Pembelajaran Sentra (Learning Center) Untuk Anak Usia Dini –Pembelajaran sentra yakni sebuah wadah yg disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak dgn cara mengalirkan materi pembelajaran yg sudah disusun dlm bentuk rencana kegiatan harian.
Rangkaian kegiatan itu mesti saling berhubungan & saling mendukung untuk mencapai tujuan mencar ilmu harian & tujuan belajar pada semua pusat dlm satu hari harus sama. Setiap sentra mempunyai center point & semua mengacu pada tujuan pembelajaran yg telah direncanakan tim guru.
Tidak ada kewajiban bagi lembaga PAUD untuk menyiapkan banyak pusat, bergantung dr kesanggupan lembaga & kesiapan guru. Hal yg perlu diamati ialah bagaimana tujuh kecerdasan dasar sesuai dgn teori Kecerdasan Jamak yg dicetuskan Howard Gardner & enam domain berfikir pada anak sebagaimana unsur yg dibangun dengan-cara terpadu melalui kegiatan-kegiatan di pusat.
Kegiatan sentra dijalankan dgn tema-tema belajar yg serentak & akan berganti dlm periode tertentu. Setiap pusat pula dengan-cara terpadu membangun anak dgn menawarkan peluang pada anak untuk melaksanakan tiga (3) jenis main, yaitu main sensorimotor, main tugas, & main pembangunan.
Dalam pendekatan Sentra, ada tahapan-tahapan yg perlu diperhatikan, mulai saat anak memasuki lingkungan sekolah kalangan mainnya sampai menuntaskan kegiatan bermain & kembali menuju rumah.
Setiap tahapan itu terekam dlm laporan harian kegiatan guru, yg akan menjadi bahan untuk mengukur kemajuan anak, serta pada alhasil menunjukkan respond & stimulasi yg sempurna supaya kemampuan anak berkembang dengan-cara maksimal.
Secara garis besar, perekaman kesanggupan setiap anak mengacu pada tolak ukur kesanggupan pembagian terstruktur mengenai yg dibangun melalui serangkaian aktivitas yg memakai benda-benda (mainan) aktual. Dengan benda- benda itu anak mengenal warna, bentuk & ukuran. Secara bertahap pula anak berguru untuk mengenal ciri-ciri, gejala & sifat-sifat benda & kejadian.
Daftar Isi
Pembelajaran Sentra (Learning Center) Untuk Anak Usia Dini
Untuk penataan versi pembelajaran Senta Lihat Disini
Kemampuan mengklasifikasi dibangun, baik saat bermain maupun saat merapikan mainan. Terbangunnya kemampuan pembagian terstruktur mengenai pada hal-hal yg konkret yaitu bekal mutlak anak supaya kelak mereka bisa mengkasifikasi hal-hal yg absurd, bisa membedakan mana yg benar & mana yg salah, serta sudah biasa menyikapinya dgn tepat.
Dalam hal penerapan disiplin, contohnya, sering guru atau orangtua menghadapi msalah atau bahkan tak tahu lagi bagaimana upaya mendisiplinkan anak. Keadaan ini biasanya bermuara pada hukuman, yg biasanya justru kontra produktif bagi pertumbuhan anak.
Yang kerap tak disadari oleh orangtua atau guru adalah, bagaimana anak sanggup melaksanakan sesuatu sesuai dgn aturan atau yg sering diketahui hidup yg berdisiplin, jika ia belum mempunyai tumpuan yg kuat menyangkut makna disiplin.
Sentra menolong anak mendapatkan rujukan itu, antara lain, dgn cara simulasi pribadi menyangkut sebuah aturan. Anak menjadi mengerti kenapa & untuk apa aturan itu dibentuk.
Contoh, pada dikala main balok, anak mencar ilmu mengerti bahwa balok digunakan untuk membangun. Jika balok digunakan untuk hal lain bisa menyebabkan ancaman bagi diri sendiri maupun orang lain sebab sifat & bentuknya, yaitu terbuat dr kayu & mempunyai sudut.
Contoh lain, aturan supaya anak berlangsung jikalau berada dlm ruangan. Jika anak berlari, maka bisa mengakibatkan tabrakan, baik dgn orang maupun dgn benda-benda. Anak diajak untuk memperoleh pemahaman bahwa berlari bisa dijalankan di lapangan berumput, alasannya adalah disana tak banyak orang-orang maupun benda-benda & jikalau ia jatuh tak akan berbahaya.
Salah satu elemen penting yg membedakan pendekatan pusat dgn pendekatan kelas tradisional ialah pengajaran tak langsung (non-direct teaching). Pada program ini guru tak memerintahkan, tak melarang & tak boleh murka pada anak.
Apapun yg dikerjakan oleh anak itu timbul dr anak itu sendiri, guru mampu membantu dgn memperlihatkan pijakan pada anak. Pendekatan Sentra menekankan proses pembelajaran yg berpusat pada anak, sedangkan guru lebih berfungsi selaku motivator & fasilitator.
Dalam pendekatan Sentra, anak dirangsang untuk aktif berguru melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berkonsentrasi pada anak sebagai subyek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator & fasilitator dgn menunjukkan pijakan- pijakan (Scaffolding).
Pijakan itu mampu digambarkan mirip dlm proses pengecoran bangunan bertingkat. Untuk mendapatkan kondisi lantai potongan atas yg kuat, diperlukan tiang-tiang penyangga dikala mengecornya. Bila betonnya sudah keras, maka bangunannya telah kuat, tiang-tiang penyangga mampu dilepas alasannya tak diperlukan lagi.
Semua itu dikerjakan selama anak bermain. Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk bermain dengan-cara aktif & kreatif di pusat- sentra pembelajaran yg tersedia guna membuatkan dirinya.
Sentra dipakai selaku wadah kegiatan bermain anak. Dengan Sentra, kesanggupan & keterampilan anak dibangun lewat bermain tanpa tekanan & paksanaan dr guru & lingkungan. Anak tak disuruh duduk rapi & tangan dilipat di atas meja untuk menyimak pengajaran guru.
Sentra menciptakan anak berguru dgn bangga & bahagia. Suasana tenteram & menggembirakan sangat direkomendasikan. Karena, jikalau anak dlm kondisi stress, kecewa, murung atau murka (emosi negatif), maka ia tak akan dapat belajar.
Berdasarkan teori yg lahir dr observasi kemajuan otak, otak pusat berpikir manusia tak akan berfungsi jika dlm kondisi emosi. Dengan memposisikan anak selaku subjek bukan objek, mampu membuat seluruh potensi kecerdasan bisa dibangun & membuat mereka akan berkembang menjadi anak yg inovatif.
Elemen penting lain dlm pendekatan pusat yakni perhatian intensif pada evaluasi perkembangan kesanggupan anak dengan-cara individual. Elemen ini mengharuskan adanya aktivitas perekaman pertumbuhan anak dengan-cara perorangan setiap hari. Secara kontinyu hasil perekaman itu menjadi materi untuk respons atau stimulasi selanjutnya.