Pakaian Adat Bali

Bali atau Pulau Dewata merupakan salah satu provinsi yg mempunyai keragaman budaya mirip busana budbahasa, rumah budbahasa, tarian, daerah wisata, & lain sebagainya.

Bahkan keanekaragaman budaya tersebut sudah mendunia & sudah banyak turis – pelancong yg mendatangi Bali untuk melihatnya.

Pakaian etika Bali pula mempunyai nilai filosofis tersendiri. Nilai filosofis tersebut pada dasarnya merupakan kepercayaan yg bersumber pada aliran Sang Hyang Widhi.

Sang Hyang Widhi sendiri yakni yang kuasa yg diyakini mampu memberikan kedamaian, kegembiraan, & keteduhan bagi umat Hindu yg mempercayainya.

Ciri Khas Pakaian Adat Bali

Ciri Khas Pakaian Adat Bali

Pakaian adab Bali memiliki ciri khas tersendiri yg mampu membedakannya dgn busana adab lainnya.

Ciri khas dr busana adab Bali terletak pada bentuk fisik ataupun dr tradisi pamakaiannya.

Berikut yakni ciri khas dr pakaian etika Bali yg perlu anda ketahui :

  1. Pakaian adatnya unik & menjiwai huruf budaya setempat provinsi Bali.
  2. Pakaian adat sudah menyatu dgn penduduk Bali & menjadi tradisi, sehingga digunakan dlm kegiatan sehari – hari.
  3. Pakaian akhlak Bali memiliki nama yg berbeda.

Daftar Pakaian Adat Bali

Daftar Pakaian Adat Bali

Beberapa busana adat yg dimiliki provinsi Bali berbeda satu dgn yg yang lain.

Pakaian akhlak untuk perempuan akan berlawanan dgn pakaian adat untuk pria. Perbedaannya ialah mulai dr materi, model, bentuk, & aksesoris dr pakaian budbahasa tersebut.

Termasuk nama dr pakaian adab pun berlawanan satu dgn yg yang lain. Berikut ialah beberapa nama pakaian etika dr provinsi Bali yg wajib anda pahami :

1. Kebaya Bali

Kebaya Bali

Kebaya merupakan salah satu busana akhlak dr Bali yg dipakai oleh kaum perempuan.

Jika dilihat sekilas, kebaya ini terlihat seperti pakaian budbahasa Jawa. Namun sebenarnya kebaya Bali berbeda dgn kebaya Jawa.

Kebaya Bali mempunyai lengan & pundak dgn design terbuka, sedangkan kebaya Jawa biasanya berdesign tertutup.

Kebaya Bali ini dipakai pada dikala program – program resmi & penting saja, seperti ijab kabul, ritual keagamaan, hari raya, ataupun program – acara resmi yang lain.

Untuk pemakaian kebaya Bali ini lazimnya dipakaikan pula sabuk pada serpihan tengah dada.

Kebaya Bali biasanya berwarna cerah dgn motif yg sungguh sederhana. Hal ini dapat membuat pemakainya memancarkan aura keanggunannya.

2. Baju Safari

Baju Safari

Berbeda dgn kebaya, baju safari adalah busana akhlak yg digunakan oleh kaum laki-laki.

Baju safari berbentuk mirip kemeja lazimyg disertai dgn kerah & kancing. Tidak lupa dilengkapi dgn saku yg di buat di cuilan kanan & kiri.

Biasanya baju safari ini identik dgn kebersihan, jadi warna baju safari yaitu putih. Warna putih pula dapat melambangkan kesucian & kesakralan.

3. Kemeja Putih

Kemeja Putih

Berbeda dgn baju safari yg identik dgn 2 kantong di kanan & di kiri, kemeja putih ini bebas.

Bebas di sini mempunyai arti bahwa ada yg berkantong & ada yg tidak, ada yg berlengan panjang & ada pula yg berlengan pendek.

Kemeja putih ini ada bertujuan untuk memudahkan aturan berpakaian pada dikala beribadah.

Kaprikornus untuk masyarakat Bali yg tak memiliki baju safari atau baju safarinya kotor, maka mereka mampu memakai kemeja putih ini.

