Pelantikan Utsman Sebagai Khalifah dan Baiat Umat Islam (Bagian 2)

Lanjutan dr Pelantikan Utsman Sebagai Khalifah & Baiat Umat Islam.

Setelah itu, Abdurrahman mengambil tangan salah satu dr mereka yaitu Ali & berkata,

“Engkau mempunyai kekerabatan kekerabatan dgn Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam & paling permulaan masuk Islam sebagaimana kamu-sekalian pahami.

Maka berjanjilah pada Allah, jikalau saya mengangkat kau-sekalian selaku pemimpin maka kamu-sekalian akan bersikap adil, & jikalau saya mengangkat Utsman selaku pemimpin maka kamu-sekalian akan mendengar & menaatinya?”

Ali mengiyakan. Lalu Abdurrahman bertanya hal yg sama pada Utsman, & ia pun baiklah. Kemudian mereka pun berpisah.

Semenjak ketika itu, Abdurrahman mengemban permasalahan penting yg cukup berat yg mesti diputuskannya pada hari ketiga sebagaimana diwasiatkan oleh Umar Al-Faruq untuk tak melampaui jangka waktu tersebut.

Abdurrahman kemudian meminta persepsi Utsman & Ali, menghimpun pandangan kaum muslimin & para tokohnya, baik dengan-cara berkelompok maupun individual, dengan-cara sembunyi maupun terperinci-terangan.

Bahkan, Abdurrahman pun menanyakan pendapat kaum perempuan di balik hijab mereka, bertanya pada anak-anak di aneka macam madrasah, tergolong para pendatang & penduduk badui yg tiba ke kota Madinah.

Selama tiga hari tiga malam Abdurrahman disibukkan oleh problem ini, matanya tak sempat dipejamkan untuk tidur, kecuali untuk melakukan shalat, berdoa, & shalat istikharah.

Abdurrahman terus mengajukan pertanyaan pada orang-orang cerdik ihwal keduanya, maka tak didapatinya seorang pun yg menyamai Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.

Pada pagi hari ke empat sejak wafatnya Umar, Abdurrahman bin Auf menyuruh orang untuk memanggil Utsman & Ali. Keduanya pun datang menemui Abdurrahman.

Maka ia berkata pada mereka,

“Saya sudah mengajukan pertanyaan pada semua orang tentang kalian berdua & saya tak mendapatkan seorang pun yg menyamai kalian berdua.”

  Hamzah, Singa Allah dan Rasul-Nya (Bagian 4)

Abdurrahman lalu kembali mengambil komitmen dr keduanya, jika diangkat akan berlaku adil & bila tak diangkat akan mendengar & taat pada yg diangkat selaku pemimpin.

Setelah itu, Abdurrahman kemudian pergi bareng keduanya ke masjid Nabawi, ia naik ke atas mimbar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, berdiri cukup usang, berdoa cukup panjang di dlm hati, lalu berkata,

“Wahai jamaah sekalian, saya telah bertanya pada kalian baik dengan-cara sembunyi-sembunyi maupun terperinci-terangan.

Namun saya tak memperoleh seorang pun yg menyamai salah satu dr dua orang ini, ialah Ali atau pun Utsman. Maka silakan bangun wahai Ali.”

Ali pun berdiri di bawah mimbar & Abdurrahman mengambil tangannya & mengajukan pertanyaan,

“Apakah kamu-sekalian mau berbaiat untuk memimpin menurut kitabullah (Al-Qur`an), sunnah Nabi-Nya, tindakan Abu Bakar, & Umar?”

Ali menjawab, “Tidak. Akan namun saya akan berbuat berdasarkan usaha & kemampuanku.” Maka Abdurrahman melepaskan tangannya.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Bersambung ke Pelantikan Utsman Sebagai Khalifah & Baiat Umat Islam (Bagian 3)