Pada Saat Kini Ini Setiap Negara Menuntutdari Warganya Kesetiaan Dan Tanggungjawab Ag

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat sekarang ini setiap negara menuntut dari warganya kesetiaan dan tanggungjawab agar menjadi bangsa yang tangguh. Loyalitas tersebut tidak dengan sendiriannya berkembang. Sehingga dengan adanya kesadaran akan identitas atau jati diri sebagai sebuah bangsa hanya mampu terbentuk jikalau seseorang mendapatkan informasi yang akurat tentang sejarah bangsanya. Dalam perkara indonesia sepatutnya mempelajari siapa dirinya.
Sehingga pada kala globalisasi mirip sekarang ini kita senantiasa dihadapkan pada urusan dan tersebut selalu beerkaitan dengan persoalan yang lain. Sedangkan untuk mencari pemecahan problem kita perlu dan mesti mengetahui hal-hal yang melatar belakanginya. Hal ini memiliki arti menuntut kita untuk mengorek-gorek insiden yang terjadi pada era lampau. Karena kejadian tersebut dapat terjadi selaku landasan atau pemikiran dalam menginterprestasikan peristiwa yang sedang dihadapi untuk mengetahui sejarah.
      Oleh alasannya itu negara menuntut dari setiap warga negaranya setia dan tanggung jawab agar menjadi bangsa yang tangguh.Loyalitas tersebut tidak dengan sendirinya berkembang. Kesadaran akan identitas atau jati diri sebagian sebuah bangsa hanya dalam masalah indonesia, bangsa indonesia sepatutnya mempelajari siapa dirinya.
      Kejadian-kejadian penting apa yang sudah berlangsung yang kuat terhadap sosok bangsa indonesia era kini. Dalam hal pemanfaatkan peninggalan-peninggalan sejarah, kajian yang kritis analisis hendaknya digunakan semoga kita mengerti kondisi-kondisi pada waktu lampau yang menemukan peristiwa penting.
      Peninggalan benda bersejarah merupakan salah satu dari sumber sejarah, di samping dokumen dan pemahaman terhadap rangkaian insiden-insiden sebelumnya serta pengkajian para pelaku sejarah. Pemahaman dan penghargaan yang membutuhkan perilaku terikat(commited), terhadap” negara kesatuan” contohnya, tercapai lewat keanekaragaman budaya. Dengan mempelajari dan mencar ilmu dari sejarah mempunyai arti kita berpeluang untuk menjadi aktif alasannya menyingkir dari kesalahan-kesalahan kala kemudian.
      Kita secara inspiratif kita mampu menangkap nilai-nilai yang sangat konkret yang sungguh relevan dengan era yang mau datang. Sehingga secara inspiratif, kita mengungkap nilai-nilai yang bersifat konkret yang sangat berkaitan pada saat ini walaupun adanya materi tantangan berlainan.
      Kalau kita mencermati kedua hal insiden tersebut berkaitan antara satu dengan yang yang lain yaitu berupa keadaan akonomi,agama, nilai-nilai masyarakat, keadaan geografis dan lain-lain.
       Adanya kondisi yang di alami oleh orang-orang yang menawarkan urunan untuk menciptakan suatu peninggalan yang monumental, hal ini jarang sekali terungkap, hal ini bahu-membahu sungguh penting untuk dipikirkan secara imajinatif, maka hal ini kita perlu mempelajari sejarah untuk membicarakan bantuan faktor-faktor untuk mempertanyakan secara kritis.
       Terdapatnya catatan-catatan yang terjadi di era lampau dan peninggalan monumental yang secara fisik mati. Sehingga memiliki makna yang sangat dinamis lewat pengajaran pertanyaan yang sungguh kritis dalam perspektif dengan mengaitkan dengan banyak sekali faktor. Sehingga dengan demikian kita mencar ilmu sejarah belajar untuk berpikir.
