Daftar Isi
PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA
Oleh : Rifki Alfarizi (@V25-Alfarizi)
- Latar Belakang
Air merupakan unsur lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak mampu terlepas dari kebutuhan akan air. Air ialah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi bencana bilamana tidak tersedia dalam keadaan yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Air yang relatif 2 bersih sangat didambakan oleh insan, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari, untuk kebutuhan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Dewasa ini, air menjadi problem yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang bagus sesuai dengan kriteria tertentu, ketika ini menjadi barang yang mahal, sebab air sudah banyak terkontaminasi oleh beragam limbah dari aneka macam hasil kegiatan insan. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. - Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka goresan pena ini bertujuan untuk mengupas mengenai pencemaran air. Secara khusus, akan dibahas sumber, efek dan penganggulangan pencemaran air yang tidak lepas dari pengertian dan persfektif aturan dari pencemaran air serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya klarifikasi perihal imbas pencemaran air beserta penanggulangannya, maka akan muncul kesadaran dari kita semua. Yang pada akibatnya pencemaran mampu dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman.
- Pengamatan secara fisis, ialah pengamatan pencemaran air menurut tingkat kejernihan air (kekeruhan), pergantian suhu, warna dan adanya pergeseran warna, anyir dan rasa.
- Pengamatan secara kimiawi, yakni observasi pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, pergantian pH.
- Pengamatan secara biologis, yaitu observasi pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, khususnya ada tidaknya kuman pathogen.
Indikator yang umum dikenali pada investigasi pencemaran air ialah pH atau fokus ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), keperluan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
an air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida.
a. Limbah Manusia
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013, ternyata 780 juta penduduk (sekitar 11 persen dari populasi dunia) tidak memiliki akses terhadap air bersih (air minum). Sedangkan 2,5 miliar ( sekitar 40 persen dari populasi dunia) ternyata tidak memiliki akomodasi sanitasi yang layak (tidak mempunyai toilet, tidak memiliki toilet yang layak). Dari data tersebut sudah mampu disangka bahwa Sebagian limbah manusia memasuki tempat perairan tanpa mengalami pembuatan terlebih dulu, sehingga terjadi pencemaran kepada air permukaan dan air bawah tanah.
b. Limbah Nutrisi
Secara teori dan praktek limbah dapat dikelola dan dijadikan kompos atau pupuk, dengan demikian terjadi pengembalian nutrisi ke lingkungan. Di mana nutrisi seperti nitrogen dan fosfor akan dimanfaatkan kembali oleh mikroorganisme dan makroorganisme di sekitar perairan. Persoalan mendasar ialah jumlah limbah yang masuk atau dimasukkan ke perairan dalam volume yang sungguh besar, sehingga kemampuan sumberdaya perairan untuk merehabilitasi dirinya sendiri menjadi terlampaui. Dapat diistilahkan lebih besar pasak daripada tiang, sehingga yang terjadi yakni kondisi lingkungan menjadi semakin memprihatinkan, kotor, tidak terawatt bahkan condong membahayakan.
c. Air Limbah
Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, senantiasa berpindah, dan tidak pernah membisu. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya (Said, 2011). Selain itu akses air yang keluar dari pabrik biasanya mengeluarkan limbah industri, yang mengalir ke tubuh-badan air mulai selokan, parit, sungai, bahkan sampai ke lautan. Sejak tahun 1970-an telah mulai muncul kesadaran akan pentingnya pengelohan limbah cair yang dirintis oleh Environmental Protection Agency (EPA), Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia sudah diterbitkan antara lain Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Baku kualitas limbah cair tersebut mencangkup 21 jenis industry.
