Paling Disenangi Manusia, Padahal Ujungnya Siksa Neraka

Taqwa pada Allah Ta’ala merupakan maqam yg penting dlm perjalanan seorang hamba. Siapa yg paling mulia di sisi Allah Ta’ala ialah mereka yg paling sempurna & benar taqwanya. Siapa yg paling betul-betul dlm menjalankan perintah Allah Ta’ala & menjauhi seluruh larangan-Nya, dialah yg paling bertaqwa.

Imam Ibnul Jauzi Rahimahullahu Ta’ala mengutip perkataan seorang bijak dlm Shaidul Khatir, “Sesuatu yg paling favorit manusia ialah larangan.”

Rahasia inilah yg menjadi tanggapan atas pertanyaan, “Mengapa Allah Ta’ala melarang sesuatu & memerintahkan atau menganjurkan bahkan mewajibkan sesuatu yg yang lain?”

Manusia dihidupkan & dimatikan oleh Allah Ta’ala. Manusia diwajibkan untuk menyembah hanya kepada-Nya. Hanya pada Allah Ta’ala tempat menyembah, meminta, & memohon sumbangan.

Tidaklah seorang umat manusia menerima keamanan di dunia & akhirat, kecuali bila ia melaksanakan perintah-perintah Allah Ta’ala & menjauhi larangan-Nya. Sebaliknya, semua orang yg sibuk melakukan larangan Allah Ta’ala & enggan mengikuti perintah-Nya, tiada baginya kecuali siksa & kesengsaraan yg pedih di dunia & darul baka.

Dalam setiap larangan Allah Ta’ala termaktub hikmah yg agung. “Kita dihidupkan oleh Allah Ta’ala, sanggupkah meninggalkan semua larangan-Nya meski hal itu merupakan kesukaan & kecenderungan yg amat mendalam di dlm dirinya?”

Ketika tidak boleh, nafsu & syahwat kian menggebu-gebu. Kadar penasaran semakin besar. Keinginan untuk menjajal & merasakan semakin tinggi.

Saat dicoba untuk pertama kali, merasakan; maka tingkat penasaran itu akan semakin membengkak hingga seseorang mencoba untuk kedua kali. Terus seperti itu hingga seorang hamba melakukan puncak larangan, & ia barus bertaubat dgn penyesalan yg amat sia-sia ketika azab Allah Ta’ala sudah ditimpakan kepadanya.

  2 Kunci Kebaikan Umat, 2 Penyebab Kehancuran Umat

Semakin rumit nan pelik jika seorang hamba bergelimang dlm melaksanakan larangan & merasakan nikmat sesaat, kemudian maut menyambanginya sebelum sempat bertaubat pada Allah Ta’ala. Kelak setelah para pentakziah berlalu dlm tujuh langkahnya, ia menangis tersedu-sedu alasannya adalah siksa kubur sudah menungguinya. Malangnya, siksa kubur bukanlah apa-apa. Sebab ianya cuma menjadi awalan & pembuka bagi siksa neraka yg amat pedih & selamanya.

Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]