Pembakaran Fosil Dan Pencemaran Udara

 

PEMBAKARAN FOSIL DAN PENCEMARAN UDARA
(KIMIA DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI)

 

Sebuah postingan oleh Aditya Rafi Nugroho,

Program studi Teknik industri, fakultas Teknik, universitas Mercu Buana.

Email : ditoynugroho@gmail.com

 

ABSTRAK

Kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun akhir proses alam menimbulkan mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu sehingga menimbulkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Semakin meningkatnya pertumbuhan sebuah kota beriringan dengan meningkatnya acara insan dan bertambahnya jumlah kendaraan di perkotaan maka menyebabkan komposisi udara ambien mengalami perubahan kualitas. Terjadinya penurunan mutu udara juga diakibatkan kendaraan bermotor di jalan yang padat. Akibat penurunan kualitas tersebut mampu mengusik dan membahayakan lingkungan sekitar terutama insan, hewan serta flora.

ABSTRACT

Human activities directly or indirectly or as a result of natural processes cause air quality to drop to a certain level, causing the environment to become less or unable to work according to its designation. The increasing number of cities along with human activities and the increasing number of vehicles that occur will result in the composition of the environmental air experiencing changes in quality. The decrease in air quality is also due to motorized vehicles on congested roads. As a result of the decrease in quality, it can disturb and endanger the surrounding environment, especially humans, animals and plants.

 

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pembakaran fosil dan dampaknya ?

2. Apa saja yang dikeluarkan oleh pembakaran fosil untuk pembangkit listrik?

TUJUAN

1. Untuk dapat mengetahui arti pembakaran fosil dan dampaknya.

  Latar Belakang Industri Hijau

2. Untuk mampu mengenali apa saja yang dikeluarkan oleh pembakaran fosil.

 

ISI

1. Pengertian dari Pencemaran Udara

         Pencemaran udara yaitu keadaan dimana udara disekitar kita tidak murni lagi, mengandung berbagai macam substansi yang bersifat fisika, kimia, maupun biologi yang jumlahnya sungguh banyak, sehingga mengakibatkan ancaman bagi kelangsungan hidup insan dan makhluk hidup yang ada di bumi.

2. pencemaran udara karena pembakaran fosil.

Selain menciptakan energi, pembakaran sumber energi fosil (contohnya: minyak bumi, kerikil bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang menjadikan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NO2 (Nitrogen oksida) yaitu pelepasan gas NO2 ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NO2 berasal dari acara insan (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (contohnya acara mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NO2 tersebut menjelma asam nitrat (HNO3) yang dapat mengakibatkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) ialah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NO2di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menjadikan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NO2 dan SO2 ke udara mampu bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam berpengaruh. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan wajar ”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi kemajuan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung mengakibatkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

  Industri 4.0 Dan Dampaknya

Smog ialah pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NO2, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan acara industri. Smog dapat menyebabkan batuk-batuk dan pastinya dapat membatasi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 ialah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut mengakibatkan kadar gas rumah beling di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah beling dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut mampu menyebabkan pergeseran iklim dan kenaikan permukaan air maritim.

Emisi CH4 (metana) yakni pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, alasannya adalah bagian utama dari gas bumi yakni gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah beling yang menimbulkan pemasanan global.

Batu bara selain menciptakan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton kerikil bara menciptakan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk menerima jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan meraih 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

KESIMPULAN

Polusi udara akan menganggu tata cara pernafasan. Kualitas udara yang buruk akan menganggu metode pernafasan badan dalam menyerap oksigen dan mencampakkan karbondioksida ke luar badan sebab masuknya zat lain yang bersifat negatif ikut masuk dalam sistem pernafasan. Keperluan udara oleh badan yaitu untuk menawan oksigen yang akan digunakan dalam proses metabolisme badan menghasilkan energi secara sistem aerobik untuk digunakan dalam melakukan pekerjaan . Oleh alasannya itu, kualitas fungsi paru dan mutu udara menjadi mutlak dalam mempertahankan kesehatan tubuh. Senam pernafasan mampu menjadi penyelesaian untuk mengembangkan mutu sistem pernafasan dalam mempertahankan kinerja karyawan maupun pasien penyakit pernafasan.

  Pencemaran Lingkungan

DAFTAR PUSAKA

Purba, M. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Indriyani, Asfiati Sri. 2018. Pencemaran Udara Akibat Kinerja Lalu-Lintas Kendaraan Bermotor di Kota Medan. Jurnal Permukiman Vol.13 No.1 Mei 2018. Sumatera Utara : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Dalam : file:///C:/Users/Agisna/Documents/MERCU%20BUANA/KIMIA%20DAN%20PENGANTAR%20TEKNIK%20INDUSTRI/acuan/10/274-880-1-PB.pdf. (diunduh pada 5 November 2021).