Qada dan Qadar disebut juga dengan takdir, karena takdir ialah sebuah ketetapan yang sudah Allah swt tetapkan dan diberikan terhadap seluruh makhluknya utamanya manusia semenjak sebelum beliau terlahir kedunia, termasuk seluruh penciptaan yang ada di semesta alam ini telah diputuskan kapan masanya harus mulai dan kapan harus rampung.
Adapun takdir terbagi dua macam, yang pertama : Takdir Mubram, yakni takdir yang telah tidak bisa lagi dirubah mirip halnya ajal alasannya adalah hal ini sudah paten waktu dan masanya. Kedua yakni takdir Mu’allaq, ialah takdir yang masih mampu di usahakan mirip contohnya seseorang yang bercita-cita ingin menjadi dokter, maka beliau berupaya sekolah sampai kuliah kedokteran dan risikonya beliau berhasil menjadi dokter.
Berikut yaitu pengertian Qada dan Qadar, dalil, dan pola perilakunya, selengkapnya.
Menurut bahasa Qada artinya ketetapan, ketentuan, keputusan, kehendak, aturan, pemberitahuan dan penciptaan. Secara istilah Qada yakni ketetapan, ketentuan dan keputusan Allah Swt dari sejak zaman azali atas segala sesuatu yang berhubungan dengan iradah atau kehendak-Nya, baik itu kebaikan dan keburukan, hidup dan mati. Qada sebagai planning Allah Swt semenjak zama azalinya.
Menurut bahasa Qadar artinya kepastian, peraturan dan ukuran. Qadar secara perumpamaan adalah aturan atau ukuran yang diciptakan oleh Allah Swt. selaku perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman Azali dan pastinya sesuai dengan iradah-Nya.
Qadar selaku pelaksanaan rencana (qada) Allah Swt. Perpaduan antara qada dan qadar disebut takdir. Takdir berlaku terhadap semua makhluk hidup baik yang sudah, sedang maupun yang hendak terjadi. Contoh: Allah Swt berencana menciptakan seorang hamba berjulukan Umar (qada Allah Swt.).
Kemudian Allah Swt memproses penciptaan Umar dikala umur 5 bulan di perut ibunya diberi kepastian kapan Hasan akan lahir, diukur rezekinya, diatur kapan matinya, dan lain sebagainya yang berkenaan Umar (qadar Allah Swt.)
Orang yang beriman terhadap qada dan qadar (takdir) yakni orang yang percaya dengan sepenuh hati bahwa ketentuan atau ketetapan Allah Swt. benar adanya, di mana telah dtentukan semenjak zaman azali maupun sejak diciptakannya makhluk-Nya. Hal ini berlaku bagi semua makhluk-Nya.
Qada dan qadar Allah Swt wajib dipercayai sebagai bukti iktikad terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah Swt sebagaimana firman Allah Swt :
وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا ٣٦
Artinya : … “Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah ia sudah sesat, sesat yang konkret.
(Qs. Al-Ahzab: 36)
Maksud ayat tersebut yakni jika Allah Swt dan Rasul-Nya sudah menetapkan sesuatu keputusan maka tidak ada orang yang layak protes semoga keputusan itu dirubah. Bagi yang berani protes sama saja ia durhaka dan kesasar. Berarti insan arus mendapatkan ketetapan. keputusan Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Selanjutnya Allah Swt berfirman : “Sesungguhnya Kami membuat segala sesuatu berdasarkan ukuran. (Qs. Al-Qamar: 49)
Maksud ayat di atas adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah Swt. telah diukur/ ditakar ketetapannya. Walau demikian manusia tetap berupaya walaupun yang memutuskan Allah Swt.
Selanjutnya Allah Swt berfirman :
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢
“Tiada sebuah bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan sudah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Qs. Al-Hadid: 22)
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Muslim : Artinya: “… engkau beriman terhadap Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman terhadap qadar (ketentuan Allah) baik dan buruknya….” (HR. Muslim)
Dalil Tentang Qada dan Qadar
1. Allah swt berfirman dalam Qs. Ar-Ra’du ayat 11:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ١١
Artinya: … “Sesungguhnya Allah tidak merubah kondisi sesuatu kaum sehingga mereka mengganti kondisi yang ada pada diri mereka sendiri. Dan kalau Allah menghendaki kejelekan kepada sesuatu kaum, maka tak ada yang mampu menolaknya; dan sekalikali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(Qs. Ar-Ra’du ayat : 11).
