Pengertian Encoder Dan Decoder
Encoder adalah sebuah rangkaian akal yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam instruksi yang kurang dikenal insan. Decoder yakni suatu rangkaian akal yang berfungsi untuk mengkonversikan aba-aba yang kurang dikenal insan kedalam kode yang lebih dikenal insan.
Contoh
A. Encoder Oktal ke Biner
ENCODER oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing-masing dari delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang cocok. Rangkaian itu berisikan gerbang OR. Berikut tabel kebenarannya.
Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu memiliki delapan input yang mampu memperlihatkan 28 kemungkinan kombinasi, namun cuma delapan variasi yang memiliki arti.
B. Decoder Biner ke Octal
Pada decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input ialah A, B dan C yang mewakili sebuah bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yakni D0 sampai dengan D7 yang mewakili angka oktal dari 0 sampai dengan
Dalam hal ini bagian informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi diskrit ini berisikan bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini dapat lebih jelas terlihat dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa variabel outputnya itu cuma dapat mempunyai sebuah logk 1 ntuk setiap kombinasi inputnya. Saluran output yang nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan bilangan biner pada akses inputnya
C. Peraga 7 segmen
Untuk menampilkan bilangan yang dikeluarkan oleh decoder akan dapat dipakai suatu penampil 7-segmen (seven segment display). Penampil ini berisikan 7-segmen yang tersusun membentuk angka-angka, ditunjukkan pada Gabar.C1.
Gabar. C1 Cara mengidentifikasi segmen-segmen dalam penampil 7-segmen
Segmen-segmen ditandai dengan aksara-abjad a, b, c, d, e, f dan g. setiap segmen dapat diisi sebuah filamen yang mau berpijar kalau diaktifkan. Jenis penampil semacam ini disebut penampil pijar (incandescent display). Cara memijarkan tidak beda dengan lampu-lampu pijar biasa.
Jenis penampil lain ialah yang segmen-segmennya mengandung tabung gas (gas discharge tube), yang beroperasi dengan tegangan tinggi. Penampil ini berpendar dengan warna jingga. Ada pula penampil pendaran (fluorescent tube) yang mengeluarkan cahaya kehijauan, dan beroperasi dengan tegangan rendah.
Penampil yang banyak dipakai ialah yang menerapkan LED (Light Emitting Diode). Untuk menyalakan LED diterapkanlah sirkit mirip pada Gb.C2. R=150Ω berfungsi untuk membatasi arus agar bertahan pada 20mA. Tanpa R, LED akan terbakar. Pada LED akan terdapat tegangan kira-kira 1,7V.
Gabar. C2. Sirkit untuk menyalakan LED
Gabar. C3 Asas menyalakan LED.
LED yang dibumikan (lewat R=150 Ω) akan menyala
Setiap segmen didalam penampil pada Gb.C1 berisi satu LED. Adapun asasnya relasi LED ditunjukkan dalam Gb.C3, yaitu anoda-anoda disatukan dan diberi memiliki potensi +Vcc (5V). katodalah yang diberi logik 0 atau 1 dari dekoder melalui R=150Ω. Apabila saklar ditutup, maka katoda yang bersangkutan menemukan logik 0 dan LED itupun menyala, alasannya sirkit baterai tertutup. Pada Gb.C4 ditunjukkan angka-angka yang hendak dapat ditampilkan oleh tujuh segmen.
Gabar. C4 Angka-angka yang hendak mampu ditampilkan oleh 7-segmen
Sebagai contoh, untuk menyalakan atau memperlihatkan angka 6, maka saklar a, c, d, e, f, dan g harus ditutup, sehingga segmen-segmen a, c, d, e, f, dan g pun menyala. Dalam pelaksanaan praktek, segmen-segmen a hingga g dikoneksikan langsung pada keluaran a hingga g pada dekoder. Keluaran yang aktif akan meng-ground-kan segmen yang berkoneksi padanya, sehingga segmen tersebut menyala. Contoh, keluaran pada dekoder (a, b, c) aktif, maka output-output itu masing-masing meng-ground-kan katodanya LED yang ada di segmen a, b, dan c, sehingga tampilah 7.
C. Decoder BCD ke Desimal
Rangkaian Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar D2. Unsur berita dalam hal ini ialah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD. Masing-masing keluarannya sama dengan 1 cuma jikalau variabel masukannya membentuk sebuah keadaan bit yang sesuai dengan angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD itu. Tabel D2 memperlihatkan korelasi masukan dan keluaran dekoder tersebut. Hanya sepuluh kombinasi masukan pertama yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam selanjutnya tidak digunakan dan menurut definisi, ialah kondisi tak hirau. Jelas kondisi tak hirau itu pada perencanaannya digunakan untuk mempersempit fungsi keluarannya, jikalau tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan. Untuk kelengkapan analisis tabel D2 memperlihatkan semua keluaran tergolong enam kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; namun jelas keenam kombinasi tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.
Dekoder dan enkoder itu aneka macam dipakai dalam tata cara digital. Dekoder tersebut memiliki kegunaan untuk memperagakan komponen isu diskret yang tersimpan dalam register. Misalnya sebuah angka desimal yang disandikan dalam BCD dan tersimpan dalam register empat sel dapat diperagakan dengan perlindungan rangkaian dekoder BCD ke desimal dimana keluaran keempat sel biner tersebut diubah sehingga menyalakan 10 lampu penunjuk. Lampu penunjuk itu mampu berbentukangka peraga (display digit), sehingga sebuah angka desimal akan menyala kalau keluaran dekoder yang tepat ialah akal 1. Rangkaian dekoder juga berkhasiat untuk menentukan isi register dalam proses pengambilan keputusan. Pemakaiannya yang lain adalah untuk membangkitkan sinyal waktu dan sinyal urutan untuk keperluan pengaturan.
Gabar. D2 Dekoder BCD ke decimal
Decoder BCD ini ada 2 macam adalah yang outputnya aktif level tinggi dan yang outputnya aktif rendah sehingga membutuhkan 7 segmen yang berbeda. Untuk aktif level tinggi memakai 7 segmen kommon katoda, sedangkan untuk aktif level rendah menggunakan 7 segmen kommon anoda.
Contoh rangkaian Decoder BCD to 7 segmen kommon anoda
Tabel Kebenaran Decoder common anoda
Tabel Kebenaran Decoder common katoda
Dengan demikian untuk peraga 7 segmen jenis common cathode memerlukan decoder dengan output jenis active high untuk menyalakan setiap segmennya, sedangkan untuk peraga 7 segmen jenis common anode membutuhkan decoder dengan output jenis active low.