Sholat idul adha ialah amal khusus di hari raya idul adha
yang pahalanya luar biasa. Bagaimana niat sholat idul adha, bacaan & tata
caranya? Kapan waktu pelaksanaan & apa saja sunnah-sunnahnya? Berikut
pembahasan lengkapnya.
Begitu besarnya pahala sholat ini, Rasulullah
menyuruh kaum laki-laki & perempuan untuk mengerjakannya. Juga budak dan
belum dewasa. Bahkan perempuan haid pula diperintahkan menyaksikan meskipun mesti
menjauh dr kawasan sholat.
Daftar Isi
Hukum Sholat Idul Adha
Jumhur ulama menerangkan bahwa hukum sholat idul adha ialah sunnah muakkadah. Yaitu sunnah yg sungguh disarankan.
Pendapat hukum sholat idul adha yaitu sunnah & bukan wajib ini didasarkan dr balasan Rasulullah tatkala ditanya seseorang ihwal kewajiban dlm Islam. Beliau bersabda:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ
. فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ
“Sholat lima waktu sehari semalam.” Orang itu bertanya
lagi, “Apakah ada keharusan (sholat) lain?” Beliau menjawab, “Tidak, kecuali
engkau melaksanakan sholat sunnah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Syaikh Abdurrahman Al Juzairi menjelaskan dlm kitab Fiqih Empat Madzhab, menurut Mazhab Hambali, aturan sholat idul adha adalah fardhu kifayah bagi mereka yg sudah wajib untuk sholat Jumat. Sehingga bila di suatu penduduk muslim sudah ada yg mengerjakannya, maka gugurlah keharusan bagi orang lain.
Sedangkan berdasarkan mazhab Hanafi, hukumnya fardhu ‘ain bagi mereka yg sudah wajib Sholat Jumat. Sehingga yg tak mengerjakannya akan menerima dosa.
Pendapat yg menyatakan hukumnya fardhu ‘ain ini didasarkan pada perintah Rasulullah yg menyuruh seluruh muslim Madinah untuk mengikuti sholat id, tergolong budak perempuan. Bahkan perempuan yg sedang haid pun diperintah untuk hadir mendengarkan khutbah. Namun, menjauhi kawasan sholat. Sebagaimana hadits dr Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anha
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَ فِيْ عِيْدَيْنِ العَوَاطِقَ وَالْحُيَّضَ
لِيَشْهَدْناَ الخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَتَعْتَزِلَ الْحُيَّضُ
الْمُصَلِّى
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyuruh kami keluar menghadiri shalat ‘id bareng budak-budak perempuan
dan perempuan-perempuan yg sedang haid untuk menyaksikan kebaikan-kebaikan
dan mendengarkan khuthbah. Namun dia mengutus perempuan yg sedang haid
menjauhi tempat shalat.” (HR. Bukhari & Muslim)
Niat Sholat Idul Adha
Di dlm hadits, tak dijumpai bagaimana lafadz niat sholat idul adha. Rasulullah & para sobat biasa menjalankan ibadah dgn niat tanpa melafadzkannya.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm kitab Fiqih Islam wa
Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa kawasan niat yakni hati.
Melafadzkan niat bukanlah syarat, namun menurut jumhur ulama hukumnya sunnah
karena membantu hati dlm menghadirkan niat. Sedangkan berdasarkan mazhab Maliki,
yang terbaik adalah tak melafadzkan niat alasannya tak bersumber dr Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Nah, berikut ini lafadz niat sholat idul adha selaku makmum:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْأَضْحَى
رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى
(usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini ma’muuman
lillaahi ta’aalaa)
Artinya: Saya niat sholat sunnah idul adha dua raka’at
sebagai ma’mum sebab Allah Ta’ala
Sedangkan untuk imam, lafadz niat sholat idul adha yakni
sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ
إِمَامًا للهِ تَعَالَى
(usholli sunnatan ‘iidil adha rok’ataini imaaman lillaahi
ta’aalaa)
Artinya: Saya niat sholat sunnah idul adha dua raka’at
sebagai imam alasannya adalah Allah Ta’ala
Baca juga: Puasa Arafah
Tempat & Waktu Sholat Idul Adha
Sholat idul adha disyariatkan dijalankan dengan-cara berjamaah. Tempatnya lebih afdhol (utama) di tanah lapang, kecuali bila ada udzur mirip hujan.
