Pengaruh Dari Penerapan Hijau Di Industri

 oleh : Indrik (@T05-Indrik)

       Dalam menjalankan aktivitas suatu makhluk hidup memerlukan yang namanya energi DAMPAK DARI PENERAPAN HIJAU DI INDUSTRI

Abstrak

       Dalam menjalankan acara sebuah makhluk hidup membutuhkan yang namanya energi. Energi sendiri ialah kesanggupan dalam melaksanakan suatu usaha dan mengalami pergantian. Energi hijau ialah sebuah perumpamaan yang menggambarkan suatu energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Dunia industri banyak mempergunakan sumber-sumber energi, tetapi belum mampu membuat suatu keadaan yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu energi hijau menjadi hal yang patut untuk diterapkan oleh sebuah industri dalam mendukung kehijauan bumi.

Kata Kunci : energi, hijau, industry,lingkungan

Abstract

       In carrying out the activities of a living being, it requires energy. Energy itself is the ability to do something and experience change. Green energy is a term that describes energy produced from energy sources that are more environmentally friendly. The industrial world uses a lot of energy sources but has not been able to create an environmentally friendly condition. Therefore, green energy is an appropriate thing to be applied by industry in supporting the greenness of the earth.

Keywords: energy, green,  industry, environment.

Pendahuluan

       Energi hijau adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Karena itulah energi hijau meliputi semua sumber energi terbarukan (surya, angin, geothermal, biofuel, tenaga air), dan berdasarkan definisi juga harus meliputi energi nuklir walaupun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang pemikiran perihal energi nuklir masuk ke dalam energi hijau sebab nuklir mempunyai duduk perkara limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan (Petrescu, 2014).

Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan energi hijau?
  2. Apa dampak dari penerapan energi hijau?
  3. Bagaimana penggunaan energi hijau dalam dunia industry ?

Tujuan

  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan energi hijau.
  2. Untuk mengenali apa imbas dari penerapan energi hijau
  3. Untuk mengenali penerapan energi hijau dalam industry
  Jenis Dan Macam-Macam Tingkatan Pencemaran Yang Menghancurkan Lingkungan

Pembahasan

       Menurut Hidayat (2021), Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan materi basar fosil yang menimbulkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar yang lain yang menyebabkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim sudah menjadi bahaya global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi higienis (lebih minim emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus meningkat . Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini utamanya karena energi hijau masih menjadi opsi energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan de
ngan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, utamanya negara meningkat , tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih hemat biaya mirip batubara.

Namun, acara energi hijau menuai pro dan kontra dalam penerapannya di kehidupan. Sebagai sesuatu ciptaan manusia, pastinya hal tersebut memiliki dampak aktual dan negative bagi sekitarnya. Begitu juga dengan energi hijau, energi hijau mempunyai imbas positif dan negative. Seperti berikut imbas konkret energi hijau yang mampu diambil untuk kehidupan:

1. Tersedia Secara Melimpah

Sumber energi seperti angin, air, geothermal dan panas matahari akan selalu tersedia dan tidak akan pernah habis seperti batubara dan minyak bumi. Sumber ini tersebar di bumi dan kecil kemungkinannya akan habis.

2. Dapat Diperbaharui

Sumber energi hijau ini mampu diperbarui jauh lebih mudah disbanding sumber energi sebelumnya seperti fosil dan lain yang lain.

3. Ramah Lingkungan

Menurut Ghosh, pemanfaatkan sumber energi alternatif tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan alasannya adalah kebanyakan energi alternatif tidak menciptakan limbah dan polusi. Kalaupun menciptakan limbah atau polusi tidak akan sebesar sumber energi berbahan bakar fosil.

Sedangkan, Terdapat dampak negative dari penerapan energi hijau, seperti:

1. Biaya Investasi dan Instalasi Awal Mahal

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan instalasi awal penggunaan sumber energi hijau termasuk mahal. Misalnya, pengerjaan bendungan yang akan digunakan untuk PLTA dan ongkos pembuatan / pembelian Panel Surya yang sangatlah mahal untuk pembuatan PLTS.

