Instagram, dan lain-lain bisa menghadirkan layanan yang membuat puas dengan tanpa biaya alias gratis. Nah, kali ini kita akan membahas wacana bagaimana Instagram mendapatkan penghasilan untuk membiayai hosting, pegawai, dan infrastruktur yang mereka miliki saat mereka tidak menambah beban penggunanya dengan ongkos sepeser pun. Dan jika mereka benar menerima uang, berapa kira-kira penghasilan yang mereka dapatkan setiap tahunnya?
Adam D’Angelo, CEO dari situs web khusus tanya jawab Quora, yang mencoba menjawab pertanyaan terkait taktik bisnis Instagram. Kebetulan, Adam juga ialah mantan penyelamat kelangsungan hidup Instagram dikala Instagram menghadapi masa-abad susah di awal kemunculannya. Namun dengan rendah hati, Adam cuma menyebut dirinya selaku ‘mantan penanam modal di Instagram’. Terlepas dari pro kontra tersebut, tidak ada yang menyangkal jikalau Adam merupakan salah satu ‘orang dalam’ yang tahu cukup banyak soal taktik bisnis Instagram.
Menurut Adam, salah satu cara Instagram mendapatkan uang adalah dari iklan yang mereka tampilkan di layanan mereka. Namun Instagram belum membuka kesempatan beriklan tersebut secara bebas. Mereka hanya mendapatkan pengiklan-pengiklan besar, dan tak lupa mereka juga menciptakan iklan tersebut tampak menarik agar tidak mengusik pandangan para pengguna mereka. Facebook, sang pemilik Instagram, pun tampaknya tidak mau terburu-buru dalam hal ini. Mereka tidak ingin Instagram kehilangan kesan ‘cool’, mirip yang terjadi pada mereka dikala ini.
Contoh iklan yang hendak dihadirkan di Instagram mampu dilihat pada contoh gambar berikut:
Dengan intensitas penerimaan iklan mirip kini, Instagram diperkirakan mampu menjangkau keuntungan sebesar 700 Juta Dollar sepanjang tahun 2015. Apalagi kalau Instagram juga mempergunakan metode targeting iklan yang dimiliki Facebook (di mana iklan hanya muncul pada pengguna-pengguna tertentu yang memang menggemari produk tersebut), maka pemasukan mereka dijamin akan makin bertambah.
Instagram bukan startup yang sudah mampu menghasilkan uang ketika Facebook membeli mereka di tahun 2013. Lalu mengapa mereka berani membelinya dengan harga 1 Miliar Dollar? Jawabannya jelas, Facebook telah menyadari betapa jumlah pengguna yang banyak, pastinya akan berbanding lurus dengan nilai sebuah perusahaan di periode depan. Sebagai isu, pada bulan Desember 2014 kemarin, Instagram gres saja mengumumkan jika jumlah pengguna mereka sudah melebihi 300 juta pengguna.
Facebook tidak terlampau ‘ngoyo’ untuk menggenjot laba Instagram ketika ini. Mereka telah mulai membuka layanan iklan pada tahun 2013, tetapi tidak menggebernya seperti suatu kendaraan beroda empat balap saat start. Namun jika kita bermain hitung-hitungan, hasil pemasukan Twitter pada tahun 2014 saja mampu mencapai 1,4 Miliar Dollar di tahun 2014. Apabila Instagram juga memaksimalkan penerimaan iklan mereka, plus mempertimbangkan jumlah pengguna aktif yang lebih banyak dibanding Twitter, maka laba Instagram bisa jauh melebihi dari 1,4 Miliar Dollar. Dengan begitu, bisa tertutuplah modal yang dikeluarkan Facebook saat membeli Instagram.
Menurut Cowen & Co, pendapatan Instagram pada tahun 2020 mampu mencapai 5,8 Miliar Dollar per tahun. Angka ini didapat setelah mempertimbangkan migrasi pemasangan iklan yang mulai dimulai dari TV ke Media Digital. Bila dijual saat ini, diperkirakan Facebook bisa menerima dana segar sebesar 33 Miliar Dollar dari hasil pemasaran startup fotografi tersebut. Tapi ini belum dapat dicicipi manfaatnya dikala ini oleh Facebook.