Dalilnya, Rasulullah biasa melaksanakan sholat ‘id di
tanah lapang meskipun ada Masjid Nabawi yg pahala sholat di dalamnya
dilipatgandakan 1.000 kali lipat. Sebagaimana hadits dr Abu Sa’id Al Khudri
radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam lazimkeluar
pada hari raya Idul Fitri & Idul Adha menuju tanah lapang. (HR. Bukhari
dan Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hadits ini
menjadi dalil bahwa sholat ‘id di tanah lapang lebih utama ketimbang di masjid.
Kecuali penduduk Makkah yg senantiasa melakukan sholat ‘id di masjidil haram.
Sedangkan dlm Fikih Manhaji Mazdhab Syafii diterangkan, daerah sholat id terbaik ialah di kawasan yg banyak menampung jamaah. Jika daya tampungnya sama, masjid lebih utama dr pada lapangan alasannya adalah kaum muslimin bisa mendapat dua pahala yakni dr sholatnya & keberadaannya di masjid. Rasulullah sholat id di tanah lapang alasannya adalah waktu itu masjid Nabawi sempit tak bisa menampung seluruh jamaah yg terdiri dr kaum lelaki, perempuan & anak-anak.
Namun, Sholat Idul Adha pula sah jika dilakukan sendiri maupun berjamaah di rumah. Imam Syafi’i Rahimahullah menyampaikan dlm Al Umm:
ويصلي العيدين المنفرد في بيته والمسافر والعبد والمرأة
Shalat dua hari raya seorangg diri di rumah baik musafir, hamba sahaya, & wanita.
Sayyid Sabiq rahimahullah dlm Fiqih Sunnah juga menjelaskannya. Beliau menyampaikan:
تصح صلاة العيد من الرجال والنساء مسافرين كانوا أو مقيمين جماعة أو منفردين، في البيت أو في المسجد أو في المصلى.
Shalat Id itu sah dilakukan oleh laki-laki, wanita, musafir, mukimin, berjamaah, sendiri, di masjid, di rumah, maupun di lapangan.
Sedangkan mengenai waktu sholat idul adha, menurut jumhur
ulama, dimulai dr matahari setinggi tombak sampai waktu zawal (matahari
bergeser ke barat). Ibnul Qayyim Al Jauziyah rahimahullah menerangkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mempercepat pelaksanaan sholat
ini. Hikmahnya, biar kaum muslimin mempunyai lebih banyak waktu untuk menyembelih
hewan qurban.
Baca juga: Sholat Tahajud
Tata Cara Sholat Idul Adha
Sholat idul adha dikerjakan dengan-cara berjamaah. Setelah
sholat selesai ditunaikan, khatib menyampaikan khutbah. Ini berlainan dengan
urutan pada sholat Jumat yg khutbahnya disampaikan terlebih dahulu, setelah itu
gres sholat.
Berikut ini beberapa hal terkait pelaksanaan sholatnya:
1. Tidak ada sholat qobliyah & ba’diyah
Sholat idul adha tak didahului dgn sholat sunnah
qobliyah & tak pula diakhiri dgn sholat sunnah ba’diyah. Sebagaimana
hadits dr Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا
وَلاَ بَعْدَهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada
hari Idul Adha atau Idul Fitri, kemudian beliau menjalankan shalat ‘ied dua
raka’at, tetapi dia tak melaksanakan shalat qobliyah maupun ba’diyah. (HR.
Bukhari & Muslim)
2. Tidak ada adzan & tak ada iqomah
Berikutnya, sholat idul adha tak didahului dgn adzan, tak pula ada iqomah. Sebagaimana hadits dr Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu:
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلاَ
إِقَامَةٍ
Aku berulang kali melakukan shalat ‘ied bareng
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan cuma sekali atau dua kali,
ketika itu tak ada adzan maupun iqomah.
Secara simpel, sistem sholat idul adha yaitu selaku
berikut:
- Niat. Pembahasan niat sholat idul adha telah dibahas di atas.
- Takbiratul ihram
- Takbir lagi (takbir zawa-id) sebanyak 7 kali. Di antara takbir disunnahkan membaca dzikir memuji Allah.
- Membaca surat Al Fatihah dilanjutkan surat lainnya
- Ruku’ dgn tuma’ninah
- I’tidal dgn tuma’ninah
- Sujud dgn tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dgn tuma’ninah
- Sujud kedua dgn tuma’ninah
- Bangkit dr sujud & bertakbir
- Takbir zawa-id sebanyak lima kali. Di antara takbir disunnahkan membaca dzikir memuji Allah.
