasi seutuhnya dr globalisasi serta pengaruh -efek yg ditimbulkan pada bidang ekonomi. Selain untuk menambah wawasan, upaya ini diharapkan mampu mengarahkan cara pandang yg objektif terkait imbas globalisasi dlm bidang ekonomi. hal tersebutlah yg menjadi argumentasi fundamental disusunnya makalah yg berjudul “Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekonomi”.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana paradigma ekonomi dunia?
2) Apa implikasi globalisasi terhadap ekonomi di Indonesia?
3) Apa efek-efek yg ditimbulkan globalisasi dlm bidang ekonomi?
4) Apa upaya-upaya yg dijalankan dlm merespon globalisasi?
5) Bagaimana harapan ekonomi di masa depan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengenali paradigma ekonomi dunia
2) Untuk mengetahui implikasi globalisasi terhadap ekonomi di Indonesia
3) Untuk mengetahui dampak-pengaruh yg ditimbulkan globalisasi dlm bidang ekonomi
4) Untuk mengetahui upaya-upaya yg dilakukan dlm merespon globalisasi
5) Untuk mengetahui keinginan ekonomi di masa depan
1.4 Manfaat
1) Bagi Pembaca : menjadi pengetahuan perhiasan mengenai pengaruh globalisasi pada bidang ekonomi, tergolong upaya-upaya yg ditawarkan dlm merespon globalisasi pada bidang ekonomi yg erat kaitannya dgn pengaruh -efek yg ditimbulkan.
2) Bagi Penulis : memperoleh pengetahuan yg lebih luas mengenai efek globalisasi pada bidang ekonomi, lewat pengkajian bersama & diskusi lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Paradigma Ekonomi Dunia
Menurut Apridar (2010) Secara informal, paham ekonomi muncul hampir bersama-sama dgn diturunkannya insan di bumi. Sejak itu, manusia sudah dihadapkan pada persoalan bagaimana caranya memenuhi kebutuhannya sehari-hari, berupa makanan, busana, tempat tinggal, & sebgainya. Untuk memenuhi kebutuhannya, mulanya manusia melakukan pekerjaan sebagai individu seorang diri, lalu bekerja sama sebagai anggota kelompok insan yg makin lama makin meningkat jumlahnya. Waktupun beredar, & peradaban manusiapun mengalami kemajuan yg pesat. Lalu manusia mesti bekerja keras, berkompetisi, & bahkan berselisih, untuk argumentasi klasik yg tak pernah using,, yakni untuk memenuhi & mempertahankan kehidupan ekonominya.
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yg amat mendasar semenjak eksistensi hidup insan dimuka bumi ini, meskipun kemudian sesudah bermiliar tahun manusia gres dapat menjelaskannya dlm suatu peradaban pemikiran ekonomi berdasarkan, yg mereka ketahui, sebagaimana hukum grafitasi bumi telah berlaku semenjak bumi ini diciptakan allah, walaupun sesudah bermiliar tahun kemudian neuton dapat menemukannya (Apridar, 2010). Persoalan ekonomi yakni suatu fenomena kehidupan manusia yg bersifat universal, namun memiliki prinsip & etika tersendiri sesuai pemikiran mereka masing-masing. Benih untuk lahirnya suatu pemikiran ekonomi bantu-membantu telah tersebar & tercecer dimana-mana, mengikuti peradaban & penyebaran hidup insan. Lingkungan kondusif bagi kelahiran “bayi ekonomi”, yg kini telah berkembang & menyebar didunia ialah berasal dr peradaban islam, beradaban kapitalisme, & peradaban sosialisme. Pandangan-persepsi tersebut nyatanya sudah mengubah & mengiringi perkembangan paradigma ekonomi di dunia dengan-cara universal.