  Penerapan Teknologi Hijau Dilingkungan Sekitar Kita

2. Kurang Dapat Diandalkan dan Kurang Efisien

Penggunaan sumber energi hijau pada umumnya bergantung pada keadaan alam dan terpengaruh oleh keadaan iklim/cuaca. Sehingga saat demam isu kemarau contohnya, maka PLTA yang menggunakan energi air tidak dapat berfungsi secara optimal alasannya debit air yang tentu saja akan menurun. Sebaliknya, dikala musim hujan, PLTS yang mempergunakan energi panas matahari tidak akan berfungsi secara maksimal alasannya sumber panas matahari sangat terbatas pada demam isu hujan. Penggunaan sumber energi yang berasal dari alam dirasa belum efisien kalau mesti menggantikan sumber energi berbahan bakar fosil. Terlebih lagi teknologi yang dimiliki Negara kita belum cukup mendukung dalam pengerjaan fasilistas dan sarana pendukung lainnya.

3. Tarif Utilitas yang Tinggi

Pembiayaan utang sulit dijamin untuk proyek energi hijau baru. Secara historis, tarif utilitas yang tinggi sehingga menyebarkan risiko utilitas di seluruh pelanggan.

       Penerapan energi hijau dalam dunia industri mampu dilihat dari adanya teknologi energi hijau atau mampu disebut juga tekknologi energi terbarukan. Dan hal tersebut bisa dilihat dari adanya penggunaan teknologi dalam panel surya atap atau pembangkit listrik tenaga surya di dunia perindustrian maupun bidang lain.  Sel surya yakni teknologi energi yang bersifat pribadi. Energi listrik mampu diciptakan tanpa adanya derma fluida bergerak mirip uap atau gas. Sel surya juga tidak membutuhkan pergerakan mekanik seperti Rankine cycle atau Brayton cycle. Atap gedung ialah bab paling atas dari sebuah bangunan atau gedung, yang permukaannya datar dan tidak ditutupi oleh langit-langit, sehingga terbuka. Atap gedung umumnya dikelilingi oleh pagar pembatas, seringnya berbentuktembok/pagar besi. tempat perkotaan yang sebagian besar ruangnya dipenuhi dengan bangunan-bangunan besar (pencakar langit), mempunyai potensi besar untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga surya.

       Menurut Ramadhan dan Rangkuti (2016) Aplikasi PLTS ini juga mampu dikerjakan di tempat perkotaan (urban areas), yaitu pada gedung-gedung perkantoran, mall, hotel, apartemen, atau rumah susun; di daerah atau kompleks perumahan (residential); di kawasan industri mirip pada pabrikpabrik; dan di kawasan-daerah yang lain mirip taman hiburan (wisata), museum, sekolah, universitas, rumah sakit, airport, stasiun, perpustakaan, dan lain sebagainya. Disamping itu, bentuk PLTS di atap gedung tersebut mempunyai keunggulan tersendiri jika daripada PLTS skala besar, diantaranya lebih gampang dan murah untuk diintegrasikan den
gan metode kelistrikan yang sudah ada, mampu memanfaatkan lahan yang ada (menghemat biaya investasi lahan), serta dapat turut menghemat beban jaringan metode yang ada.

  Mengenal Materi Baku Dan Proses Industri Kimia Terapan

Kesimpulan

       Energi adalah kesanggupan untuk melaksanakan kerja. Energi merupakan besaran yang infinit, artinya enegi tidak mampu diciptakan dan dimusnahkan, namun mampu diubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Sumber energi di bumi harus digantikan alasannya adalah terbatasnya materi bakar fosil dan disertai dengan meningkatnya kebutuhkan konsumen, alasannya itu diterapkanlah energi hijau selaku pengganti sumber energi sebelumnya. Penerapan energi hijau mempunyai pengaruh aktual seperti tersedia secara melimpah, dapat diperbaharui, dan ramah lingkungan. Namun, mempunyai efek negative mirip modal yang besar, kurang efisien, dan tarif utilitas yang tinggi.

Daftar Pustaka

Ardito, Lorenzo, dkk. 2019. The impact of public research on the technological development of industry in the green energy field. Technological Forecasting and Social Change. Volume 144, July 2019, page 23-25. Dalam https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0040162518312381 (diakses pada 8 November 2021).

Hidayat, Atep Afia. 2021. Energi Hijau. Jakarta : Universitas Mercu Buana.

(Diakses pada 12 Desember 2021)

Petrescu, F. I., & Petrescu, R. V. 2014. Nuclear green energy. IJAP, 10(1), 3-14. Dalam http://iraqiphysicsjournal.com/wp-content/uploads/2012/11/3-14.pdf (Diakses pada 12 Desember 2021)

Ramadhan, S.G., & Rangkuti, Ch. 2016. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Atap Gedung Harry Hartanto Universitas Trisakti. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Trisakti. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/173051-ID-penyusunan rencana-pembangkit-listrik-tenaga-su.pdf (diakses pada 12 Desember  2021).