Niat Mandi Wajib, Tata Cara, Doa, Waktu dan Hikmahnya

Mandi wajib adalah keharusan muslim & muslimah yg sedang berhadats besar –baik sesudah berhubungan maupun sehabis haid atau nifas- biar kembali suci. Bagaimana metode mandi wajib, niat & doa, serta apa saja hikmahnya? Berikut ini pembahasan lengkapnya.

Apa Itu Mandi Wajib

Mandi (الغسل) adalah meratakan air ke seluruh tubuh dgn cara tertentu. Mandi wajib (mandi besar) yaitu meratakan air ke seluruh badan dgn niat & cara tertentu. Mandi ini Allah wajibkan pada kaum muslimin semoga kembali suci dr hadats besar, baik sesudah haid, nifas, bekerjasama, atau karena lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Dan jika ananda junub, maka mandilah (QS. Al Maidah:
6)

Ketika menerangkan ayat ini dlm Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Az Zuhaili mengatakan “ayat ini memerintahkan biar kita menyucikan seluruh badan, kecuali pecahan yg air tak bisa sampai kepadanya seperti kepingan dlm mata. Hal ini lantaran membasuh cuilan dlm mata adalah menyakitkan serta membahayakan.”

Baca juga: Sholat Tahajud

Yang Menyebabkan Wajib Mandi

Ada enam masalah yg menciptakan seseorang wajib mandi.

1.  Keluarnya mani

Ini berlaku bagi muslim pria maupun wanita. Baik
pada saat tidur (mimpi) maupun dlm kondisi terjaga, disertai dgn syahwat.

Ada pun kalau ia keluar karena sakit atau cuaca dingin,
maka tak wajib mandi. Hal ini pernah terjadi di zaman teman.

Seseorang bertanya pada sejumlah sobat Nabi, ia mengadukan bahwa dirinya kadang keluar air memancar ketika buang air kecil. Thawus, Saad bin Jubair & Ikrimah menanyakan apakah air yg memancar itu yaitu air yg menjadi asal peristiwa anak.

Begitu dijawab iya, mereka mendelegasikan pria itu untuk mandi wajib (mandi besar). Namun begitu didengar Ibnu Abbas, ia meralat pedoman mereka karena keluarnya air tersebut tak disertai syahwat & tak menciptakan lesu.

“Itu cuma karena dampak cuaca masbodoh, Anda cukup berwudhu
saja,” demikian pedoman Ibnu Abbas.

2. Berhubungan

Jika suami istri berhubungan, maka keduanya wajib mandi
baik “keluar” maupun tidak.

Mandi wajib lantaran alasannya adalah pertama & kedua ini disebut pula sebagai mandi junub, sebagaimana Syaikh Mushtofa Al Bugho terangkan dlm Fiqih Manhaji ‘ala Mazhab Syafi’i.

3. Haid

Tentu saja ini khusus untuk perempuan. Jika haid sudah
berhenti, maka wajib mandi untuk menyucikan diri dr hadats besar.

4. Nifas

Ini pula khusus untuk perempuan. Jika nifas sudah
berhenti, maka wajib mandi untuk menyucikan diri dr hadats besar.

5. Mati selain mati syahid

Seorang muslim yg meninggal, ia wajib dimandikan. Namun
jikalau meninggalnya adalah mati syahid di medan jihad fi sabilillah, maka ia
tidak wajib dimandikan

Baca juga: Sholat Jenazah

6. Masuk Islam

Ulama Maliki & Hambali mewajibkan mandi pada orang
kafir yg memeluk Islam. Yakni berdasarkan hadits Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah menyuruh Tsumamah yg baru masuk Islam untuk mandi.

Namun ulama Hanafi & Syafi’i beropini hukumnya
sunnah, kecuali jika mereka berjunub. Alasannya, Rasulullah tak mendelegasikan semua
orang yg masuk Islam untuk mandi.

Tata Cara Mandi Wajib

Rukun mandi ada dua yakni niat & membasuh seluruh
anggota badan, sebagaimana firman Allah dlm surat Al Maidah ayat 6 di atas.
Sehingga, orang yg telah bermaksud mandi wajib & kemudian membasuh seluruh
tubuhnya dgn air, mandinya sudah sah.