4. Kamen

Kamen

Kamen yakni kain yg digunakan sebagai bawahan dr busana adab Bali. Kamen ini biasanya dipakai oleh penduduk asli Bali.

Kamen mempunyai persamaan dgn sarung yg berbentuk persegi dgn kain tertentu, kalau diamati dgn seksama. Kamen yang dibuat dr kain yg tipis.

Kamen ini pula mampu dipakai oleh perempuan maupun laki-laki dgn hukum pemakaian yg berlawanan.

Pemakaian kamen untuk wanita ialah dgn cara diikatkan melingkar pada penggalan pinggang dr sisi kiri ke kanan. Kemudian ikat pada suatu selendang yg dibawa supaya kamen tak lepas.

Sedangkan pemakaian kamen untuk laki-laki ialah dgn cara diikatkan melingkar pada belahan pinggang dr sisi kiri ke kanan. Kemudian pada bagian depan di buat lipatan dgn simpul.

Simpul pada pemakaian kamen ini mampu melambangkan dedikasi atau dharma. Simpulnya pun di buat lancip & ada kepingan yg menjulur ke tanah. Hal ini dimaksudkan selaku simbol penghormatan pada tanah leluhur.

Biasanya para laki-laki menggunakan 2 lembar kain untuk menutupi serpihan bawahnya. Kain belahan dlm disebut dgn kamen & kain serpihan luar disebut dgn saput.

Baik perempuan maupun pria mesti mematuhi jarak kamen dgn telapak kaki sudah diputuskan, yaitu sekitar satu jengkal.

5. Saput

Saput

Saput yaitu sejenis kain bercorak yg biasanya digunakan pada potongan lapisan atas dr kamen.

Makara pemakaian saput ini yaitu sesudah kamen terpakai dgn sempurna.

Adapun cara untuk menggunakan saput, yakni dgn mengikatkannya di sekitar pinggang & diputar dr kanan ke kiri.

Kain saput terkadang dipakai dlm ragam upacara keagamaan atau akad nikah oleh masyarakat Bali.

6. Saput Poleng

Saput Poleng

Berbeda dgn saput, saput poleng adalah kain kotak – kotak berwarna hitam putih yg biasanya disampirkan di atas pohon, patung, & pula dipakai masyarakat Bali pada ketika upacara.

Kain ini yaitu kain khusus yg di anggap sakral oleh penduduk Bali.

7. Selendang

Selendang

Selendang merupakan salah satu pelengkap dr busana akhlak Bali yg sangat diharapkan. Dengan demikian penduduk Bali wajib mempunyai selendang ini.

Selendang menjadi busana pengganti untuk busana akhlak dlm melaksanakan sebuah ritual penyembahan atau sesajen.

Bagi mereka yg menjalankan ritual tersebut, selendang memiliki arti sebagai pengikatan diri dr tingkah laris atau nafsu yg buruk.

Selain itu selendang pula bermakna selaku pembatas badan bagian bawah dgn pecahan atas.

8. Sabuk Prada

Sabuk Prada

Sabuk prada adalah sabuk yg biasa dipakai wanita untuk menahan kamen. Sabuk prada ini umumnya mempunyai warna yg menonjol & mempunyai motif khas Bali.

Pemakaian dr sabuk prada ini mempunyai makna khusus, yaitu menggambarkan bahwa badan wanita harus dilindungi, khususnya rahim yg merupakan anugerah dr Tuhan, sehingga pemakaian sabuk ini pun ditaruh di potongan perut.

9. Udeng

Udeng

Udeng yaitu epilog kepala atau ikat kepala yg menjadi salah satu pelengkap dr busana etika Bali.

Udeng di buat dr kain yg dijahit hingga membentuk simpul pada cuilan tengahnya.

Terdapat 2 macam udeng, yakni :

  • Udeng Polos; ialah udeng yg biasa dipakai pada ketika mengikuti kegiatan upacara keagamaan.
  • Udeng Berwarna; adalah udeng yg biasa digunakan untuk aktivitas sehari – hari.