d. Limbah Kimia
Beberapa acuan limbah kimia yang menimbulkan pencemaran air dan sungguh beracun ialah polychlorinated biphenyls (PCB). Berdasarkan catatan Greenfact (2003), sekitar 10 persen dari PCB yang dibuat sejak tahun 1929 masih tetap ada di lingkungan dikala ini. Sekitar 209 macam molekul PCB sudah sukses dibuat, yaitu dengan memakai atom karbon, hidrogen dan klor. Penggunaan dan buatan PCB saat ini dihentikan atau dibatasi di banyak negara. Penggunaan PCB contohnya untuk peralatan listrik, pelapis permukaan, tinta dan cat. Limbah yang mengandung PCB biasanya dibakar atau disimpan ditempat pembuangan sampah. Namun PCB ini sangat gampang larut dalam air, sehingga dalam satu observasi terbukti pada acuan burung dan ikan yang ada di Arktik (salah satu kawasan di kutub Utara), kasatmata mengandung PCB (Woodford, 2014). Dengan demikian, PCB sebagai polutan telah menempuh jarak ribuan mil melalui lautan. PCB tersebut mampu saja berasal dari Rusia, Alaska, Kanada, Islandia atau Nonlvegia.
Jenis polutan yang lain yang berpotensi meracuni ekosistem perairan yakni logam berat mirip cadmium (Cd), merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Arsen (As). Saifullah (2013) menerangkan, bahwa beberapa masalah pencemaran air yang mengakibatkan korban insan seperti pada akhir tahun tahun 1950, adalah mewabahnya penyakit yang sungguh menakutkan, yang populer sebagai pemyakit itai-itai (aduh-aduh). Lokasi penyebaran penyakit sekitar tiga km di sepanjang Sungai Jintsu, Toyama, Jepang. Penyebabnya ternyata Sungai Jintsu telah tercemar polutan, terutana cadmium (Cd) yang bersumber dari limbah pertambangan seng (Zn). Hasil observasi memperlihatkan, bahwa kadar Cd dalam beras dari pesawahan di Toyama 10 kali lebih tinggi dengan beras dari daerah lainnya. Hal itu memberikan, bahwa pesawahan di sekeliling Toyama mendapat pengairan dari Sungai Jintsu yang sudah tercemar salah satu logam berat tersebut.
e. Limbah Radioaktif
Menurut WNA (2015), tujuan utama dalam mengurus dan mencampakkan limbah radioaktif (atau yang lain) ialah untuk melindungi penduduk dan lingkungan. Hal tersebut bermakna mengisolasi atau menipiskan limbah sehingga tingkat atau konsentrasi dari setiap radionuklida kembali ke biosfer tidak berbahaya. Untuk itu, hampir semua limbah yang menjalani pengelolaan, beberapa di antaranya membutuhkan perlakuan berupa penguburan secara permanen. Sementar di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak diperbolehkan menyebabkan pencemaran yang membahayakan. Pada dasarnya semua limbah beracun mesti dikontrol dengan baik, bukan cuma limbah radioaktif. Sementara di negara-negara yang mempunyai kekuatan nuklir, limbah radioaktif kurang dari satu persen dari total limbah beracun yang dibuang industri.
f. Limbah Minyak
Penyebab pencemaran air yang tak kalah pentingnya yakni limbah minyak. Industri minyak bumi memiliki peluangsebagai sumber imbas kepada pencemaran air, tanah dan udara baik secara eksklusif maupun tidak pribadi. Minyak yang merembes ke dalam tanah dapat mengakibatkan tertutupnya suplai oksigen dan meracuni mikroorganisme tanah sehingga menimbulkan akhir hayat mikroorganisme tersebut. Tumpahan minyak di lingkungan mampu mencemari tanah dan perairan hingga ke
kawasan sub-surface dan lapisan aquifer air tanah. Jumlah tanah yang terkotori minyak bumi yang dihasilkan dalam proses bikinan minyak sudah berkembangribuan ton setiap tahun di lndoesia (Yudono, dkk, 2009). Sementara berdasarkan Prince (2003), Hidrokarbon minyak bumi ialah kontaminan yang paling luas yang mencemari lingkungan. Kecelakaan tumpahan minyak yang terjadi sering menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Tingkat pencemaran yang berat mampu membunuh berbagai jenis organisme air atau tanah dan menjadikan lingkungan mengalami kerusakan yang bersifat permanen.
g. Limbah Plastik
Limbah plastik merupakan salah satu sumber polutan yang menimbulkan pencemaran air, baik di lautan, sungai, danau dan badan perairan yang lain. Bahkan limbah plastik mengancam eksistensi air tanah, utamanya dengan kemampuannya untuk membatasi inflltrasi air hujan masuk ke dalam pori-pori tanah. Jika diakumulasikan secara keseluruhan, ratusan km2 lahan di permukaan Bumi ini tertutup oleh plastik yang salah satu sifatnya sulit diuraikan.
