Pemahaman, Deskripsi Dan Konsep Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja
1. DESKRIPSI
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
3. KONSEP MODAL KERJA
MACAM-MACAM MODAL KERJA
PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
1. DESKRIPSI
Manajemen modal kerja mencakup beberapa aspek yang sering dijadikan sebagai topik studi yang penting :
  1. Sebahagian besar waktu manajer tersita untuk acara yang berafiliasi dengan modal kerja.
  2. Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan yang kecil. Walaupun perusahaan ini mampu menghemat investasi pada aktiva tetap dengan cara leasing, namun perusahaan tidak mampu menyingkir dari keperluan akan kas, piutang dan pesediaan.
  3. Adanya kekerabatan langsung antara perkembangan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva tanpa gangguan. Jika kurun pengumpulan piutang ialah 30 hari dan penjualan kredit perhari ialah Rp.100.000,-, maka investasi pada piutang jualan Rp.3.000.000. Jika pemasaran perhari meningkat, maka investasi pada piutang juga akan berkembangdan juga membutuhkan penambahan persediaan dan mungkin juga pertambahan kas.
Jika perusahaan mampu menahan kas sesuai dengan keperluan, persediaan yang dibutuhkan untuk penjualan, menjaga piutang jualan sesuai dengan jumlah yang diharapkan untuk budi kredit yang optimum dan tidak menyimpan surat berharga, maka jumlah aktiva lancer yang sesuai dengan prakiraan yang sempurna ialah jumlah optimum teoritis untuk mencapai keuntungan maksimum perusahaan.
Satu diantara administrasi modal kerja yang perlu mendapat perhatian yang lebih penting adalah administrasi piutang. Perusahaan umumnya memiliki piutang jualan sebab melakukan penjualan barang dagangannya secara kredit. Semakin besar proporsi dan jumlah pemasaran kredit, maka kian besar pula piutang jualan yang dimiliki oleh perusahaan. Pada beberapa perusahaan, piutang dagang merupakan hal yang amat penting, dan membutuhkan analisis yang seksama, piutang mesti dikelola dengan efisien. Karena dengan memiliki piutang jualan , perusahaan juga menanggung komplemen biaya.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada bab administrasi modal kerja ialah pada tamat perkuliahan mahasiswa bisa:
  • Mampu menjelaskan manfaat manajemen modal kerja dalam perusahaan agribisnis
  • Mampu menciptakan mendefinisikan macam-macam modal kerja dan pentingnya modal kerja
  • Mampu mengimplementasikan pentingnya modal kerja. 
  • Mampu menganalisis/menentukan /menjumlah besarnya modal kerja perusahaan.
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
Setiap perusahaan yang melaksanakan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut dipakai untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi keperluan operasional sehari-hari. Dana yang diharapkan oleh perusahaan sehari-hari mirip pembelian bahan baku , pembayaran upah buruh, mengeluarkan uang hutang dan pembayaran yang lain disebut modal kerja.
Modal kerja ialah salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak mampu memenuhi keperluan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak kas ditanamkan pada komponen-unsur modal sampai menjadi kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut: 
  • James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa “Modal kerja higienis yakni aktiva lancar dikurangi kewajiban tanpa gangguan, dan modal kerja kotor ialah investasi perusahaan dalam aktiva tanpa kendala mirip kas, piutang dan persediaan”
  • J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berguna jangka pendek, piutang dan persediaan”.
  • Modal kerja ialah kekayaan atau aktiva yang diharapkan perusahaan untuk menyelenggarakan aktivitas sehari-hari yang senantiasa berputar-putar dalam era tertentu (Indriyo,1992). 
  • Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja yaitu investasi perusahaan dalam harta jangka pendek adalah kas, surat berguna jangka pendek, piutang, persediaan. Modal kerja kotor yaitu harta tanpa gangguan total dari perusahaan, dan modal kerja bersih yakni harta tanpa kendala dikurangi utang lancar.
Secara umum modal kerja mampu memiliki arti : 
  1. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau rancangan kuantitatif. 
  2. Aktiva tanpa gangguan dikurangi utang tanpa kendala (Net Working Capital) atau konsep kualitatif.
  3. Keseluruhan dana yang dibutuhkan untuk menciptakan keuntungan tahun berlangsung (Functional Working Capital) atau rancangan fungsional.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja ialah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk melaksanakan acara usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan menemukan laba yang optimal.