         Tetapi sejarah tidak saja membicarakan maa lampau saja, melainkan juga mngenai hal yang terus mnyertai penduduk dal;am kehidupan periode sekarang guna menyongsong kurun depan jadi “sejarah” layaknya mirip jenis keperluan lainnya bagi kehidupan insan  (Susanto Zuhdi 2000:3). Maka dengan demikian timbul apa yang di sebut Sejarah Sosial.
Sejarah lokal, sejarah kotenporer dan sebagainya. Pada penulisan ini selalu mengkaitkan dari era lampau ke kurun sekarang yang tersusun dalam waktu yang cukup lama.
         Begitu pula perihal penulisan pertumbuhan dalam pertumbuhan sebuah kota merupakan suatu hal yang menarik karena banyak faktor yang mempengaruhi sehingga proses pertumbuhan itu bisa berjalan dengan baik.salah satu kajian yang hendak di materi dalam kajian yang mau di materi dalam goresan pena ini adalah “KABUPATEN KAPUAS HULU SUATU TINJAUAN SEJARAH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI”.
         Penulisan ini merupakan salah satu tinjauan sosial budaya dan ekonomi dengan peranan untuk menggambarkan kehidupan kota Kapuas Hulu. Munculnya Kabuparen Kapuas Hulu tidak begitu saja lewat tahapan-tahapan atau waktu yang sungguh panjang sampai pada Kabupaten Kapuas Hulu pada ketika ini.
1.2 Masalah
       Informasi tentang munculnya Kabupaten Kapuas Hulu Suatu Tinjauan sejarah Sosial Budaya dan Ekonomi kebanyakan belum banyak diketahui oleh masyarakat baik di Kabupaten Kapuas Hulu masih terbilang sungguh sedikit. Tidak berkembangnya berita di sebabkan oleh banyak faktor antara lain kurangnya inventarisasi dan dokumentasi Kabupaten Kapuas Hulu Suatu Tinjauan Sosial Budaya dan Ekonomi sendiri pada generasi muda.
      Untuk memperoleh sumber Kabupaten Kapuas Hulu Suatu Tinjauan Sosial Budaya dsn Ekonomi harus di dukung oleh banyak  data-data primer mirip arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga dapat di ungkapkan secara lengkap.
      Dengan sumber sejarah yang ada di Kalimantan Barat utamanya yang berkaitan dengan Sejarah Soaial Budaya dan Ekonomi dapat banyak mendukung data-data yang di butuhkan oleh penulis. dengan terungkapnya “Sejarah Sosial Budaya dan Ekonomi” tersebut di harapkan mampu di sebarluaskan pada penduduk luas.
1.3 Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup penulisan kabupaten Kapuas hulu sebuah tinjauan sejarah social budaya dan ekonomi dapat banyak mendukung data –data yang diharapkan oleh penulis. Dengan terungkapnya sejarah social budaya ekonomi dan lalu sampai hasilnya menjadi sebuah kabupaten sampai dengan kondisi pada ketika kini ini ( tahun 1942 – 2007 ). Dengan adanya pergantian-pergantian yang terjadi hal ini diikuti oleh kemajuan didalam kehidupan penduduk baik perihal penduduk, pola pemukiman, mata pencaharian dan sebagainya.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini secara umum meliputi ihwal Kapuas hulu sebuah tinjauan sejarah social budaya dan ekonomi yang merupakan salah satu usaha untuk menggali dan juga membuatkan sejarah local yang ialah suatu sejarah berada dalam kawasan Indonesia yang merupakan suatu cara dari kebudayaan nasional Indonesia. Dengan adanya sejarah nasional Indonesia untuk menyebarkan sebuah sejarah kawasan.
Tujuan penulisan ini secara khusus dari penulisan kabupaten Kapuas hulu suatu tinjauan sejarah social budaya dan ekonomi ini untuk mengharapkan pertumbuhan dan pertumbuhan kabupaten Kapuas hulu sampai dengan perkembangan ssampai saat ini.
Dengan adanya penulisan ini semoga untuk memperbesar suatu referensi yang diharapkan dapat menawarkan sepintas citra wacana sejarah local kabu paten Kapuas hulu terhadap para pengambil keputusan dalam membuat dan menentukan budi didaerah tersebut.
