Dalam tiga tahun masa embargo, Rasulullah Saw., & para sobat betul-betul mengalami penderitaan tak terperi. Bahkan , dlm berbagai riwayat yg shahih dibilang bahwa disebabkan ketatnya embargo yg diberlakukan Quraisy kala itu, menjadikan para pengikut Rasulullah Saw., mengkonsumsi ranting & dedaunan. As-Suhaili mengutip keterangan yg menyatakan bahwa pada ketika itu, setiap kali sahabat Rasulullah Saw., ada yg dating untuk berbelanja masakan dr kafilah jualan yg memasuki Mekah, Abu Lahab pribadi berseru, “Wahai pedagang, naikkan harga kalian untuk para teman Muhammad agar mereka tak mampu membeli apapun.” Para penjualitu pun menaikkan harga barang dagagan mereka berkali-kali lipat sehingga sahabat terpaksa pulang dgn perut lapar, tak membawa apa pun.
Tiga tahun berjalan, embargo ini dikecam oleh beberapa orang dr kalangan Bani Qushayy. Mereka menyatukan kata untuk membatalkan kesepakatanembargo yg mereka sepakati. Sementara itu, Allah Swt. Sudah mengirimkan pasukan rayap untuk memakan habis lembaran perjanjian embargo yg kejam itu. Hanya penggalan yg bertuliskan lafal “Allah” yg tersisa.
Rasulullah Saw. menyampaikan informasi itu pada pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib berkata, “Apakah Tuhanmu sudah mengabarimu ihwal hal itu?”
“Ya,” jawab Rasulullah Saw.
Abu Thalib pun segera menemui orang-orang Quraisy. Ia meminta mereka untuk memperlihatkan lembaran embargo. Sesaat kemudian, lembaran itu diambil dr dinding Ka’bah & ditunjukkan pada Abu Thalib dlm keadaan tergulung.
Abu Thalib berkata, “Sesungguhnya keponakanku tak pernah berdusta kepadaku. Ia mengatakan bahwa pada Allah Swt. Telah mengantarkan rayap untuk memakan lembaran perjanjian yg berisi kebusukan & pemutusan silaturahim ini. Jika dikatakan itu benar, sadarlah kalian & tinggalkanlah fikiran jelek yg kalian pendam. Demi Allah, kami tak akan menyerahkannya sampai orang terakhir dr puak kami meregang nyawa. Akan namun, jika yg dikatakannya itu tak terbukti, kami akan eksklusif menyerahkannya pada kalian. Kalian boleh melakukan apa saja kepadanya.”
Orang-orang Quraisy berkata, “ Baiklah, kami setuju.”
Mereka kemudian membuka lembaran yg masih tergulung itu. Semua mata tertuju padanya. Ternyata, sehabis dibuka, semua tulisan suku Quraisy itu sudah hancur, kecuali lafal Allah, sebagaimana diberitakan Rasulullah Saw.
Tetapi, alih-alih memercayai ucapan Rasulullah Saw., orang-orang kafir itu justru berkata ketus pada Abu Thalib, “Ah, ini semua yaitu sihir keponakanmu itu.” Kekufuran mereka semakin bertambah. Subhanallah. [Paramuda/ Wargamasyarakat]