3. KONSEP MODAL KERJA
Bambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3 (tiga) rancangan pengertian modal kerja adalah :
· Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam komponen-komponen aktiva tanpa gangguan, aktiva ini ialah aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Makara berdasarkan desain ini yaitu keseluruhan jumlah aktiva tanpa hambatan. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
· Konsep kualitatif
Pada pengertian ini rancangan modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang tanpa gangguan atau hutang yang secepatnya mesti dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini yakni sebagian aktiva tanpa hambatan yang benar-benar mampu dipakai untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengusik likuiditasnya, adalah yang ialah keunggulan aktiva tanpa kendala diatas hutang lancarnya.
· Konsep fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menciptakan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pemasukan. Aktiva lancar sebagian ialah komponen modal kerja, meskipun tidak semuanya.
4. MACAM-MACAM MODAL KERJA
1) Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)
Merupakan modal kerja yang mesti tetap ada pada perusahaan, untuk dapat melakukan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diharapkan untuk kelangsungan perjuangan. Modal kerja permanen dibedakan atas :
  1. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas bisnisnya.
  2. Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja untuk mengadakan luas bikinan yang normal.
  Hubungan Timbal Balik Antara Pendidikan Dan Penduduk
2) Modal kerja variable (Variabel Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berganti-ubah sesuai dengan perubahan kondisi. Modal kerja variabel dibedakan atas :
  1. Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja yang mengalami pergantian sebab fluktuasi animo. 
  2. Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur. 
  3. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau suasana yang tidak diketahui sebelumnya (Riningsih,2005).
5. PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
  1. Dari observasi diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk mengendalikan modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengurus aktiva tanpa kendala dan seperempat dari waktu administrasi dihabiskan untuk mengelola hutang tanpa hambatan).
  2. Bagi banyak perusahaan aktiva tanpa kendala dan hutang tanpa gangguan merupakan bagian investasi dan dukungan yang besar.Aktiva tanpa kendala dan hutang tanpa kendala merupakan pos yang cepat berubah.
  3. Investasi dalam aktiva tetap mampu dikurangi misalnya dengan menyewa,namun investasi dalam kas dan persediaan sering kali tidak mungkin disingkirkan.
(Sundjaja, 2003)
PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA
Besarnya modal kerja yang diperlukan sebuah perusahaan tergantung pada beberapa hal ,yakni :
1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berlainan dengan Perusahaan kecil.Hal ini terjadi alasannya beberapa argumentasi.perusahaan Besar memiliki keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di bandingkan perusahaan kecil yang sungguh tergantung pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan mampu sangat mensugesti unsur-unsur modal kerja yang lain seperti kas dan persediaan.
2. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang barang jualan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mensugesti tingkat perputaran dan jumlah modal kerja sebuah perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan waktu yang diharapkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.
3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan aspek yang sungguh penting yang menghipnotis kebutuhan modal kerja.Bila penjualan berkembangmaka keperluan modal kerjapun akan berkembangdemikian sebaliknya.
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan menghipnotis keperluan modal kerja.Otomatisasi yang menyebabkan proses bikinan yang lebih cepat membutuhkan persediaan materi baku yang lebih banyak biar kapasitas maksimum mampu tercapai,selain itu menciptakan perusahaan memiliki persediaan barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula jikalau tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari smua dana yang dipakai perusahaan menjadikan jumlah modal kerja yang yang relatif besar memiliki kecenderungan untuk menghemat laba perusahaan,tetapi dengan menahan duit kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan menciptakan perusahaan lebih bisa untuk membayar transaksi yang dijalankan dan resiko kehilangan konsumen tidak terjadi alasannya adalah perusahaan memiliki persediaan barang yang cukup (Sundjaja, 2003).
6. Periode perputaran atau kala terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari masa yang meliputi rentang waktu pertolongan kredit beli,usang penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,kalau waktu penerimaan piutang.
7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan materi mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009) modal kerja kian besar,jika :
  • Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
  • Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
  Apa Arti Perumpamaan Japri?
Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja
PT. PASTI memproduksi produk X saban hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan mencakup: Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses bikinan 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.
Jawab :
o Dana terikat dalam persekot 5 hari
o Proses bikinan 3 hari
o Barang jadi 2 hari
o Piutang dagang 5 hari
o Periode perputaran 15 hari
Pertukaran Antara Laba dan Resiko
  • Total investasi dalam perusahaan berisikan aktiva lancar dan aktiva tetap.
