Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yg sering dikunjungi pelancong lantaran keberagaman busana etika yg dimiliki.
Pakaian etika di Sumatera Barat ini mampu mengenalkan banyak sekali macam kebudayaan yg ada di Sumatera pada para turis yg datang.
Jadi tak heran jika pakaian budpekerti dr Sumatera Barat ini diketahui oleh banyak orang bahkan sampai ke mancanegara.
Pakaian adab ini pula sudah membahana hingga kancah Internasional. Oleh karena itu busana adat dr Sumatera Barat masih dilestarikan sampai sekarang.
Yang melestarikan pakaian etika ini pada umumnya dr Suku Minang atau Suku Minangkabau asli yg masih sungguh kental akan budaya.
Suku Minangkabau mempunyai karakteristik yg khas, diantaranya adalah selaku berikut ini :
- Suku yg paling cinta kepada kebudayaan.
- Memiliki budbahasa akad nikah yg unik.
- Kental dgn menggunakan bahasa Minangkabau.
- Memiliki tali persaudaraan yg sangat besar lengan berkuasa.
- Jiwa perantau yg begitu kuat.
- Memiliki jenis kesenian yg beraneka ragam.
- Penganut Islam yg taat.
Namun kita pula selaku bangsa Indonesia wajib menjaga & melestarikan keragaman budaya yg ada di Indonesia.
Daftar Pakaian Adat Sumatera Barat
Sumatera Barat mempunyai berbagai macam pakaian budbahasa yg pasti unik & telah terkenal sampai kancah Internasional.
Model busana budpekerti Sumatera Barat ini sederhana & mampu digunakan dlm kehidupan sehari – hari, lantaran sifat pakaiannya yg tertutup.
Pakaian etika dr Sumatera Barat ini mengandung beberapa filosofi. Makna filosofi ini mampu terlihat dr maksud yg terkandung dlm beberapa macam busana etika, baik pakaian laki – laki maupun busana perempuan.
Berikut yaitu daftar busana adab dr Sumatera Barat yg wajib anda pahami & pelajari :
1. Bundo Kanduang
Sekilas, model busana adab dr Sumatera Barat ini mirip dgn busana adab Aceh. Yang membedakannya yaitu pada sanggul yg digunakan wanita.
Jika Aceh menggunakan mahkota yg dikelilingi roncean bunga melati maka untuk Sumatera Barat ini memakai mahkota perahu (lantaran bentuknya mirip bahtera).
Pakaian budbahasa Sumatera Barat untuk wanita tersebut berjulukan bundo kanduang.
Bundo kanduang ini dipasangkan dgn bawahan yg berupa kain sarung. Kain sarung ini memiliki motif yg beraneka ragam kas dr Sumatera Barat & didominasi dgn bordir benang emas.
2. Limpapeh Rumah Nan Gadang
Limpapeh rumah nan gadang adalah lambang kebesaran dr wanita Minangkabau.
Limpapeh memiliki arti tiang tengah pada sebuah bangunan & tempat memusatkan segala kekuatan tiang – tiang lainnya.
Dan jika tiang tengah ini ambruk maka tiang – tiang yang lain ikut jatuh acak-acakan.
Dengan kata lain perempuan di Minangkabau merupakan tiang kokoh dlm suatu rumah tangga.
Pakaian limpapeh rumah nan gadang ini tak sama ditiap – tiap nagari.
3. Baju Batabue
Baju batabue yaitu nama baju atasan dr pakaian budpekerti bundo kanduang. Baju ini biasanya berwarna hitam, merah, biru, ataupun lembayung.
Baju batabue memiliki motif beraneka ragam yg tentu saja khas dr Sumatera Barat yg gemah ripah lan jinawi dgn taburan benang emas.
4. Lambak
Lambak yakni nama baju bawahan dr busana adat bundo kanduang. Lambak dibuat dgn memakai kain songket.
Lambak ini mempunyai bentuk seperti sarung dgn berbagai macam motif khas dr Sumatera Barat.
