close

Nasehat untuk Aktivis Dakwah Kampus

Menjadi penggerak dakwah kampus artinya mewakafkan diri pada Allah untuk menjadi penolong agamaNya sejak usia muda. Memenuhi panggilanNya: “Wahai orang-orang yg beriman jadilah kalian penolong (agama) Allah…” (QS. Ash Shaf: 14)

Menjadi aktivis dakwah kampus artinya mempersiapkan diri menjadi manusia dgn perkataan terbaik di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Siapakah yg lebih baik perkataannya ketimbang orang yg menyeru pada Allah, melakukan amal yg saleh, & berkata: “Sesungguhnya gue tergolong orang-orang yg mengalah diri?” (QS. Fushilat: 33)

Menjadi penggagas dakwah kampus artinya mendeklarasikan diri menjadi pemegang saham kebangkitan umat. “Kamu yaitu umat yg terbaik yg dilahirkan untuk insan, memerintahkan pada yg ma’ruf, & menangkal dr yg munkar, & beriman pada Allah..” (QS. Ali ‘Imran: 110)

Bersyukurlah jika kamu-sekalian berada di barisan ini. Menjadi penggagas dakwah kampus yakni nikmat besar. Di ketika banyak mahasiswa galau menimbang-nimbang dirinya sendiri, kamu-sekalian sudah memikirkan umat. Di dikala banyak cowok galau dgn masa depannya, kau-sekalian sudah berjibaku merealisasikan masa depan Islam yg gemilang. Di ketika banyak orang seusiamu dilanda pesimisme, kamu-sekalian maju dgn kepercayaan & percaya diri di jalan usaha ini. Di saat banyak orang diterpa hedonisme, kau-sekalian mengajak umat untuk hidup di bawah tutorial wahyu Ilahi.

Maka selalu periksa niat & keikhlasan menapaki jalan ini. Ada pahala besar menunggu, yg tak bisa diraih kecuali dgn niat suci. Ada ridha Allah Azza wa Jalla, yg hanya didapat dgn mengikhlaskan niat cuma untukNya. Ada nirwana seluas langit & bumi, yg cuma mampu dimasuki jikalau kita tak menyekutukanNya.

Jangan putuskan jalan ke nirwana ini dgn menduakan keikhlasan padaNya. Jangan kotori jalan suci menyelamatkan umat ini dgn berkuasanya tujuan dunia. Jangan halangi keberkahan dakwah dgn cita-cita menerima kebanggaan & popularitas.

Mari kuatkan kekerabatan kita dgn Allah. Sebab itulah salah satu kunci kemenangan & keberkahan. Al itthishal billah, kata Sayyid Qutb ketika merinci awamilun nashr.

Menjadi pelopor dakwah kampus, kau-sekalian tak cukup lagi dgn amal minimal. Engkau membutuhkan energi besar yg hanya bisa didapat tatkala relasi dgn Allah sungguh erat. Tak cukup shalat lima waktu, kamu-sekalian pun diseru: qumil laila… bangunlah di waktu malam. Tunaikan sholat tahajud & bermunajatlah kepadaNya. Lepas seluruh beban dakwah & utarakan padaNya. beliau yg memiliki dakwah ini, dia pula yg akan menolong menangani seluruh kendala yg merintang. Baca ayat-ayatNya dgn sarat cinta. Jangan biarkan seharipun berlalu tanpa tilawah. Dengan begitu, kau-sekalian akan terbimbing & memiliki kekuatan ruhiyah.

Menjadi pencetus dakwah kampus, kau-sekalian akan disorot kamera-kamera di kepala insan. Mad’u tak cuma mendengar dakwah yg kamu-sekalian serukan tetapi pula mengamati adakah kau-sekalian mengamalkan. Mereka butuh contoh, bukan sekedar jurkam atau bintang iklan. Dan komitmenmu untuk bederma, akan menghindarkanmu dr kabura maqtan.

Menjadi penggagas dakwah kampus, kamu-sekalian pula membutuhkan bekal tsaqafah yg tak cukup diperoleh dr halaqah-halaqah tarbawiyah. Karenanya, luangkan waktumu untuk membaca. Majlis ilmu mesti tetapi membaca tak boleh ditinggalkan. Iqra’. Bacalah & teruslah membaca. Mulai dr yg paling fundamental dlm dakwah; aqidah, tafsir, hadits & sejarah. Hingga khazanah & problematika konkret. Maka kamu-sekalian tak hanya menjadi penyelenggara & pengurus acara dakwah, tetapi pula siap menjadi dai & pembela agama ini dr segala serangan & syubhat yg dilancarkan lawan-musuh Islam. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]