2.2 Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa & Negara Indonesia
Negara Indonesia sebagai serpihan dr masyarakat global dgn ideologi Pancasila yg terbuka & sistem politik, ekonomi, sosial-budaya serta hankam yg dinamis, dlm melaksanakan pembangunan dr tahun ke tahun, merasakan pengaruh dr perubahan-pergeseran dunia yg cepat & mendasar. Hal ini pastinya menenteng implikasi pada perencanaan & pengelolaan pembangunan nasional secara
keseluruhan dlm berbagai bidang & faktor kehidupan berbangsa & bernegara. Akan namun, pergeseran-perubahan itu sendiri akan besar lengan berkuasa pada perkembangan terhadap teknologi keterangan & komunikasi, ilmu pengetahuan, para cendikiawan dr banyak sekali disiplin ilmu, pelaku ekonomi dlm dunia usaha maupun perumus kebijakan di tingkat nasional. Menurut Pasaribu (2015), Semua perubahan-pergantian tersebut akan berimplikasi pada hal-hal antara lain sebagai berikut :
a) Perumus kebijakan di tingkat nasional, bahwa pergantian yg cepat & kecenderungan tak menentu serta makin ketatnya kompetisi atau kompetisi di berbagai bidang kehidupan, menuntut kenaikan taktik & langkah-langkah operasional untuk penciptaan iklim bagi dunia usaha, aparat birokrasi, perangkat aturan, infrastruktur, penciptaan sumber daya insan & sebagainya yg terus makin meningkat efisiensi & daya saingnya.
b) Pelaku ekonomi, bahwa dlm dasawarsa dua ribuan daya saing ekonomi nasional mulai meningkat, kemampuan produksi & ekspor makin membesar. Untuk itu, diharapkan segala upaya untuk menjaga & meingkatkan pasar bagi hasil produksi nasional, baik lewat perbaikan tata cara perdagangan internasional dlm kerangka multilateral, regional, & bilateral.
c) Pemerintah, yaitu baik pemerintah pusat maupun tempat dikehendaki makin memainkan tugas selaku fasilitator, pemberi dorongan & panduan pada para cendikiawan, tenaga ahli dr aneka macam disiplin ilmu serta dunia perjuangan untuk terus meningkatkan daya saing dlm skala nasional & global. Kebijaksanaan deregulasi & debirokratisasi mesti dilanjutkan, tanpa menghilangakan campur tangan yg diperlukan, khususnya yg menyampaikan arah serta mendorong prakarsa, kreativitas & partisipasi masyarakat.
d) Bagi dunia perjuangan, dituntut untuk lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar & lebih jeli mempelajari peluang-peluang yg terbuka di pasar serta menerus meningkatkan efisiensi & daya saing perusahaannya. Khusus pada globalisasi ekonomi, menuntut kelincahan dunia usaha dlm keja sama antar para pelakunya & dgn pemerintah dlm memperjuangkan kepentingan nasional di pasar dunia.
2.3 Dampak Globalisasi terhadap ekonomi
Menurut Murni (2013:234) Globalisasi ekonomi akan menjinjing efek terhadap perkembangan ekonomi, adapun pengaruh tersebut mampu dikemukakan selaku berikut
1. Dampak positif globalisasi ekonomi meliputi
a. Produksi global mampu ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dgn teori keuntungan Komparatif dr David Ricardo. Spesialisasi & perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dgn lebih efesien, output dunia bertambah & masyarakat akan memperoleh keuntungan dr keutamaan & perdagangan dlm bentuk pendapatan yg meningkat, yg selanjutnya mampu meningkatkan pembelanjaan & tabungan.
b. Meningkatkan kemakmuran penduduk dlm suatu negara
Perdagangan yg lebih bebas memungkinkan masyarakat dr berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dr luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai opsi barang yg lebih banyak. Selain itu, konsumen pula dapat menikmati barang yg lebih baik dgn harga yg lebih Rendah.
c. Meluaskan pasar untuk produk dlm negeri
Perdagangan luar negeri yg lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yg jauh lebih luas dr pasar dlm negeri.
d. Dapat memperoleh lebih banyak modal & teknologi yg lebih baik
Modal dapat diperoleh dr investasi abnormal & khususnya dicicipi oleh negara-negara meningkat lantaran masalah kelemahan modal & tenaga andal serta tenaga terdidik yg terlatih pada umumnya dihadapi oleh negara-negara meningkat .
e. Menyediakan dana suplemen untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri & banyak sekali sektor yang lain bukan saja dikembangkan oleh perusahaan ajaib, tetapi terutamanya lewat investasi yg dilaksanakan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dr bank atau pasar saham. Dana dr luar negeri utamanya dr negara-negara maju yg memasuki pasar duit & pasar modal di dlm negeri dapat membantu menyediakan modal yg dibutuhkan tersebut.
2. Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi
a. Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dr globalisasi yaitu perkembangan tata cara perdagangan luar negeri yg lebih bebas. Perkembangan ini mengakibatkan Negara- negara berkembang tak mampu lagi menggunakan tarif yg tinggi untuk menyampaikan perlindungan pada industri yg gres meningkat Dengan demikian perdagangan luar negeri yg lebih bebas menjadikan hambatan pada negara meningkat untuk menuju sektor industri domestik yg lebih singkat. Selain itu, ketergantungan pada industri-industri yg dimiliki perusahaan multinasional kian meningkat.
b. Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi condong memaksimalkan barang-barang impor. Sebaliknya apabila suatu negara tak bisa bersaing, maka ekspor tak meningkat Keadaan ini mampu memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek jelek lain dr globaliassi kepada neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor bikinan dr luar negeri cenderung mengalami defisit Investasi asing yg bertambah banyak menimbulkan aliran pembayaran laba (pemasukan) investasi ke mancanegara semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor mampu berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
c. Sektor keuangan semakin tak stabil
Salah satu imbas penting dr globalisasi yaitu pengaliran investasi (modal) portofolio yg makin besar. Investasi ini khususnya meliputi partisipasi dana mancanegara ke pasarsaham. Tatkala pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah kolam & nilai duit akan bertambah baik. Sebaliknya, tatkala harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dlm negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk & mata duit domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini mampu menjadikan efek buruk pada kestabilan kegiatan ekonomi dengan-cara keseluruhan.
d. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yg dinyatakan di atas berlaku dlm suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yg seperti ini akan meminimalisir lajunya pertumbuhan ekonomi Pendapatan nasional & peluang kerja pertumbuhannya akan kian lambat & kasus pengangguran tak dapat diselesaikan atau malah semakin memburuk. Pada alhasil, apabila globalisasi menjadikan imbas jelek pada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pemasukan menjadi makin tak adil & perkara sosial-ekonomi masyarakat makin bertambah buruk.
2.4 Upaya Merespon/Mengatasi Dampak Globalisasi Pada Bidang Ekonomi
Upaya-upaya yg dilaksanakan untuk merespon/menghadapi globalisasi ekonomi antara lain:
- Penyesuaian Kebijakan Ekonomi
Menurut Pasaribu (2015), Kebijaksanaan stabilisasi ekonomi membutuhkan pembiasaan dgn menekankan kini lebih banyak pada kebijaksanaan sektor rill mengurangi hambatan arus & bikinan barang serta jasa. Dalam menanggapi proses globalisasi ekonomi dgn masuknya tentangan menghadapi kalangan kalangan ekonomi kuat, perlu ada ikhtiar khusus memberdayakan kekuatan ekonomi lemah. Paling tak diusahakan semoga “medan juang” (playing field) setingkat dlm dunia kompetisi global. Sudut penglihatan ini menenteng balasan bahwa ada perilaku berpihak dlm menawan kebijaksanaan pembangunan. Dalam ekonomi pasar yg didorong oleh proses globalissi ekonomi, sungguh penting bahwa Pemerintah dengan-cara eksplisit menerangkan perilaku berpihak pada kalangan lemah & rentan dlm kebijaksanaan pembangunan. Ini berarti bahwa metode sekonomi yg dikembangkan adalah “ekonomi pasar dgn pencernaan”. Proses pembangunan yg berlangsung dengan-cara global sekarang ini membuktikan sifat “pertumbuhan tanpa perluaan lapangan kerja” (jobless growth) dalam mengisi pembangunan negara berkembang ini mempunyai arti bahwa perombakan struktur ekonomi dr mayarakat pertanian menjadi penduduk industri sungguhpun penting tidaklah cukup. Yang diperlukan selaku embel-embel yakni meningkatkan kemampuan industry berpengetahuan (knowledge based industry).
- Penyesuaian Pengembangan Institusi
Menurut Pasaribu (2015:495), Penyesuaian kebijakan wacana pembangunan ekonomi, memerlukan adaptasi pengembangan institusi. Pertama ialah pengembangan institusi aparatur Pemerintah. Dalam metode ekonomi pasar dgn penyusunan rencana, maka peranan pemerintah adalah penting. Namun sifat orientasi kepemerintahan perlu mengalami adaptasi :
a) Memberi pelayanan pada penduduk ditingkatkan menjadi sifat mempekerjakan penduduk melayaninya diri sendiri.
b) Kegiatan Pemerintah beralih dr pelaksanaan (excution) menjadi pembimbingan (guidance).
c) Pola kepimpinan yg ditampuh tak lagi sentralissi tetapi desentralisasi baik ke tempat maupun kekelompok masyarakat.
d) Sikap kerja yg beralih dr tindak repressif kearah preventif;
e) Visi penglihatan untuk menyaksikan proses pembangunan tak dlm jangka pendek (short tern vision) namun dlm jangka panjang (long tern vision).
