Nilai Ibadah Dalam Aktifitas Menulis

Allah menawarkan lahan yng Amat luas bagi kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam benih-benih pahala. Jangan sampai kita mempersempit luasnya rahmat Allah swt. yang dengannya acuan pikir konservatif yng kita buat sendiri. Termasuk yng berhubungan yang dengannya dunia tulis menulis. Jangan sampai kita memiliki pikiran sebetulnya menulis hanyalah kegiatan duniawi semata serta tak ada kaitannya yang dengannya akhirat. Apabila masih ada yng berpendapat semisal itu, mungkin dia butuh pencerahan spiritual. Menulis yaitu kemampuan yng Perlu kita tradisikan di lembaga-forum pendidikan di segala jenjang. Baik pendidikan dasar, menengah, terlebih di pendidikan tinggi.
Selain bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyalurkan hobi, menulis pun mampu berguna ibadah. Tentu saja syarat serta ketentuan berlaku. Kenapa begitu? Ya, lantaran tak seluruh menulis berharga ibadah, selalu ada pengecualiannya. Apabila yng kita tulis ialah sesuatu yng baik, menunjukkan faedah, serta tak merugikan pihak manapun, bukankah itu seluruh berharga ibadah? Sama-sama menulis, mengapa Perlu menulis sesuatu yng merugikan orang lain? Tentunya kita sendiri pun rugi, rugi waktu, tenaga, asumsi, malah materi.
“Menulis selaku ibadah” ialah jargon yng pantas kita jadikan pola semoga kita menjadi semangat menulis. Hal ini sekalian bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengganti contoh pikir sebagian dari kita yng masih berpendapat bahwasanya ibadah itu selalu berasosiasi yang dengannya praktek-praktek ritual semisal shalat, haji, dan juga lain-lainya. Padahal, segala seuatu itu bergantung pada niatnya, salah satunya menulis. Kalau kita niat menulis bagi atau mampu juga dikatakan untuk tujuan-tujuan yng baik semisal membagikan ilmu, memberikan motivasi, memberikan penyelesaian atas sebuah masalah, serta memperlihatkan inspirasi-ilham baru yng inspiratif bagi orang lain, maka kegiatan menulis kita sudah berguna ibadah.

  Mengapa Ada Kekerasan Atasnama Agama? Ternyata Ini Penyebabnya