Namun, Rasulullah mencontohkan sistem mandi wajib yang
di dalamnya terdapat banyak sunnah sebagai berikut:

1. Niat

Mulailah dgn niat mandi wajib untuk menghilangkan
hadats besar. Niat ini membedakan mandi wajib dgn mandi biasa.

2. Bersihkan telapak tangan

Basuh & bersihkan kedua telapak tangan. Ulangi tiga
kali.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ
كَفَّيْهِ ثَلَاثًا

Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi
karena junub, maka ia memulainya dgn mencuci kedua telapak tangannya
tiga kali…” (HR. Muslim)

3. Cuci kemaluan

Cuci & bersihkan dr mani & kotoran yg ada padanya
serta sekitarnya.

4. Berwudhu

Ambillah wudhu sebagaimana tatkala hendak shalat.

5. Basuh rambut, sela pangkal kepala

Masukkan telapak tangan ke air, atau ambillah air dengan
kedua telapak tangan (bila menggunakan shower), lalu gosokkan ke kulit kepala,
lantas siramlah kepala tiga kali.

6. Siram & bersihkan anggota tubuh

Pastikan seluruh anggota badan tersiram air dan
dibersihkan, tergolong lipatan atau penggalan-belahan yg tersembunyi seperti
ketiak & sela jari kaki.

Langkah ke-3 hingga ke-6, dalilnya yakni hadits-hadits
berikut:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ
ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي
الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ
ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
bahwa jikalau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mandi lantaran junub, dia
memulainya dgn mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu
sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dlm air dan
menggosokkannya ke kulit kepala. Setelah itu ia menyiramkan air ke atas
kepalanya dgn cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian
ia mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Al Bukhari)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ
يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ
فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يَأْخُذُ
الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ
قَدْ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى
سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ

Dari Aisyah ia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mandi lantaran junub, maka ia memulainya dgn membasuh
kedua tangan. Beliau menuangkan air dgn tangan kanan ke atas tangan kiri,
kemudian membasuh kemaluan & berwudhu dgn wudhu untuk shalat. Kemudian
dia menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata.
Setelah selesai, dia membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh
seluruh tubuh & karenanya membasuh kedua kaki.” (HR. Muslim)

Baca juga: Sholat Jumat

Niat Mandi Wajib

niat mandi wajib

Semua ulama sepakat bahwa kawasan niat yaitu hati. Melafadzkan
niat bukanlah sebuah syarat. Artinya, tak mesti melafalkan niat.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Fiqih Islam wa Adillatuhu menerangkan, berdasarkan jumhur ulama selain madzhab Maliki, melafalkan niat hukumnya sunnah dlm rangka menolong hati menghadirkan niat. Sedangkan berdasarkan madzhab Maliki, yg terbaik ialah tak melafadzkan niat karena tak ada contohnya dr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bagi yg melafadzkan, lafadz niat mandi wajib yaitu sebagai
berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ
اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

(Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardhon
lillaahi ta’aalaa)

Artinya:
Aku bermaksud mandi untuk menetralisir hadats besar, fardhu lantaran Allah Taala

Baca juga: Niat Sholat Dhuha

Doa Mandi Wajib

Apa saja doa mandi wajib yg perlu kita amalkan? Ada beberapa doa yg terkait dgn mandi wajib, yakni:

1. Sebelum masuk kamar mandi hendaklah berdoa:

Sebelum masuk kamar mandi hendaklah berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

(Alloohumma inni a’uudzu bika minal khubutsi wal
khabaa-its)

Artinya:
Ya Allah, gue berlindung kepada-Mu dr gangguan syaitan lelaki & wanita

2. Niat mandi wajib

Lafal niat mandi wajib (kadang orang menyebut doa mandi junub) sebagaimana pembahasan di atas.

3. Setelah selesai mandi & keluar kamar mandi hendaklah berdoa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَذْهَبَ عَنِّى الأَذَى وَعَافَانِى

(Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘anni adzaa wa ‘aafaanii)

Artinya:
Segala puji bagi Allah yg sudah menetralisir penyakit & telah membuatku sehat

Baca juga: Doa Iftitah

Waktu Mandi Wajib

Waktu mandi wajib (mandi besar) ialah setelah selesainya hal yg menyebabkan hadats besar.