- Penyesuaian Strategi
Suprijanto (2011:111) menyatakan bahwa, setidaknya ada empat taktik yg mampu dipakai negara dlm mengadapi globalisasi ekonomi diantaranya
a) Strategi otonomi nasional
Dalam seni manajemen ini negara mengurangi dlm jumlah banyak atau bahkan menghentikan sama sekali kontak dgn dunia internasional yg dianggap akan membahayakan kedaulatan & otonomi dlm pengambilan kebijakannya.
b) Strategi pengukuhan timbal balik.
Dalam seni manajemen ini, keputusan politik tetap berada di tangan negara bangsa, akan tetapi dlm proses–proses integrasi ekonomi negara tersebut kedalam pasar internasional diputuskan oleh kekuatan pasar atau non-negara, seperti masyarakat apabila berkaitan dgn perkara nilai.
c) Strategi koordinasi.
Dalam strategi ini setiap negara berupaya melakukan kerjasama biar setiap kebijakan nasionalnya bisa bersesuaian.
d) Strategi federalist mutual governance.
Merupakan taktik tatkala negara menyerahkan sebagian kedaulatannya pada institusi internasional dgn membentuk suatu organ supra-negara.
- Penyesuaian Nilai Etika
Menurut Pasaribu (2015:496), Berbagai adaptasi kebijaksanaan ekonomi & pengembangan institusi ini membutuhkan pengembangan nilai etika. Dari banyak sekali nilai luhur yg dimiliki bangsa Indonesia perlu diangkat dengan-cara eksplisit nilai-nilai sebagai berikut :
a) Penegakkan martabat kemanusian dgn pokok menghormati hidup (respect for life). Hidup & kehidupan bermatabat kemanusiaan inilah perlu dihormati.
b) Menumbuhkan keleluasaan sebagai ciri insan beradab & mencakup keleluasaan mengakatualisasikan diri dgn identitas sendiri & atas kerangka pola sendiri: kebebasan beragama, mendapatkan & menentukan keterangan, keleluasaan berfikir & mengungkapkan pendapat, keleluasaan hidup bermasyarakat menurut kerangka pola masyarakat itu sendiri.; keleluasaan berbangsa , bernegara, & bertanah air yg tegak sama tinggi dgn bangsa-bangsa lain.
c) Menegakkan keadilan yg diwujudkan melalui aturan, sehingga peraturan perundang-seruan merefleksikan rasa adil yg hidup dlm penduduk .
d) Toleransi yg menghormati hak berbeda pendapat, berlainan agama, berlawanan suku, berbeda ras, berlainan golongan. Hak untuk berbeda dlm semangat bersatu.
e) Solideritas sosial yg menumbuhkan perilaku keadilan sosial & terwujud dlm jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan yg menurun & kesenjangan di atas garis kemiskinan mangecil.
2.5 Harapan perekonomian di masa depan
Seperti yg dinyatakan Ramadhan Pohan (dalam Bisnis.com, 2013), yg menjadi impian perekonomian bangsa indonesia di masa depan yaitu,
1) Perekonomian Indonesia meningkat pesat. Hal tersebut didorong oleh besarnya penduduk berusia produktif. Terjadinya urbanisasi dr desa ke kota pula menyumbang peningkatan masyarakat kelas menengah yg membuat konsumsi & pemasukan terjadi kenaikan drastis. Diperkirakan selama 20 tahun ke depan, demografi tersebut akan bertahan dgn sebagian besar penduduk berusia produktif. Mereka akan menyumbang peningkatan kelas menengah & tentu saja mampu menggerakkan perekonomian dlm negeri.
2) Pengembangan sumber daya alam & energi yg dimiliki Indonesia di masa depan. Seperti diketahui, kekayaan energi baik fosil maupun energi terbarukan di Indonesia sangat besar potensinya. Selain itu, SDA yg dimiliki negara ini pula bermacam-macam & sungguh banyak.