- Ruku’ dgn tuma’ninah
- I’tidal dgn tuma’ninah
- Sujud dgn tuma’ninah
- Duduk di antara dua sujud dgn tuma’ninah
- Sujud kedua dgn tuma’ninah
- Duduk tasyahud dgn tuma’ninah
- Salam
Singkatnya, yg berlainan dr sholat lainnya yaitu niat
dan takbir zawa-id. Di antara setiap takbir zawa-id, direkomendasikan membaca dzikir
dengan memuji Allah. Di antaranya dgn bacaan:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا
إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ
(Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh
wallohu akbar)
Artinya: Maha suci Allah, segala kebanggaan bagi-Nya,
tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar
Adapun bacaan sholat untuk setiap gerakan yang lain, bisa dibaca lengkap di Bacaan Sholat
Sunnah-Sunnah Sholat Idul Adha
Ada sejumlah hal yg direkomendasikan untuk dilaksanakan baik
sebelum maupun setelah sholat idul adha. Di antaranya adalah delapan hal
berikut ini:
1. Mandi sholat idul adha sebelum berangkat
Pertama, Rasulullah mengajarkan untuk mandi sebelum berangkat sholat ‘id. Demikian pula para shahabat lazimmenjalankan sunnah mandi sholat idul adha ini.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lazimmandi
pada hari raya Idul Fitri & Idul Adha.” (HR. Ibnu Majah)
2. Memakai pakaian terbaik
Kedua, Rasulullah mengenakan busana terbaik tatkala sholat ‘id. Beliau pula menyuruh teman mengenakan busana terbaik. Sebagaimana hadits dr Hasan As Sibhti:
أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في العيدين
أن نلبس أجود ما نجد ، وأن نتطيب بأجود ما نجد
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh
kami agar pada hari raya mengenakan pakaian terbagus & wangi-wangian terbaik.
(HR. Hakim)
3. Memakai wewangian
Selanjutnya, sunnah memakai wewangian, terutama bagi laki-laki, sebagaimana hadits di atas. Adapun bagi kaum muslimah, semestinya tak menggunakan parfum yg baunya tajam sebab ada hadits yg melarangnya.
4. Mengajak keluarga & belum dewasa
Sebagaimana hadits yg disebutkan tepat di atas judul niat sholat idul adha di atas, Rasulullah memerintahkan seluruh perempuan untuk menghadiri sholat id. Demikian pula riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu tatkala masih kecil turut sholat id. Bahkan, perempuan yg haid pun diajak menyaksikan namun menjauh dr daerah sholat, sebagaimana hadits dr Ummu Athiyyah yg diriwayatkan Imam Bukhari & Muslim.
5. Takbiran dikala menuju tempat sholat
Selanjutnya, sunnah takbiran dikala berangkat menuju kawasan sholat. Bahkan sunnah takbiran ini sejak 9 Dzulhijjah setelah Subuh. Di antara lafazh takbir, boleh dua kali takbir, boleh pula tiga kali takbir.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ
إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tak ada
ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala kebanggaan cuma
untuk-Nya
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ
أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ
الْحَمْدُ
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah
Maha Besar, tak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,
segala kebanggaan hanya untuk-Nya
Baca juga: Amal Bulan Dzulhijjah
6. Berjalan kaki
Sunnah berjalan kaki baik ketika pergi maupun pulang. Tidak naik kendaraan kecuali ada hajat, contohnya sangat jauh. Sebagaimana hadits dr Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
berangkat shalat ‘id dgn berjalan kaki, begitu juga tatkala pulang. (HR.
Ibnu Majah)
7. Melewati jalan yg berbeda
Disunnahkan pula mengambil jalan berlainan dikala pergi dan
pulang. Sebagaimana hadits dr Jabir radhiyallahu ‘anhu:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا
كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala shalat ‘id,
dia melalui jalan yg berlainan saat berangkat & pulang. (HR. Bukhari)
8. Menyegerakan mulainya sholat idul adha
Salah satu sunnah sholat idul adha yakni menyegerakan dimulainya sholat. Di antara hikmahnya, agar lebih banyak tersedia waktu untuk menyembelih binatang qurban.
Demikian pembahasan lengkap mulai dr aturan, niat sholat idul adha, hingga metode & sunnahnya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]