Maksud ayat di atas ialah takdir insan dapat diusahakan oleh insan itu sendiri. Manusia yang perjuangan (ikhtiar)nya cantik umumnya takdirnya manis. Berarti untuk menjadi cantik (berhasil hidup) perlu adanya usaha yang dikerjakan.
2. Allah swt berfirman dalam Qs. Al-Ahzab ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا ٣٦
Artinya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi wanita yang mukmin, kalau Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan sebuah ketetapan, Maksud hadits di atas ialah orang beriman itu yakni orang yang beriman terhadap Allah Swt, kepada rasul-rasul Allah, terhadap hari simpulan, dan ketentuan (qada) Allah Swt. Adapun akidah kepada qada dan qadar adalah Rukun Iman yang ke-6.
Contoh Perilaku Beriman Kepada Qada dan Qadar
Dibawah ini merupakan contoh-teladan perilaku yang merefleksikan beriman kepada Qada dan Qadar, yakni :
1. Berusaha benar-benar untuk meraih keberhasilan (Ikhtiar).
Sebelum menyerahkan segala duduk perkara terhadap Allah Swt. setidaknya orang yang beriman kepada qada dan qadar berusaha dengan bersunguh-sangat dahulu untuk meraih kesuksesan atau sesuatu yang diharapkan. Meskipun Allah Swt. berkehendak lain atas bisnisnya itu, pertanda takdir Allah Swt ialah yang terbaik buatnya.
2. Menyerahkan segala problem kepada Allah Swt. (Tawakal).
Setelah insan berupaya sebaiknya segala dilema diserahkan terhadap Allah Swt. Mengapa demikian? Karena manusia adalah lemah jadi mustahil mampu mengatasi dilema sendiri. Selain itu insan perlu ketenangan batin. Maka telah seyoyanya bertawakal kepada Allah Swt. Semua itu Allah Swt yang memilih lewat takdir-Nya yang tidak mampu ditolak oleh manusia.
3. Selalu berterima kasih terhadap Allah Swt (Bersyukur).
Bersyukur yaitu ciri orang yang tahu belas kasih baik yang datang dari sesama manusia maupun dari Allah Swt. Orang yang selalu bersyukur atas seluruh lezat yang telah diberikan Allah Swt akan ditambah nikmatnya dan jika tidak inginbersyukur akan mendapatkan azab. Oleh karena itu selaku orang yang beriman kepada qada dan qadar telah selayaknya senantiasa bersyukur terhadap Allah Swt.
4. Melaksanakan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya (Takwa).
Takwa adalah simbul orang yang beriman. Menjalankan Rukun Islam yang berjumlah 5 (lima) ialah syahadat, shalat, puasa, zakat, dan beribadah haji (bagi yang mampu) crmian orang yang beriman kepada qadha dan qadar.
5. Rela atau mendapatkan dukungan Allah Swt. (Qanaah).
Menerima derma Allah Swt dengan lapang dada merupan bentuk beriman terhadap qada dan qadar. Kerelaan yang didasari telah takdirnya dari Allah swt akan diterima tanpa sedikitpun mengeluh atau membanding-bandingkan dengan orang yang lebih mujur.
6. Tahan godaan (Sabar)
Menahan segala sesuatu dari godaan nafsu dunaiwi juga merupakan perilaku orang yang mengimani adanya qada dan qadar. Dia menyadari di dunia penuh godaan dan cobaan. Biasanya sikap orang tersebut tidak mudah terpengaruh oleh rayuan dunia yang glamour. Dia lebih senang bertafakur kepada Allah Swt dan menjalani takdirnya dengan sarat keikhlasan.
Demikianlah bahasan perihal pemahaman Qada dan Qadar, dalil, dan teladan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga ada faedah untuk kita semuanya. Wallaahu A’lam.