Komponen Pencemaran Air
Saat ini hampir 10 juta zat kimia sudah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia sudah dipakai secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai pola ialah pestisida yang biasa dipakai di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau PCBs yang umum dipakai pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan persoalan indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut memilih bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), unsur pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian mampu dikelompokkan selaku bahan buangan:
- padat
- cairan berminyak
- organic dan olahan bahan kuliner
- berbentukpanas
- anorganik
- zat kimia
Dampak Pencemaran Air
- efek terhadap kehidupan biota air.
- efek kepada kualitas air tanah.
- efek terhadap kesehatan.
- dampak terhadap estetika lingkungan.
- Dampak kepada kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang memerlukan oksigen terusik serta meminimalisir perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan dan tanaman air. Akibat matinya kuman-kuman, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi susah terurai. Panas dari industri juaga akan menjinjing efek bagi kematian organisme, kalau air limbah tidak didinginkan dulu.
- Dampak kepada kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform sudah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak observasi yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
- Dampak kepada kesehatan
Peran air selaku pembawa penyakit menular beragam antara lain :
– air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
– air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
– jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak mampu membersihkan diri
– air selaku media untuk hidup vector penyakitAda beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di tempat-kawasan. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar jikalau mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang mampu menyebar lewat air antara lain, basil, protozoa dan metazoa.
- Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin terkotori yang biasanya ditandai dengan bacin yang menyengat disamping tumpukan yang mampu mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat meminimalkan estetika. Selain anyir, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan mengakibatkan penumpukan busa yang sungguh banyak. Inipun mampu mengurangi estetika.
ndangan ini hendaknya mampu menawarkan citra secara terang ihwal kegiatan industri yang akan dijalankan, contohnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan aktivitas dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri kepada perlakuan buangannya, contohnya dengan mengubah proses, mengurus limbah atau menambah alat bantu yang dapat meminimalisir pencemaran.
- Mengelola penggunaan detergen dengan baik Detergen ialah salah satu produk yang mengandung banyak zat kimia yang merepotkan terurai sehingga beresiko menyebabkan pencemaran air. Oleh alasannya itu, dalam memakai detergen untuk mencuci pakaian, ada baiknya Anda mengurus penggunaannya dengan baik. Selain itu, pilih pula detergen yang sisa zat kimianya umumterurai dengan baik alias ramah lingkungan.
- Mengolah dan membuang limbah rumah tangga dengan sempurna Mencegah problem pencemaran air juga mampu dijalankan dengan menerapkan beberapa kebiasaan baik. Salah satunya ialah dengan mengolah serta mencampakkan limbah rumah tangga dengan tepat. Hindari mencampakkan sampah rumah tangga ke sungai atau danau alasannya hal tersebut mampu mengganggu keberlangsungan ekosistem di lingkungan itu sendiri. Selain itu, kelola sampah dengan baik, misalnya memisahkan sampah organik dan anorganik.
- Mengganti bahan kimia pemberantas hama dengan memanfaatkan musuh alami dan parasitoid Sebenarnya, produk kimia pemberantas hama seperti insektisida dan sejenisnya mampu diganti dengan memakai cara alternatif lainnya. Cara alternatif yang dimaksud ialah dengan menggunakan lawan alami dan parasitoid. Dengan salah satu upaya penanggulangan pencemaran air ini, lingkungan menjadi lebih kondusif dan tidak meninggalkan dampak jelek bagi kesehatan.
- Mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik dan kompos Salah satu cara yang bisa dilaksanakan untuk mencegah dan menangani persoalan pencemaran air ialah dengan menghalangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk kimia ialah salah satu produk yang memiliki kandungan nitrat dan fosfat tinggi. Jika dipakai secara berlebihan, zat tersebut mampu menyebabkan pencemaran air. Sebaliknya, menggunakan pupuk organik atau pupuk kompos akan tetap menunjukkan imbas kesuburan tanah tanpa menciptakan resiko pencemaran air.
- Mengolah limbah cair dari industri atau pabrik Pabrik atau industri merupakan salah satu pola sumber pencemaran air. Oleh sebab itu, mengurus limbah cair yang dialirkan ke sungai atau lainnya yakni hal yang penting untuk diamati. Anda sendiri mampu menetralkan, mengendapkan, atau menyaring limbah tersebut sebelum dialirkan ke sungai, danau, atau bahkan laut.
- Membuat penampungan limbah (septic tank) Baik rumah tangga maupun perkantoran mesti memiliki bak penampungan limbah alias septic tank yang mencukupi. Dengan begitu, masalah pencemaran air oleh limbah buangan setiap harinya mampu teratasi. Selain itu, penanggulangan pencemaran air dengan septitank atau kolam penampungan limbah ini juga perlu dipraktekkan untuk area khusus mirip rumah sakit dan tempat peternakan.
- Menangkap ikan dengan cara alami Biasanya, orang yang lebih mengutamakan hasil instan dalam mencari ikan akan mempergunakan materi peledak untuk mendapatkan banyak hasil tangkapan. Namun, hal ini bukanlah cara yang tepat alasannya adalah materi peledak mengandung aneka macam zat kimia berbahaya yang mampu tertinggal di air dan mengakibatkan pencemaran air. Anda bisa berkontribusi dalam upaya menangani pencemaran air dengan menggunakan cara alami dalam menangkap ikan. Cara alami yang dimaksud mampu memakai jala atau pancing. Dengan begitu, regenerasi ikan dalam berlanjut dengan baik.
- Membuat penyusunan rencana AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Upaya yang terakhir pada bahasan kali ini adalah menerapkan perencanaan AMDAL dengan baik. Upaya ini wajib diperhitungkan dikala melakukan pembangunan berukuran besar mirip pembangunan kawasan industri. Dengan menerima analisis efek lingkungan dari pembangunan industri tersebut, pihak yang membangun industri terkait bisa menerapkan cara penanggulangan pencemaran air yang sempurna agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan.
Referensi
- Achmadi, Umar Fachmi, Prof. Dr.MPH, Ph.D, Peranan Air Dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat, http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/informasi/200104/lap-perananair.pdf., dikunjungi 5/3/2004.
- Air Kita Diracuni, http://www.walhi.or.id/Indonesia/kampanye/Air/airdiracuni.htm, dikunjungi 21/3/2004.
- Bali Post, 14 Agustus 2003, Penggunaan Pestisida Pengaruhi Air, , dikunjungi 5/3/2004.
- Pikiran Rakyat, 8 Juni 2003, Kemarau Tiba Saguling Makin Tercemar, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0603/08/0106.htm, dikunjungi 21/3/2004.
- Pikiran Rakyat, 25 Agustus 2003, Penambangan Emas Ciherang Cemari Lingkungan Warga, http://www.fikiran-rakyat.com/cetak/0803/25/0301.htm, dikunjungi 14/3/2004.
- Republika Online, 17 Peb. 2003, Penelitian KIRJU: Pencemaran, Kerugian Bagi Nelayan dan Petambak, http://www.forek.or.id/rincian.php?rubrik=pendidikan&beritaID=1207, dikunjungi 23 21/3/2004.
- Setiawan, Hendra, Agustus 2001, Pengertian Pencemaran Air Dari Perspektif Hukum, http://www.menlh.go.id/airnet/Artikel01.htm, dikunjungi 7/3/2004.
- Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset Jogyakarta, Jogyakarta.
- Warlina, Lina, 1985, Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah, FMIPA Universitas Indonesia, Jakarta