Sistem Biaya Tradisional
Dalam sistem secara tradisional mampu dilihat bahwa ongkos–ongkos yang terlibat lazimnya hanya biasa eksklusif saja, yakni ongkos tenaga kerja dan biaya material. Namun seiring dengan berjalannya waktu timbul ongkos–ongkos yang bisa di golongkan kedalam ongkos langsung. Biaya–biaya tersebut seperti biaya reperasi, perawatan, utilitas, dan lain sebagainya. Sistem ongkos akan membebankan ongkos tidak langsung terhadap basis alokasi yang tidak representatif.
Untuk mengenali apakah sistem biaya sebuah organisasi memerlukan perbaikan, menurut Dauglas T. Hicks, terdapat beberapa karakteristik yang mampu sigunakan sebagai petunjuk, yakni :
1. Presentase dari ongkos tak langsung menjadi bagian besar dari total ongkos, atau ongkos overhead meningkat terus menerus beberapa tahun terakhir. Kecenderungan yang terjadi pada tahun–tahun terakhir dari suatu perusahaan ialah penggantian yan gberulang oleh tenaga kerja dengan teknologi. Biaya teknologi makin besar, ongkos buruh yang dibutuhkan menjadi makin rendah. Hasil akhirnya yakni biaya yang lebih besar akan dialokasikan terhadap basis yang lebih kecil
2. Operasi-operasi yang memakai tenaga kerja pribadi telah digantikan oleh mesin-mesin otomatis. Penambahan peralatan yang bisa berjalan tanpa bantuan tenaga kerja pribadi mampu menyebabkan distorsi pada distribusi ongkos tak langsung, jikalau tenaga kerja eksklusif tetap digunakan selaku basis alokasi oleh perusahaan.
3. Banyak operasi yang mampu dilakukan dengan sedikit intervensi manusia.Banyak operasi memiliki waktu siklus yang signifikan, dimana hal ini mampu dilihat dengan hanya sedikit perhatian yang diharapkan dari pekerja dan pada saat seperti itulah biaya tidak didasarkan pada proses, tetapi pada set up dan tenaga kerja pribadi, maka akan terjadi kesalahan pada distribusi biaya.
4. Adanya manusia menggunakan mesin dan mesin memakai manusia. Pada banyak fasilitas terdapat beberapa operasi dimana pekerja dibantu perlengkapan dalam melaksanakan aktivitasnya dan pekerja memegang kontrol, disamping itu juga ada operasi dimana pekerja melaksanakan aksi sederhana sebagai material handling untuk peralatan yang sedang bekerja. Dua situasi yang berbeda ini membutuhkan distribusi ongkos dengan pendekatan yang berlainan, Jika cuma satu metoda yang dipakai maka akan terjadi kesalahan dalam pembebanan ongkos.
Pada tata cara ongkos tradisional, dalam mengalokasikan biaya pabrik tidak pribadi ke unit buatan, namun ditempuh cara sebagai berikut: yaitu pertama dilakukan alokasi ongkos keseluruh unit organisasi yang ada, sesudah itu biaya unit organisasi dialokasikan lagi kesetiap unit buatan. Unsur-unsur biaya bersama dialokasikan secara proporsional dengan memakai suatu indikator atau aspek pembanding yang cocok, sedangkan unsur-komponen biaya yang yang lain dialokasikan secara pribadi, sesuai dengan perhitungan langsungnya masing-masing.
Pada perusahaan industri yang menciptakan beberapa macam produk, lazimnya terjadi aneka macam jenis komponen ongkos adonan yang harus dialokasikan kesetiap produk campuran yang bersangkutan pada titik pisahnya masing-masing.