Pemakaian udeng ini menjadi suatu hal yg Istimewa bagi masyarakat Bali, utamanya bagi kaum pria.

Udeng digunakan pada ketika sedang memakai busana adab Bali ataupun sedang beribadah di dlm candi.

Namun beberapa pria tetap menggunakan udeng walaupun tak sedang mengikuti program atau tak sedang beribadah.

Hal ini disebabkan oleh rasa kesadaran budaya yg tinggi dr penduduk Bali.

Selain itu penduduk Bali pula ingin membuat kekhasan bahwa laki-laki akan lebih baik memakai udeng kapanpun & dimanapun mereka berada.

10. Pusung

Pusung

Pusung atau sanggul merupakan hiasan yg digunakan oleh wanita di kepala layaknya budbahasa Jawa Tengah.

Terdapat 2 macam pusing yg digunakan oleh perempuan Bali, yakni :

  • Pusung Kepupu; yaitu pusung yg lazimnya dipakai oleh wanita yg berstatus janda.
  • Pusung Gonjer; yakni pusung yg umumnya dipakai oleh perempuan yg masih lajang atau belum menikah.

11. Payas Agung

Payas Agung

Payas Agung yakni pakaian etika Bali yg digunakan khusus untuk program ijab kabul. Pakaian budpekerti ini dapat menjadi simbol kemewahan bagi kedua mempelai.

Kemewahan tersebut mampu dilihat dr perpaduan warna dr busana adat tersebut, yakni perpaduan antara merah, emas, & putih.

Ketiga warna tersebut merupakan warna yg menjadi representasi kemewahan di Bali.

Kemewahan tersebut kian tampakpada mahkota yg berukuran cukup besar yg dipakai kedua mempelai.

Payas agung untuk perempuan menggunakan kain atau sesanteng yg sengaja dililitkan pada bagian tubuh atas.

Sementara untuk serpihan bawahnya, memakai kain tenun songket motif khas Bali yg mewah.

Sedangkan payas agung untuk pria dilengkapi dgn keris & bawahan berupa kain songket motif khas Bali yg mewah pula tentu saja.

12. Payas Madya

Payas Madya

Payas madya yakni busana budpekerti yg mempunyai tingkatan dibawah payas agung.

Pemakaian dr payas madya pun fleksibel dgn hukum pemakaiannya yg tak terlalu ketat.

Bahkan atasannya pun mampu menggunakan baju kaos, kaos polo, maupun kemeja.

Sementara itu, untuk pecahan bawahan, harus dibarengi dgn senteng atau selendang serta kamen.

Payas madya ini mampu dipakai untuk aktivitas sehari – hari.

13. Payas Alit

Payas Alit

Payas alit ialah salah satu jenis busana budpekerti yg sering dipakai tatkala penduduk Bali ingin melangsungkan ibadah ke pura.

Payas alit umumnya berwarna putih. Pasalnya warna putih dapat melambangkan kebersihan, kesucian, & kesakralan.

Payas alit untuk perempuan berupa kebaya yg dilengkapi dgn kamen & selendang.

Sedangkan payas alit untuk pria berupa baju safari atau kemeja putih yg dilengkapi dgn kemen & udeng.

Kesimpulan

Bali memiliki beberapa busana akhlak yg sudah terkenal diseluruh dunia. Pakaian adab tersebut mampu membedakan status sosial seseorang.

Pakaian budpekerti dr Bali yg dapat membedakan status sosial seseorang yakni selaku berikut ini :

  • Payas Agung -> untuk kaum atas.
  • Payas Madya -> untuk kaum menengah.
  • Payas Alit -> untuk rakyat biasa.

Baca Juga: Pakaian Adat

Kesadaran akan budaya dr masyarakat Bali sangatlah tinggi. Terbukti dr banyaknya masyarakat yg memakai busana budbahasa untuk aktifitas sehari – hari.

Kita selaku Bangsa Indonesia dapat mencontek penduduk Bali yg sadar akan budaya yg dimilikinya, agar keberagaman budaya yg ada di Indonesia tetap lestari sampai kapanpun.

  Pakaian Adat