Lambak dipakai untuk menutupi potongan bawah dr tubuh perempuan yg diikatkan pada pinggang.
Terdapat belahan yg mampu disusun di sisi depan, samping, maupun belakang.
5. Tingkolok Bertanduk
Mahkota bahtera yg digunakan mempunyai nama Tingkolok Bertanduk.
Makna dr bentuk tingkolok bertanduk yakni melambangkan seseorang yg memakainya ialah pemilik dr rumah gadang.
Bentuk tingkolok bertanduk yg simple ini mampu mewakili identitas orisinil dr rakyat Padang atau Sumatera Barat dengan-cara keseluruhan.
6. Balapak
Balapak ialah selendang yg digunakan oleh wanita selaku pelengkap dr pakaian adab bundo kanduang.
Pemakaian balapak pula mempunyai makna tersendiri, yaitu mempunyai arti kesiapan dr seorang perempuan untuk melanjutkan keturunannya dgn cara menikah.
Karena balapak mempunyai makna siap berkeluarga. Makara para perempuan yg telah remaja & telah siap menikah wajib menggunakan balapak ini.
7. Salempang
Sama halnya dgn balapak, salempang pula merupakan selendang yg dipakai selaku pelengkap pakaian etika bundo kanduang.
Kalau balapak digunakan oleh para perempuan yg sudah siap menikah, berlawanan dgn salempang yg digunakan oleh para perempuan yg sudah berkeluarga.
Karena salempang mempunyai makna siap menjadi ibu & nenek yg memberikan suri tauladan yg baik untuk anak & cucunya.
8. Penghulu
Penghulu yakni busana adab laki – laki yg biasanya dipakai oleh seorang pemangku budpekerti.
Penghulu ini terdiri dr celana panjang & atasan berupa Teluk Belanga yg yang dibuat dr kain beludru serta penutup kepala atau peci yg disebut dgn deta.
Penghulu memiliki warna yg mayoritas dgn warna hitam. Warna tersebut mengandung makna filosofis bahwa warna hitam yakni lambang dr kepemimpinan yg terhormat.
9. Sarawa
Sarawa adalah nama dr pakaian akhlak penghulu. Celena dr penghulu ini mempunyai ukuran yg besar.
Ukuran tersebut mampu melambangkan bahwa seorang pemangku adab merupakan orang yg bermartabat.
10. Deta
Deta atau destar ini berupa situmag yg digunakan selaku epilog kepala dgn cara dililitkan di kepala & mesti lancip di bagaian depannya.
Deta berupa kain segitiga dgn warna yg mayoritas hitam, akan tetapi deta pula memiliki warna lain.
Deta memiliki tingkatan yg berlainan – beda berdasarkan marga atau level sosial dr pemakainya.
Deta yg menjadi pelengkap dr pakaian adab penghulu berjulukan Deta Saluak Batimbo. Deta ini memang dikhususkan untuk para pemangku adab.
Ada pula deta yg dikhususkan untuk raja berjulukan Deta Raja yg tentu saja memiliki tampilan lebih Istimewa dr deta salauk batimbo.
Dan ada pula deta yg dipakai oleh rakyat biasa berjulukan Deta Cilien Manurun & Deta Ameh.
Kedua jenis deta tersebut memiliki penampilan yg sederhana. Deta ini pula sering dipakai dlm kehidupan sehari – hari.
11. Sasampiang
Sasampiang pula merupakan pelengkap dr pakaian budpekerti laki – laki. Sasampiang ini berupa selendang yg dislampirkan di bahu dengan-cara menyilang.
Makna dr sasampiang ini ialah melambangkan ilmu pengetahuan & keberanian bagi si pemakainya.
Sasampiang mempunyai berbagai macam corak yg didominasi dgn benang makau menjadikannya menjadi terlihat menawan.
12. Cawek
Cawek ialah ikat pinggang yg digunakan untuk menguatkan celana kombor pada baju penghulu.
