Obat yang Sering Dilupakan Kaum Muslimin (Bagian 3)

Lanjutan dr Obat yg Sering Dilupakan Kaum Muslimin (Bagian 2)

Sungguh, rasa takut & kehati-hatian merupakan satu indikasi keberhasilan seorang dokter utamanya dokter bedah.

Jika seorang dokter tak takut atau tak waspada, kadang kala hal itu akan menghipnotis hasil pengobatannya.

Rasa takut & hati-hati memiliki beberapa faedah terutama bagi dokter bedah.

Di antaranya alasannya yaitu bahwa kalau seseorang berhati-hati dlm melaksanakan suatu pekerjaan, maka relevansinya dgn Allah Ta’ala akan kian berpengaruh.

Hubungan tersebut berwujud harapan, memohon sumbangan & ketundukan, maka Allah Ta’ala akan membimbingnya & memudahkan urusannya.

Jika seorang dokter tak memiliki rasa takut, ia akan terkena penyakit tinggi hati, sombong, congkah, & angkuh.

Dokter mirip itu akan menilai bahwa semua hasil pengobatannya atau operasi bedahnya adalah hasil dr pengalamannya, kepandaiannya & ilmunya sebagai seorang dokter.

Ia tak mengembalikannya pada bimbingan & kekuasaan Allah Ta’ala yg sudah menciptakan segala ilmu yg ada di dunia ini.

Dengan begitu, perlindungan Allah Ta’ala  tidak akan dia dapatkan, meskipun pasiennya sembuh atau operasinya sukses beliau tak akan mendapatkan pahala apa-apa.

Ia hanya sekadar menerima sanjungan & kebanggaan dr insan di dunia, sedangkan di darul baka beliau tak akan mendapatkan apa-apa, sebab beliau tak mengharapkan keuntungan darul baka dr bisnisnya.

Ia tak membuatnya selaku bentuk ibadah pada Allah Ta’ala. Hal ini pasti sangat berlawanan dgn seorang dokter muslim yg taat pada Allah Ta’ala.

Dokter muslim yg taat akan takut & khawatir bila tak berhasil dlm mengobati pasiennya. Sehigga, ia akan berdoa pada Allah Ta’ala untuk kesembuhan pasien & dirinya sendiri.

  Anak Muda Ini Sering Dianggap Kristen dan “China”, Ini Pengalamannya

Kita sering mendengar perumpamaan bahwa menghalangi itu lebih baik ketimbang mengobati.

Sejatinya, berkonsultasi ke dokter, meminum obat-obatan baik yg alami atau yg telah dimasak, serta cara lainnya hanyalah suatu fasilitas menuju kesembuhan yg bergotong-royong.

Intinya yaitu meminta kesembuhan itu hanya pada Allah yg sudah menurunkan penyakit beserta obatnya. Wallahu A’lam.

Disarikan dr goresan pena seorang dokter dr Arab Saudi berjulukan Dr. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jabir dlm buku yg berjudul Musyahadat Thabîb Qashash Waqi’iyah.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]