Persoalan perihal pendidikan, memang tidak pernah kelas sudah dialama abad Sekolah Dasar di Pontianak Indonesia. Kemudian, dengan hasil nilai yang rendah, guna mendapatkan simpati para murid lainnya, serta dalam hal ini berlanjut pada Sekolah Menengah Pertama Negeri terperinci bagaimana politik pada lingkungan RT 003 yang membuat konflik sosial dan bringas itu, begitu menjijikan bekerjsama.
Hasil dari perjuangan kelas, dari perompak kapal Batak Silaban, dan Marpaung Jawa itu dan seksualitas yang mustahil mereka raih secara seksualitas, maka apa yang diambil dalam sebuah langkah terhadap dilema sosial mereka selama hidup pada pendidikan gereja Batak itu, dan pendidikan Nasrani di Gembala Baik Kalimantan Barat.
Hasil dari otak Tionghoa Siantan dan Batak di lokal, Indonesia tepatnya Pontianak, bermacam-macam dengan mata pencaharian mereka seperti tidak melakukan pekerjaan , penghasilan rendah, pada sistem ekonomi politik, memakai produk luar negeri pula, seperti teknologi, internet, google, belajar pada budaya Timur – Barat, guna menerima kanal ekonomi, pada pembangunan di Kalimantan Barat.
Orang itu hidup kemudian, pada tahun 2011 memakai politik badan seksualitas dalam hal ini untuk menyampaikan bahwa mereka terpelajar bersekolah silaban itu, orang perompak kapal, secara fakta guna berkompetisi dengan cara yang curang seperti Tionghoa Siantan, mempelajari karakteristik Tionghoa Pontianak beda dengan DKI Jakarta, tetapi ada yang meniru.
Jelas bagaimana mereka hidup berpindah – pindah dengan kelas sosial mereka saat ini, guna mendapatkan pendidikan dokter dan komputer, dan menggangu sistem keluarga Djan di RT 003, hasil dari kolektifitas Siregar Nasrani – Protestan Indonesia, begitu menarik untuk dikaji gejala sosialnya.
Kesehatan sosial, medis, bahkan perawatan rumah sakit gila, penjara memang perlu disiapkan bagi mereka Silaban, Marpaung, Jawa, Siregar (suku), selama di Pontianak, dan bagaimana mereka memutarbalikan fakta telah terperinci tidak aneh, selaku orang suku masyarakat akhlak, dan politisi, PDI Perjuangan Gubernur Cornelis di Pontianak, Kalimantan Barat, dan perebutan kekuasaan ekonomi politik, dan budaya, untuk para laki-laki.
Berbagai catatan penyimpangan, itu menjadi catatan dari duduk perkara keadaan sosial mereka dan kehidupan sosial dalam bersaing di masyarakat, tentunya memerlukan berbagai hal terkait kondisi ekonomi politik mereka, untuk dimaklumi 2011 – 2021, dan korupsi yang terjadi itu pada tata cara pendidikan katolik, menjadi catatan dalam informasi yang terjadi.