Pemahaman Linear Programing

Pengertian Linear Programing
Dalam hal penetapan jumlah dan jenis produksinya yang harus dihasilkan perusahaan untuk kala tertentu dapat menggunakan tata cara linier programming. Dengan sistem linier programming perusahaan dapat memilih kombinasi produk yang akan dihasilkan perusahaan dengan kapasitas bikinan yang dimiliki perusahaan. Untuk itu perlu dimengerti bersama apa yang dimaksud dengan linier programming merurut para hebat.

Pengertian Linear Programing menurut pendapat T. Hani Handoko (1999, p379) :
Linear Programing ialah sebuah metode analitik paling terkenal yang merupakan suatu bab  golongan teknik-teknik yang disebut programisasi matematik.

Berdasarkan pertimbangan Sofjan Assauri (1999, p9) :
pengertian linear Programing ialah suatu teknik penyusunan rencana yang menggunakan model matematika dengan tujuan menemukan kombinasi-kombinasi produk yang terbaik dalam menyusun alokasi sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan yang digunakan secara maksimal.

Berdasarkan pertimbangan Zainal Mustafa, EQ, dan Ali Parkhan (2000, p43)
Linear Programing  merupakan suatu cara yang biasa dipakai dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal.

Berdasarkan usulan Zulian Yamit (1996, p14) :
Linear programming adalah  sistem  atau  teknik  matematis  yang  dipakai  untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Ciri khusus penggunaan metode matematis ini adalah berupaya mendapatkan maksimisasi atau minimisasi.

Tujuan Linear Programing ialah mencari pemecahan masalah-persoalan yang muncul dalam perusahaan, ialah mencari keadaan yang optimal dengan memperhitungkan batas-batas- batas-batas yang ada.

Model Linear Programing
Salah satu ciri khas versi linear programming yaitu bahwa linear programming disokong oleh macam-macam asumsi yang menjadi tulang punggung model tersebut. Asumsi tersebut yakni selaku berikut :
1. Propotionality
Asumsi ini mempunyai arti bahwa naik turunnya nilai z dan penggunaan aspek-faktor bikinan yang tersedia akan berganti secara sebanding (proposional) dengan perubahan tingkat kegiatan.

2. Additivity
Asumsi ini berarti bahwa nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling mensugesti, atau dalam linear programming dianggap bahwa peningkatan nilai tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan suatu  acara  dapat  ditumbuhkan  tanpa  mempengaruhi  nilai  Z  yang  diperoleh  dari acara lain.
3. Divisibility
Asumsi ini menyampaikan bahwa keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu aktivitas mampu berupa bilangan potongan, demikian pula nilai Z yang dihasilkan.
4. Deterministic (certainty)
Asumsi ini menyampaikan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model linear programming (aij, bj, cj ) mampu diperkirakan dengan niscaya meskipun jarang dipakai sempurna.

Dalam model linear programming diketahui 2 macam fungsi :
1.   Fungsi Tujuan (objective Function)
Fungsi tujuan merupakan fungsi yang menggambarkan tujuan atau sasaran didalam masalah linear programming yang berkaitan dengan peraturan secara maksimal sumber daya – sumber daya untuk menemukan keuntungan optimal.
2.   Fungsi Batasan (Constraint Function)
Fungsi ialah bentuk penyuguhan secara sistematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia akan dialokasikan secara maksimal.

Masalah linear programming mampu dinyatakan sebagai proses optimisasi sebuah fungsi tujuan dalam bentuk : Memaksimumkan atau meminimumkan

Z = C1 X C2X + ……….. +CnXn
Dengan mengingat batasan-batasan sumber daya dalam bentuk: A11X A12X2  + …………… + A1nXn < B1

A21X A22X + …………… + A2nXn < B2     
Am1X1   Am2X2   + …………… + AmnXn < Bm
Dan X1 > 0, X2 > 0, ……. Xn > 0

Dimana Cj, Aij dan Bi adalah masukan konstan yang sering disebut selaku parameter versi. Keterangan

N         =   macam acara yang menggunakan atau akomodasi tersebut i       =   nomor setiap macam sumber atau akomodasi yang tersedia

j           =   nomor setiap macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang tersedia

Xj        =   tingkat aktivitas acara atau variable keputusan.

Aij       =    banyaknya sumber daya i yang diperlukan untuk menciptakan setiap unit output insiden j

Bi        =   banyaknya sumber atau kemudahan I yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap jenis

aktivitas.

Z          =   nilai fungsi tujuan atau nilai yang dimaksimumkan atau diminimumkan. Cj      =   pertolongan per unit acara j

Pada duduk perkara maksimisasi Cj pertanda keuntungan atau penerimaan per unit, pada kasus minimisasi Cj pertanda biaya per unit.

Agar linear programming dapat dipraktekkan, perkiraan-perkiraan dasar berikut ini harus ditepati :

1.   Fungsi tujuan dan persamaan setiap batas-batas harus linear. Ini mencakup pemahaman bahwa pergeseran nilai z dan penggunaan sumber daya terjadi secara proporsional dengan tingkat perubahan kegiatan

2.   Parameter-parameter  mesti    dimengerti   atau    mampu    diperkirakan  dengan   pasti  (deterministic).

3.   Variabel-variabel keputusan mesti mampu dibagi ini bermakna bahwa sebuah penyelesaian “feasible” mampu berupa bilangan belahan.

Dasar-dasar umum Linear Programing mencakup bentuk model dan mekanisme penyelesaian yang dibagi atas dua pemecahan persoalan, ialah:

Metode Grafik (Grafical Method)
Metode grafik yaitu tata cara yang digunakan untuk memecahkan masalah linear programming yang menyangkut dua variabel keputusan.

Didalam penerapan metode grafik, ada langkah-langkah yang mesti ditempuh adalah sebagai berikut:

     Menyusun permasalahan yang ada

     Menetukan fungsi tujuan yang hendak dicapai

     Mengidentifikasi kendala-kendala, yang berlaku dalam bentuk ketidaksamaan menjadi bentuk persamaan

     Menggambarkan masing-masing garis pembatas dalam satu system koordinat.

     Menentukan tempat (area) yang memenuhi batas-batas-batas-batas tersebut. Daerah ini disebut dengan “daerah Feasible”.