Puasa Asyura yaitu amalan khusus di bulan Muharram yg keutamaannya luar biasa. Bagaimana niat puasa asyura & sistem, serta apa saja keistimewaan puasa ini & jatuh tanggal berapa?
Berikut ini pembahasan lengkapnya beserta dgn tingkatan puasa ini. Juga dgn hadits-hadits shahih selaku dalil pembahasannya.
Daftar Isi
Pengertian Puasa Asyura & Hukumnya
Puasa asyura (atau puasa asyuro) yakni puasa sunnah yg pada tanggal 10 Muharram. Hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yg anjurannya sungguh kuat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian dia lebih besar ketimbang puasa-puasa sunnah yang lain. Tatkala para teman melaporkan bahwa orang-orang Yahudi pula puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah kemudian menambahnya dgn puasa satu hari sebelumnya. Yakni tanggal 9 Muharram yg diketahui dgn nama puasa tasu’a.
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ –
صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura & memerintahkan orang semoga berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia yaitu suatu hari yg dibesarkan oleh orang Yahudi & Katolik.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun selanjutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim & Abu Dawud)
Baca juga: Puasa Senin Kamis
Tata Cara Puasa Asyura
Tata cara puasa Asyura sama dgn tata cara puasa pada
umumnya. Yaitu selaku berikut:
1. Niat
Niat puasa asyura sebaiknya pada malam hari, sebelum terbitnya fajar. Namun alasannya ini yakni puasa sunnah, bila terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa & tak melaksanakan hal apa pun yg membatalkan puasa.
Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa
sunnah dgn niat di waktu pagi seperti pada hadits berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ
دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ
عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا
يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ
أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ
Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada sebuah hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian mempunyai sesuatu untuk disantap?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain dia menemui kami, lalu kami katakan pada ia, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis kuliner berisi adonan kurman, samin & tepung).” Lantas dia bersabda, “Berikan kuliner tersebut padaku, padahal tadi pagi gue sudah berniat puasa.” Lalu beliau mengkonsumsi makanan tersebut. (HR. Muslim)
Baca juga: Niat Puasa Senin Kamis
2. Makan Sahur
Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa yg akan mendapat pahala & keberkahan. Namun jikalau kita tak mengerjakannya, misalnya alasannya adalah bangunnya telat, puasanya tetap sah. Karena ia ialah sunnah, bukan wajib.
3. Menahan diri dr yg membatalkan
Yaitu menahan diri dr makan, minum, berhubungan dgn istri & segala hal yg membatalkan puasa. Mulai semenjak terbit fajar hingga matahari terbenam.
4. Buka puasa
Yaitu berbuka sebagaimana puasa pada umumnya baik puasa
wajib maupun puasa sunnah. Buka puasa ini waktunya tatkala matahari terbenam,
yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah
satu sunnah puasa.
Baca juga: Puasa Daud
Niat Puasa Asyura
Di dlm hadits, tak ada bagaimana lafal niat puasa asyura. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melaksanakan amal dgn niat tanpa melafalkannya.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama setuju bahwa tempat niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah syarat, namun ia sunnah berdasarkan jumhur ulama selain mazhab Maliki dgn maksud menolong hati dlm mendatangkan niat. Sedangkan berdasarkan mazhab Maliki, yg terbaik yaitu tak melafalkan niat karena tak bersumber dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lafadz niat puasa Asyura ialah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء
سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma
fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya:
Saya niat puasa Asyura, sunnah sebab Allah Ta’ala
Puasa Asyura Jatuh pada Tanggal Berapa
Waktu puasa Asyura adalah tanggal 10 Muharram. Pada tahun 1444 hijriyah ini, 10 Muharram jatuh pada tanggal 8 Agustus 2022 masehi, yakni hari Senin.
Sedangkan puasa tasu’a pada tanggal 9 Muharram. Untuk tahun 1444 hijriyah ini, ia jatuh pada hari Ahad, tanggal 7 Agustus 2022.
Baca juga: Khutbah Jumat Muharram
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa asyura memiliki keistimewaan yg luar biasa. Berikut
ini tiga keutamaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih.
1. Puasa paling utama
Puasa asyura merupakan puasa sunnah pada bulan Muharram. Sedangkan puasa di bulan Muharram merupakan puasa yg paling utama sesudah puasa Ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ
اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ
اللَّيْلِ
“Puasa paling utama sesudah Ramadhan ialah (puasa
bulan) Muharram & shalat yg paling utama sehabis shalat fardhu ialah
shalat malam” (HR. Muslim)
سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ
وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ
بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ
الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yg lebih utama setelah shalat fardhu & puasa manakah yg lebih utama sehabis puasa Ramadhan?” Beliau bersabda, “Shalat yg paling uatama sehabis shalat fardhu adalah shalat di tengah malam & puasa yg paling utama sesudah puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, & Ahmad)
2. Nabi Sangat Mengutamakan
Puasa asyura merupakan puasa yg Rasulullah utamakan & istimewakan. Ibnu Abbas menerangkan, tak ada puasa sunnah yg lebih Rasulullah prioritaskan melampaui puasa asyura.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ
مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ
فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا
الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tak pernah menyaksikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yg diutamakannya atas yg yang lain selain hari ini, hari asyura & bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)
3. Menghapus dosa setahun sebelumnya
Inilah keutamaan puasa asyura yg paling populer. Puasa
asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam:
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “mampu menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Dengan tiga keutamaan yg luar biasa ini, sudah
selayaknya kaum muslimin lebih termotivasi untuk melaksanakannya. Dan semoga
mendapat seluruh keutamaannya utamanya ampunan atas dosa setahun sebelumnya.
Baca juga: 5 Amalan Sunnah Bulan Muharram
Tingkatan Puasa Asyura
Sayyid Sabiq menandakan bahwa puasa asyura mempunyai tiga
tingkatan. “Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan,
kesepuluh & kesebelas,” tulis Sayyid Sabiq dlm Fiqih Sunnah. “Kedua,
berpuasa pada hari kesembilan & kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari
kesepuluh saja.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dlm Fiqih Islam wa Adillatuhu, jikalau seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dlm kitab Al Umm & Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.
Demikian pembahasan Puasa Asyura mulai dr pengertian & hukum, waktu, niat, hingga keutamaannya. Semoga berfaedah. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]