3) Menguatnya metode perekonomian yg dianut Indonesia ketika ini. Yaitu system perekonomian pancasila. Sistem ekonomi ini yakni buah bentukan dr dua metode ekonomi sebelumnya; kapitalis & sosialis. Setelah diteliti, ternyata tata cara ekonomi kapitalis & sosialis ada nilai positifnya. Mereka tak mutlak jelek, oleh karena itu munculah tata cara ekonomi Pancasila yg merupakan sari-sari positif dr tata cara ekonomi liberal & etatisme. Sistem ekonomi Pancasila menjadi sistem perekonomian yg di anut Indonesia hingga dikala ini karena memang metode inilah yg paling sesuai dgn kondisi masyarakat, sumber daya & kondisi bangsa. Sistem perekonomian yg di anut Indonesia yg masih berlaku ini menyampaikan peluang yg sungguh luas bagi pemilik modal untuk berbagi usahanya untuk meraih keuntungan yg sebesar-besarnya. Negara mengakui keberadaannya. Peran negara yakni mengontrol stabilitas negara dgn mengendalikan perekonomian & mengurus sumber daya penting didalam negara itu. Negara pula melakukan kegiatan ekonomi yg sama dgn swasta yg meliputi produksi, konsumsi, & pula distribusi. Pemerintah memproduksi barang & jasa yg diperlukan masyarakatnya mirip PLN, PT KAI, PT Pos, dsb. Untuk kegiatan konsumsi yg dijalankan pemerintah meliputi perbaikan gedung, perbaikan sarana-prasarana, dsb. Untuk kegiatan distribusi atau penyaluran, pemerintah menyalurkan barang & jasa buatannya pada penduduk , seperti pelayanan sembako murah, Bulog, dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Paradigma ekonomi dunia berorientasi pada dilema klasik yakni pemenuhan keperluan hidup. Perkembangan paradigma ekonomi dunia ditandai dgn peradaban prinsip ekonomi (islam, kapitalis liberalis, & sosialis) yg berkembang pada masa yg bersangkutan.
2) Implikasi globalisasi ekonomi bagi bangsa & Negara Indonesia berimplikasi pada perumus kebijakan di tingkat nasional, pelaku ekonomi, tugas pemerintah, & tuntutan dunia usaha.
3) Secara umum globalisasi pada kenyataannya mengakibatkan pengaruh positif & negatif kepada perekonomian.
4) Berbagai upaya yg dapat dilakukan dlm merespon globalisasi yaitu pembiasaan kebijakan ekonomi, pembiasaan pengembangan industry, adaptasi seni manajemen & penyesuaian nilai etika.
5) Harapan perekonomian masa depan ialah mampu berkembang pesat, pengelolaan SDA yg mampu berdiri diatas kaki sendiri, & menguatnya system perekonomian.
3.2 Saran
Bagi Pembaca, dianjurkan agar mampu menyebarkan kajian terkait efek globalisasi pada bidang ekonomi.
Daftar Pustaka
Apridar. 2010. Teori Ekonomi, Sejarah & Perkembangannya, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hutabarat, Delina.1997. Pelajaran Ekonomi, Jakarta: Erlangga.
Murni, Aspia. 2006. Ekonomika Makro, Bandung: PT Refika Aditama.
Pasaribu, Rowland B.F. 2015. Globalisasi Dan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Tersedia pada: http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35470/ekbang_globalisasi-dan-pembangunan-ekonomi-indonesia.pdf. diakses pada tanggal 29 November 2015.
Rosyidi, Suherman. 2012. Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan pada Teori Ekonomi MIKRO & MAKRO, Jakarta: PT Raja Granfindo Persada.
Santosa, Awan. 2013. Perekonomian Indonesia, Masalah, Potensi & Alternatif Solusi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta: AR-Ruzz Media Group.
Sukirno. 2013. APEC: Harapan & Tantangan Ekonomi Indonesia. Tersedia pada: http://koran.bisnis.com/read/20130613/251/144600/apec-harapan-dan-tantangan-ekonomi-indonesia. diakses pada tanggal 30 November 2015.
Sukmayani Ratna, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijanto, Agus. 2011. Dampak Globalisasi Ekonomi Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmiah Civis Vol 1 No. 2.
Wikipedia.org. Globalisasi Ekonomi. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses pada tanggal 20 November 2015.