Pembahasan Ushul Fiqh Tentang Amar (1)


Amar adalah usul melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya terhadap yang lebih rendah derajatnya. Dalam AMR terdapat beberapa kaidah yaitu :
1.
الأصل في الأمر للوجوب الا ما دل الدليل علي خلافه
“Asal dalam perintah itu hukumnya wajib kecuali terdapat dalil yang menerangkan ihwal perbedaannya” mirip firman Allah Swt :
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
” Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat !” (QS. an-Nisa : 77)
2.
ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﺮ ﻻ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﺍﻟﺘﻜﺮﺍﺭ ﺇﻻّ ﻣﺎ ﺩﻝ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺧﻼﻓﻪ
“Asal dalam perintah itu tidak mesti diulangi kecuali terdapat dalil yang menerangkan ihwal perbedaannya” seperti firman Allah Swt :

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
” Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah Karena Allah. “ (QS. al-Baqarah :196)

3.
ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﺮ ﻻ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﺍﻟﻔﻮﺭ
“Asal dalam perintah itu tidak mesti spontan” sebab bahwasanya tujuan yang diminta adalah melaksanakan perintah dengan tidak memilih waktu pelaksanaannya pada masa permulaan bukan pada kurun kedua
4.
ﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻟﺸﻴﺊ ﺃﻣﺮ ﺑﻮﺳﺎﺋﻠﻪ
“Memerintah sesuatu mempunyai arti juga memerintah melakukan wasilah (perantara) nya,” contohnya : perintah melaksanakan sholat juga berarti perintah untuk bersuci sebelum sholat, sebab sholat tidak sah bila tidak bersuci.
5.
ﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻟﺸﻴﺊ ﻧﻬﻲ ﻋﻦ ﺿﺪﻩ
“Memerintah sesuatu mempunyai arti juga melarang yang berlawanan dengan sesuatu itu” mirip firman Allah Swt :
ﻭ ﻗﻮﻟﻮﺍ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺣﺴﻨﺎ
“Dan ucapkanlah kata-kata yang bagus terhadap insan,” (QS. Al-Baqarah : 83) Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang bagus kepada insan bermakna larangan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
6.
ﺇﺫﺍ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﺭ ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻬﻪ ﻳﺨﺮﺝ ﺍﻟﻤﺄﻣﻮﺭ ﻋﻦ ﻋﻬﺪﺓ ﺍﻷﻣﺮ
“Jika apa yang diperintahkan telah dijalankan, maka orang yang diperintah telah keluar dari tanggungan perintah itu.”

Misalnya : jikalau seseorang dengan tidak adanya air ia bertayammum dan melakukan sholat, maka tidak harus melaksanakan qadha sholat jika dia telah menemukan air.