  • Laba dan resiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari aktiva tanpa hambatan terhadap aktiva tetap
  • Tingkat aktiva tetap diputuskan oleh skala dan intensifikasi modal dalam bikinan. Tingkat aktiva tanpa kendala perusahaan terikat pada tingkat produksinya.
Jadi tingkat buatan meningkat, kebutuhan aktiva lancar berkembangdan jika buatan turun, kebutuhan akan aktiva tanpa gangguan berkurang.
Kemampuan menciptakan laba dalam hal ini dilihat dari hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun aktiva lancar dalam acara yang produktif.
Laba perusahaan mampu ditingkatkan lewat :
  • Peningkatan pemasukan 
  • Pengurangan ongkos
Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang luas untuk produknya.
Resiko memiliki dua arti :
  • Resiko Bisnis ialah resiko tidak dapat membayar ongkos operasi perusahaan.
  • Resiko Keuangan ialah resiko tidak mampu membayar keharusan tetap yang jatuh tempo dikaitkan dengan hutang, sewa guna usaha dan pembiayaan saham preferen. Yang dimaksud resiko disini adalah kemungkinan dimana perusahaan tidak bisa mengeluarkan uang hutang pada ketika jatuh tempo yang disebut ‘keadaan pailit’
‘Keadaan Pailit’ yakni menggambarkan perusahaan yang tidak bisa membayar hutang pada ketika jatuh tempo. Pada lazimnya diasumsikan semakin besar modal kerja higienis perusahaan makin rendah resikonya. Dengan kata lain, kian banyak modal kerja bersih perusahaan makin likuid sehingga mangakibatkan semakin rendah resiko menghadapi pailit. Asumsi ini mampu salah jika dalam modal kerja bersih yang konkret menggunakan dana jangka panjang untuk membiayai sebagian dari aktiva lancarnya. Dana jangka panjang biasanya lebih mahal ketimbang dana jangka pendek sehingga menjadi kendala bagi perusahaan.
Perubahan dalam Aktiva Lancar
Pengaruh pergantian tingkat aktiva tanpa hambatan perusahaan terhadap pertukaran antara keuntungan dan resiko mampu dijelaskan dengan menggunakan rasio aktiva tanpa gangguan kepada total aktiva. Rasio ini menawarkan presentase total aktiva yang bersifat tanpa hambatan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berganti. Pengaruh peningkatan atau penurunan rasio antara laba dan resiko.
Jika rasio aktiva tanpa kendala meningkat kepada total aktiva, keuntungan berkurang karena aktiva tanpa kendala kurang menguntungkan dibandingkan dengan aktiva tetap. Aktiva tetap lebih menguntungkan alasannya adalah memberi nilai tambah terhadap produk. Tanpa aktiva tetap, perusahaan tidak mampu memproduksi barang (produk).
Pengaruh resiko menghemat rasio aktiva tanpa hambatan terhadap kenaikan total aktiva. Peningkatan dalam aktiva tanpa hambatan memajukan modal kerja higienis, akhirnya mengurangi resiko keadaan pailit. Pada segi aktiva neraca, resiko berkaitan dengan kenaikan aktiva yakni :
§ Investasi dalam kas dan surat berguna lebih kecil resikonya dibandingkan dengan investasi dalam piutang, persediaan dan aktiva tetap.
  • Investasi dalam piutang lebih kecil resikonya daripada investasi dalam persediaan dan aktiva tetap.
  • Investasi dalam persediaan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan investasi dalam aktiva tetap.
Semakin dekat aktiva menjadi kas, semakin kurang resikonya. Pada umumnya lebih gampang piutang menjadi kas ketimbang persediaan menjadi kas. Pengaruh berlawanan dari laba dan resiko dihasilkan dari pengurangan dalam rasio aktiva tanpa gangguan terhadap total aktiva.
Perubahan dalam Pasiva Lancar
Pengaruh pergeseran tingkat pasiva tanpa hambatan tehadap perusahaan terhadap pertukaran antara keuntungan dan resiko ditunjukkan dengan menggunakan rasio pasiva tanpa kendala terhadap total aktiva. Rasio ini memberikan presentase total aktiva yang dibiayai oleh pasiva tanpa gangguan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara keuntungan dan resiko dapat dilihat pada tabel 1.
Jika rasio pasiva lancar terhadap total aktiva meningkat, maka keuntungan akan meningkat karena perusahaan manggunakan lebih banyak pembiayaan jangka pendek yang lebih hemat biaya dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang. Resiko dari keadaan pailit juga meningkat karena peningkatan dalam pasiva tanpa kendala menghemat modal kerja higienis. Pengaruh yang berlawanan dari keuntungan dan rasio pasiva tanpa kendala tehadap total aktiva.