Pemakaian cawek ini pula mempunyai makna filosofi, yakni melambangkan eratnya tali persaudaraan antara sesama Suku Minang yg ada di Padang & yg ada di Sumatera Barat.
13. Sandang
Sandang yakni kain yg berbentuk segi empat yg dipakai sebagai ikat pinggang epilog dr cawek.
Biasanya sandang ini berwarna merah. Warna merah melambangkan ketaatan seseorang kepada budbahasa yg berlaku.
14. Keris
Keris yaitu salah satu senjata yg digunakan selaku pelengkap dr busana budpekerti penghulu.
Keris ini terletak dibagian pinggang, hal ini melambangkan bahwa langkah-langkah untuk berpikir dahulu sebelum bertindak.
15. Tongkat
Tongkat pula merupakan senjata yg dipakai sebagai pelengkap dr busana etika penghulu.
Tongkat ini hanya di pegang atau digenggam dgn memakai tangan kanan, hal ini melambangkan tanggung jawab & amanah dlm menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin.
16. Koto Gadang
Koto gadang ialah nama dr busana budbahasa yg khusus digunakan oleh para pengantin di Padang saja.
Baju ini sama dgn pakaian akhlak Sumatera Barat yg berjulukan penghulu & bundo kanduang.
Yang membedakan cuma pada warna & aksesoris yg dipakai. Warna yg dipakai untuk baju pengantin ini biasanya ialah merah.
Aksesoris yg digunakan pun lebih bermacam-macam & menunjukkan kesan glamor bagi si pengantinnya.
17. Dukuah
Dukuah yaitu salah satu perhiasan dr Sumatera Barat yg sering dipakai oleh pengantin perempuan berupa kalung.
Dukuah memiliki beberapa nama, yakni daraham, kalung perada, cekik leher, kaban, manik pualam & dukuh panyiaram.
Dukuah ini pula mempunyai makna filosofi tersendiri yakni melambangkan bahwa seorang wanita senantiasa dlm bundar kebenaran, mirip dukuh yg melingkar di leher.
Dukuah pula mampu melambangkan suatu pendirian yg kuat & sulit untuk berubah atas kebenaran.
Pemakaian dukuah dlm sebuah acara ijab kabul dapat membuat kemewahan tersendiri bagi kedua mempelai.
18. Galang
Galang pula merupakan salah satu aksesoris dr Sumatera Barat yg sering di pakai dlm kehidupan sehari – hari.
Galang mempunyai beberapa nama, yakni galang ula, galang bapahek, kunci maiek, galang basa, & galang rago – rago.
Galang ini berupa gelang yg mampu di pakai di ajudan maupun tangan kiri. Galang menciptakan penampilan dr bundo kanduang kian mempesona.
Galang pula memiliki makna filosofi tersendiri yakni bermaksudkan rezeki yg diperoleh lebih dr yg kita bayangkan.
Galang ini pula dapat diibaratkan bahwa semuanya itu ada batasnya atau dlm melaksanakan sesuatu harus disesuaikan dgn batas kesanggupan.
19. Minsie
Minsie yaitu nama dr bis tepi dr baju yg diberi benang emas.
Minsie memiliki filosofi tersendiri yaitu melambangkan bahwa demokrasi Minangkabau luas sekali, namun berada dlm batas – batas tertentu di lingkungan alur & patut.
Kesimpulan
Jadi pakaian budbahasa dr Sumatera Barat sangatlah beraneka ragam & telah dikenal oleh banyak orang bahkan sampai kancah Internasional.
Pakaian budbahasa Sumatera Barat begitu populer lantaran ada salah satu suku yg mempertahankan & melestarikan pakaian – busana adab tersebut. Suku tersebut yakni Suku Minangkabau.
Tidak cuma Suku Minangkabau saja, kita pula sebagai warga Indonesia yg baik pantas untuk melestarikan keragaman budaya yg kita miliki.