1.5 Metode observasi
Dalam penyusunan observasi ini penulis mengemukakan tata cara penelitian yang meliputi :
·         Metode wawancara yaitu menyelenggarakan wawancara dengan informan guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan selaku materi penulisan.
·         Metode kepustakaan yakni mutlak dijalankan dalam penulisan ini dengan mencatat sumber-sumber kepustakaan yang ada di pelajari serta bahan-materi kepustakaan, mempelajari serta meniliti bahan-bahan kepustakaan yang mampu dijadikan sebagai penunjang  dalam penyelesaian penulisan.
·         Studi lapangan adalah mengadakan penelitian eksklusif kelapangan, guna menerima mendapatkan berita perihal lokasi observasi sample, sekaligus melaksanakan wawancara terhadap responden guna menerima data yang dibutuhkan.
Suatu penulisan akan mendapatkan hasil mirip diharapkan bila memakai sebuah atau beberapa tata cara yang target mirip yang diperlukan. Pada aktivitas ini terbagi menjadi 3 tahap ialah :
1.5.1 Tahap  Persiapan
Pada tahap persiapan ini penulis melaksanakan antisipasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas tersebut,yaitu mulai dari penyeleksian judul-judul, pembuatan tawaran dan faktor-faktor yang perlu dan diadaptasi dengan kesanggupan penulisan. Pada tahap ini, penulisan juga mengajukan ajaran wawancara, menentukan agenda observasi kelapangan mengolah data, analisis data serta penyusunan laporan.
Dalam kegiatan tersebut ada 4 tahap yang digunakan yaitu melaksanakan pencarian kepada jejak-jejak yang ditinggalkan tersebut secara kritis, berupaya untuk  membayangkan tentang bentuk dari pristiwa yang terjadi pada kurun lampau itu dan menyampaikan hasil-hasil sesuai dengan jejak-jejak maupun dengan imajinasi ilmiah (Notosusanto 1978 : 35 ).
Setelah bukti-bukti sejarah itu diketemukan, barulah dijalankan:
1.    Hiuristik, ialah proses mencari untuk memperoleh sumber-sumber sejarah berbentukbenda bangunan, berkakas, sumber tertulis (dalam) dan sumber ekspresi ( hasil wawancara ).
2.    Kritik yaitu proses untuk menyeleksi data menjadi fakta.
3.    Interpretasi adalah merangkaikan fakta-fakta menjadi keseluruhan yaitu yang masuk akal.
4.    Histografi yakni merangkaikan fakta-fakta menjadi dongeng sejarah (Zuhdi 1992:1).
Data-data mengenai insiden sejarah tidak semua di peroleh dari catatan-catatan tertulis, maka dalam kegiatan penulisan ini, penulis juga menggunakan sistem sejarah verbal berbentukwawancara. Metode ini ialah metode aksesori untuk dapat merekonstruksi insiden sehingga menjadi lebih luas dimensinya alasannya data-data tidak terdapat di dalam catatan tertulis dapat dilengkapi dengan rekaman-rekaman bunyi. Oleh alasannya itu dalam melaksanakan wawancara, penulis memilih nara sumber sebagai gosip pokok yang mengenali betul mengenai peristiwa tersebut (Singarimbun, 1989 ;92).
1.5.2 Tahap Analisa Data
            Tahap analisa data ini penulis  mengambil langkah mengecek data ini, ialah sehabis data-data itu terkumpul, baik dari hasil studi maupun dari hasil wawancara dengan nara sumber. Sumber itu dikerjakan analisa mengenai sumber primer dan sumber sekunder, sebab titik tolak karya sejarah yakni perihal sumber  penggunaan sumber baik primer maupun sekunder (Gottshalk, 1986, 33-40).