Strategi Modal Kerja Bersih
a) Strategi Keuangan Agresif 
Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya ialah kebutuhan permanen dengan dana jangka penjang.
Pada lazimnya biaya jangka pendek dalam bentuk jual beli dalam contoh di atas ialah ilustrasi secara grafis penerapan taktik keuangan bergairah terhadap keperluan dana secara keseluruhan (Sundjaja, 2003).
Pertimbangan ongkos :
Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana musiman) = Rp 3.900
Rata-rata pertolongan jangka panjang (keperluan dana permanen) = Rp 27.600
Biaya tahunan dana jangka pendek = 3%
Biaya tahunan dana jangka panjang = 11%
Kaprikornus :
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp 117
Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp 3.036_+
Biaya total rata-rata = Rp 3.153
Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah tetap aktiva lancer. Strategi kasar memakai modal kerja bersih minimum ialah sebesar Rp 1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva tanpa gangguan yang didanai dengan dana jangka panjang. Strategi ini memiliki resiko tidak cuma alasannya adalah modal kerja bersih yang rendah tapi :
· Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk menyanggupi keperluan musiman dengan dana jangka pendek.
b) Strategi Keuangan Konservatif
Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang membutuhkan dana dengan dana jangka pan jang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan dana jangka pendek (Sundjaja, 2003).
Strategi bergairah daripada taktik konservatif yaitu taktik konservatif mengharuskan perusahaan mengeluarkan uang bunga atas dana yang yang tidak dibutuhkan sedangkan strategi bergairah tidak dan dari sisi ongkos strategi kasar memakai ongkos yang lebih rendah dibandingkan strategi konservatif, namun dalam hal resiko seni manajemen bernafsu memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja, 2003).
Kebutuhan dana jangka optimal pada bulan oktober yaitu sebesar Rp 36.000,- akan dipenuhi dengan dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan yang tidak teduga dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,- 
Biaya keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-. bila ketimbang biaya menggunakan taktik bernafsu sebesar Rp 3.153,- maka taktik konservatif lebih memerlukan ongkos yang lebih besar ialah sebesar Rp 3.960,- karena perusahaan tetap mesti mengeluarkan uang bunga meskipun dananya tidak dibutuhkan.
Pertimbangan resiko :
Dengan menggunakan taktik konservatif mempunyai arti :
1. Tingkat resiko perusahaan sangat minim
2. Perusahaan tidak perlu sering menimbang-nimbang pencarian dana.
REFERENSI;
  • Indriyo.1984.Manajemen Keuangan.BPFE.Yogyakarta. 
  • Riningsih.2005.Pengaruh Modal Kerja.UNNES.Semarang. 
  • Riyanto,Bambang.1995.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yayasan Penerbit Gajah Mada.Yogyakarta. 
  • Sutrisno, Drs, MM. Manajemen Keuangan. Teori rancangan dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta 
  • Sundjaja,Ridwan S dan Inge Barlian.2003.Manajemen Keuangan.Literata Lintas Media.Jakarta. 
  • Yudhistira.2008.Modal Kerja. Rineka Cipta.Jakarta. 
  • Zamit.2009.Modal Kerja. http://www.scribd.com/doc/9677500/Manajemen-Modal-Kerja
  Pengertian Keperluan
PROPAGASI
Kerjakan Soal dibawah ini 
1. Apa yang anda pahami wacana modal kerja dan administrasi modal kerja? 
2. Bagaimana menentukan besarnya modal kerja perusahaan? 
3. Jelaskan mengenai strategi modal kerja higienis! 
4. Pada tahun depan PT. BW mempunyai planning untuk memproduksi barang jadi 6000 unit per bulan. Untuk menciptakan satu unit barang jadi tersebut diperlukan 3 kg materi baku dengan harga Rp. 1250,00 per kg. bahan baku tersebut sebelum diproses rata-rata disimpan digudang selama 12 hari. Lamanya proses produksi 5 hari. Setekah menjadi produk final umumnya akan disimpan selama 16 hari sebelum dijual. rata-rata piutang tertagih selama 40 hari. Upah langsung per unit barang jadi sebesar Rp.2000. Biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp. 13.200.000,-. Biaya administrasi dan lazim sebulan Rp. 9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp. 3.000.000,-. Hitunglah berapa keperluan modal kerja PT.BW tersebut.