Jika ia berhadats besar lantaran berafiliasi, maka sesudah selesai hendaklah secepatnya mandi. Tidak menundanya hingga pagi. Namun bila karena sebuah hambatan misalnya sangat hambar, boleh mandi sewaktu pagi tetapi sebelum tidur hendaklah berwudhu dulu.

Jika ia berhadats besar karena mimpi, maka setelah terbangun & menyadarinya, hendaklah mandi.

Adapun kalau karena haid atau nifas, maka dipastikan haid & nifas itu berhenti kemudian mandi besar.

Baca juga: Waktu Mustajab

5 Hal Terlarang bagi Orang Junub

Ada lima hal terlarang yg tak boleh dilakukan oleh
orang yg junub maupun haid hingga ia melakukan mandi wajib.

1. Sholat

Orang yg junub atau masih berhadats besar & belum
mandi wajib, haram melakukan sholat. Baik sholat fardhu maupun sholat sunnah.

Sebagaimana sabda Rasulullah: “sholat cuma diterima (jika dilakukan) dlm keadaan suci” (HR. Muslim)

2. Thawaf

Orang yg junub atau masih berhadats besar, haram menjalankan thawaf. Baik thawaf fardhu maupun sunnah.

Sebagaimana sabda Rasulullah: “Thawaf itu laksana sholat.
Bedanya, dlm thawaf kalian diperbolehkan untuk mengatakan, maka janganlah
membahas kecuali kebaikan” (HR. Hakim)

3. Masuk masjid

Orang yg junub atau masih berhadats besar & belum
mandi wajib, tidak boleh masuk & berdiam diri di masjid.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “… & jangan pula
(kau hampiri masjid tatkala kamu) dlm kondisi junub kecuali sekedar melalui
jalan saja, sebelum ananda mandi” (QS. An Nisa’: 43)

4. Tilawah

Orang yg junub atau masih berhadats besar & belum
mandi wajib, tidak boleh membaca Al Qur’an.

Rasulullah bersabda: “Wanita haid atau orang yg sedang
junub janganlah membaca apa pun dr Al Qur’an” (HR. Tirmidzi)

5. Menyentuh mushaf

Orang yg junub atau masih berhadats besar & belum mandi wajib, dihentikan menyentuh mushaf. Sebagaimana sabda Nabi: “Al Alquran hanya boleh disentuh oleh yg suci” (HR. Malik & Daruquthni)

Baca juga: Doa Setelah Sholat

Hikmah Mandi Wajib

Sedikitnya ada tiga pesan yang tersirat mandi wajib sebagaimana
dijelaskan dlm Fiqih Manhaji.

1. Berpahala

Mandi wajib memiliki nilai ibadah yg tentu saja
berpahala. Bahkan mandi wajib ini berpahala besar karena Rasulullah mensabdakan
“Bersuci itu kepingan dr doktrin” (HR. Muslim)

2. Bersih & sehat

Mandi berarti membersihkan diri. Baik dr kotoran maupun
daki yg ada pada badan. Dengan mandi, badan menjadi higienis & karenanya, ia
menjadi lebih segar & sehat.

3. Lebih bersemangat

Dengan mandi, tubuh menjadi segar & lebih bergairah.
Mandi terbukti mampu mengusir kepenatan & rasa malas. Khususnya mandi junub
sehabis seseorang keluar cukup banyak energi.

Dalam buku Indahnya Syariat Islam, Syaikh Ali Ahmad Al
Jurjawi mengutip perkataan Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu tentang
hikmah mandi wajib.

“Ketika saya mandi junub,” kata Abu Dzar, “seakan-akan hilanglah dr diri ini dua beban berat. Yakni rasa malas sebagai beban paling berat & naiknya ruh ke alam luhur kemudian meningkatnya kemampuan untuk melihat keajaiban ciptaan Allah tatkala bangun dr tidur. Saat junub, ruh tak menyaksikan kejaiban tersebut.”

Demikian pembahasan lengkap wacana mandi wajib mulai dr pengertian, metode, niat, doa hingga hikmahnya. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Karena Cinta Membutuhkan Kata