             Fedrik juga menyertakan pula bahwa landasan utama sejarah ialah bab tentang bukti-bukti sejarah yang sesuai dengan pokok urusan yang hendak ditulis. Sumber itu mampu berbentukarsip, surat-surat eksklusif atau surat kabar bukti ini di pelajari lalu dipertimbangkan mana yang sesuai dengan pokok dilema (1984 : 13-14).
            Hasil dari observasi dipilih dan dianalisa untuk menerima fakta yang sanggup menerima amanah dan keabsahannya mampu terjamin. Dan informasi dan hasil dikumpulkan lewat penelitian kepustakaan dan wawancara mengenang bahwa setiap informasi tidak luput dari subyektifitas yang di kemukakan oleh informan atau penutur. Setelah itu di kerjakan perhubungan dan penerangan fakta-fakta yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji menjadi suatu dongeng (Kartodirjo, 1992 : 18-19). Sehingga dengan demikian menjadilah sebuah tulisan yang bersifat diskritif analisis.
1.5.3 Tahap Pengumpulan Data
            Untuk menghimpun suatu fakta-fakta sejarah ialah dengan dua cara yang di gunakan yaitu : menganggap sumber tertulis dan sumbeer verbal ( Arsip nasional Republik Indonesia, 1985 : 46).
            Untuk mendapatkan sumber tertulis mampu di peroleh dengan cara studi pustaka adalah dengan upaya untuk mempelajari dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitianyang sungguh erat sekali dengan observasi, sedangkan sumber mulut ini dapat diperoleh lewat dongeng-dongeng atau cerita-dongeng yang terdapat di kalangan penduduk dengan menggunakan wawancara. Sehingga pada realita ini dapat di katakan tidak semua kejadian sejarah yang sudah berbentuk goresan pena itu dapat memberikan gosip secara terperinci perihal peristiwa sejarah yang terjadi.
1.6 Sistematika Penulisan
            Sebagai pertanggungjawaban ilmiah dalam penulisan ini perlu disusun bentuk ataupun sistematika penulisan ini ialah sebagai berikut :
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1              Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Masalah
1.3  Ruang Lingkup
1.4  Tujuan Penulisan
1.5  Metode Penelitian
1.6  Sistematika Penulisan
BAB II             Latar Belakang Pertumbuhan dan Perkembangan Kabupaten Kapuas Hulu
                  2.1  Masuknya Belanda
                  2.2  Masuknya Jepang
                  2.3  Sejarah Sebelum Terbentuknya Kabupaten Kapuas Hulu
                  2.4  Sistem Pembentukan Daerah
                  2.5  Lambang Daerah
                  2.6  Pembentukan Dasar Hukum Otonomi Kabupaten Kapuas Hulu
                  2.7  Perkembangan Aparatur Pemerintah
BAB III              Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu
                  3.1  Mata Pencaharian dan Penduduk
                  3.2  Pola Pemukiman Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu
                  3.3  Agama dan Kepercayaan
                  3.4  Keadaan Sosial Budaya
                  3.5  Sistem Kekerabatan
                  3.6  Startifikasi Sosial
BAB IV             Kondisi Perekonomian Kabupaten Kapuas Hulu
4.1       Potensi-Potensi Kabupaten Kapuas Hulu
4.1.2  Lahan Perkebunan
4.1.3  Bahan Tambang
4.1.4  Kekayaan Perikanan
                 4.2  Sektor Penunjang Perekonomian
                           4.2.1  Perhubungan Darat
                          4.2.2  Perhubungan Sungai
                         4.2.3  Perhubungan Udara
                 4.3  Telekomunikasi dan Informasi
                        4.3.1  Sektor Pariwisata
                 4.4  Perdagangan Industri dan Koperasi
                        4.4.1  Industri
                        4.4.2  Perdagangan
                        4.4.3  Koperasi
                 4.5  Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu
                        4.5.1  Sektor Kebudayaan
                        4.5.2  Sektor Pariwisata
BAB IV           Penutup
                 5.1  Kesimpulan
                 5.2  Saran-Saran
-DAFTAR PUSTAKA
-DATA INFORMAN
-LAMPIRAN-LAMPIRAN