close

Pengalaman Memelihara Kucing Persia Tanpa Vaksin dan Bebas Tanpa Kandang

Bismillahirrahmanirrahim – “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Kami mempunyai kucing persia yg mampu dikatakan peak nose alias hidung pesek di rumah. Kucing ini kami pelihara sejak berumur sekitar 3 bulanan.

Kucing berkelamin jantan & berwarna kuning ibarat garfield ini kami beri nama Gigsy.

Setiap harinya sejak dr kecil gigsy nyaris tak pernah kami kandangin.

Kecuali di awal-permulaan berbelanja, ketika itu gigsy masih malu-aib & suka lari ke sana ke mari sehingga simpulan nya kami perlu mengurungnya di kandang kecil selama kurang lebih 5 hari.

Kami takut gigsy akan menyelinap ke luar pagar & tak kembali karena diambil orang atau tak tau jalan pulang.

Selama dikandangi gigsy sangat rewel, mirip anak bayi yg merengek-rengek minta sesuatu, gigsy mengeong sekencang-kencangnya seperti minta dilepas dr kandangnya.

Kami pun balasannya tak tega & membiarkan gigsy bebas berkeliaran di dlm rumah & teras belakang.

Sedari kecil gigsy sudah kami biasakan pups & pis di suatu bak yg kami isi dgn pasir khusus kotoran kucing.

Kami membeli pasir yg mempunyai aroma yg wangi & dapat menyerap.

Setiap pagi kotoran gigsy ini kami bersihkan supaya tak berbau & menimbulkan basil.

Mengenai makannya kami memberikan kuliner khusus kitten dibawah 1 tahun, mengikuti saran pemilik sebelumnya (tergolong merk yg dianjurkan) sebab katanya mengandung banyak protein sehingga baik buat perkembangan.

Selain itu setiap pagi gigsy selalu makan kurma & ubi rebus yg sedang disantap oleh salah satu anggota keluarga kami & diberikan kepadanya saban hari.

Kami tak tahu apakah ini manis atau tak buat kucing tapi yg niscaya gigsy sungguh suka & cukup banyak pula makannya & sampai kini sehat-sehat saja.

  Belajar dari Pengalaman Subiantoro Mengendalikan Hipertensi

(update: banyak masakan yg mengandung karbohidrat tak baik untuk kucing alasannya adalah berdasarkan referensi yg saya baca bisa memiliki potensi ke diabetes).

Kami sungguh jarang memberi kuliner pemanis mirip ikan mentah (mampu ikan salmon). Namun kami sempat menanyakan seorang pemilik kucing persia yg cukup besar kucingnya & perawakannya mirip gigsy yg sempat kami temui di petshop, mengatakan agar kucingnya gemuk ia menyertakan masakan perhiasan berupa daging ikan salmon mentah sekali seminggu.

Oh iya hal yg agak membuat kami khawatir ialah kebiasaan gigsy disuap tatkala makan. Hal ini alasannya isteri saya sering menyuapinya dr kecil.

Kaprikornus jika tak disuap gigsy tak akan makan makanannya, & kebiasaan ini terus berlanjut sampai sekarang. Dengan kebiasaan ini gigsy menjadi sangat bergantung pada kami sekeluarga jikalau mau makan.

Buat kami tak duduk perkara menyuapinya, karena hampir setiap anggota keluarga kami bahagia pada gigsy.

Makara jikalau kami sedang tak di rumah, mampu dititipkan pada anggota keluarga yg lain.

Namun kami cemas kalau kami sedang pergi semua, gigsy sepertinya tak akan menyantap makanannya.

Selama dipelihara, Gigsy pernah bermasalah dgn kutu di badannya.

Pada badannya terlihat kutu meski dilihat dr jarak setengah meter.

Hal ini kemungkinan sebab Gigsy sering berguling di tanah & tak kami mandikan selama 2 bulan.

Biasanya ketika waktunya mandi, kami menenteng gigsy ke salah satu petshop langganan yg menyediakan fasilitas memandikan kucing.

Biaya memandikan di sana di kisaran rata-rata (tidak mahal) untuk sekali datang, sudah tergolong dgn sampo anti kutu.

Namun kali ini keadaan Gigsy sudah cukup parah dgn kutunya (alasannya adalah kelalaian kami juga), sehingga kami disarankan oleh petugas petshop agar dicukur abis bulunya, kemudian dikasih luluran obat pembasmi kutu.

  Anda Bobotoh? Cus Borong Beragam Tas Dari Klub Bola Persib

Gigsy pula terlihat agak kurus badannya alasannya selama kutuan kurang nafsu makan.

Kami pun setuju dgn saran untuk mencukur habis bulu gigsy yg setelah dicukur terlihat seperti kucing Sphinx.

Beratnya pun dikala itu sekitar 2.5 – 3 kg, kurang dr berat normal minimal 3 kg.

Lambat laun (sekitar sebulan kemudian), tubuh Gigsy mulai ditumbuhi bulu & keadaannya kembali wajar & kutunya pun sudah mampu dikatakan hampir hilang (meski tak 100%).

Selama ini gigsy tak pernah kami vaksin.

Bukan alasannya adalah kami tak mau keluar ongkos untuk vaksin, namun karena berdasarkan kami vaksin tak dapat menjamin kucing kami tetap sehat walaupun ini bukan rekomendasi dr dokter & cuma merupakan pendapat langsung.

Meskipun begitu kami pula sempat mendapat masukan dr petshop langganan kami bahwa bila tak divaksin kucing persia akan sangat rentan terhadap penyakit tergolong yg mematikan.

Alhamdulillah, sampai ketika ini gigsy yg tak pernah divaksin belum pernah mengalami penyakit yg serius sehingga mesti dibawa ke dokter hewan. Saat ini gigsy sudah berumur 3 tahun 2 bulan.

Setiap harinya sehabis makan pagi (masih tetap disuapin) gigsy akan kelayapan entah ke tetangga sebelah atau menyelinap di sudut ruangan hingga malam gres terlihat lagi.

Biasanya kalau sudah tiba ia akan menggaruk-garuk pintu kamar untuk minta disuapin makan.

Setelah itu ia akan rebahan di bersahabat-akrab kami sambil mengeong-ngeong seperti minta dielus2 seperti lazimnya kucing persia yang lain.

Demikianlah pengalaman kami memelihara kucing persia, gampang-mudahan bisa menjadi materi pertimbangan bagi pembaca yg berniat memelihara kucing jenis ini.

Terimakasih sudah berkunjung di wargamasyarakat.com.

(Update: Saat ini Gigsy sudah tak lagi bareng kami, kemungkinan sebab diambil orang alasannya kebiasaannya kelayapan keluar rumah).

  Jangan Lewatkan Manfaat Beras Merah! Cocok untuk Program Diet Anda