Nasehat Pernikahan dari Seorang Satpam

Matahari mulai tergelincir ke barat. Bayang-bayang semakin panjang hendak menyamai obyek aslinya. Aku bersama si sulung beristirahat sejenak di pos satpam, sambil menunggu orang yg kami cintai. Di sebelah kami, dua orang sedang mengobrol. Seorang tukang kerikil & seorang satpam.

Jarak yg tak terlalu jauh & heningnya suasana sekolah, karena hari itu hari libur, membuat gue mendengar terperinci percakapan antara keduanya. Tukang batu yg mengambil istirahat sejenak dr pekerjaannya menyelesaikan pembangunan sekolah itu rupanya belum menikah. Sedangkan satpam temannya, telah menikah & mempunyai anak.

Kesempatan itu tak disia-siakan si satpam. Ia memotivasi temannya semoga segera menikah. “Segeralah menikah. Jangan bimbang. Kalau soal rezeki, itu sudah dikontrol sama Allah. Kalau nanti punya anak. Anak itu pula sudah menjinjing rezekinya sendiri.” Begitu motivasi satpam. “Contohnya gue sendiri. Waktu gue menikah, dipermudah rezekiku. Aku mampu kerja. Waktu anakku lahir, malah gue diterima di sini.” Ia meyakinkan dgn bukti-bukti yg dialaminya.

Akhi fillah yg kucintai,

Umar bin Khattab pernah menyampaikan : “Undhur maa qaala wa laa tandzur man qaala” Lihatlah apa yg dibilang & jangan melihat siapa yg mengatakan.

Sungguh suatu saran yg benar & motivasi berguna keluar dr lisan satpam itu. Bukan hanya untuk temannya, tukang batu, tetapi untuk kita semua, utamanya yg belum (berani) menikah.

Bukankah Allah yg sudah berfirman:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Dan nikahkanlah orang-orang yg sendirian di antara kau, & orang-orang yg layak (menikah) dr hamba sahayamu yg lelaki & hamba-hamba sahayamu yg perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan mengkayakan mereka dgn karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) & Maha Mengetahui. (QS. An-Nur : 32).

Allah yg menjamin itu. Apakah kamu-sekalian masih bimbang? Banyak sudah “pembuktian hidup” dr ayat ini. Tidakkah kamu-sekalian mengamati? Bukankah kamu-sekalian bahkan lebih paham dibandingkan dengan satpam itu, bahwa salah satu makna dr “Laa ilaaha illallah” adalah “Laa raaziqa illallah.” Engkau pasti paham lantaran itu disampaikan beberapa kali, bahkan sejak kamu-sekalian bergabung dgn dakwah ini. Lalu kenapa kamu-sekalian masih ragu?

Ayo langkahkah kakimu, saudaraku! Dan persaksikan pada dunia bahwa kau-sekalian termasuk cowok yg membuat ayat Allah menjadi nyata:

وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

Wanita-perempuan yg baik yaitu untuk laki-laki yg baik & laki- laki yg baik yakni untuk wanita-perempuan yg baik (pula) (QS. An-Nur : 26)

Kalau bukan ikhwan sepertimu yg menikahi akhwat-akhwat itu, kemudian lelaki mirip apa yg kau-sekalian anggap layak mendampinginya mengarungi dakwah ini? Kalau bukan ikhwan sepertimu yg segera merealisir “islahul usrah” lalu lelaki macam apa yg kau inginkan bisa berbuat demikian?

Ayo bulatkad tekadmu & majulah, wahai saudaraku,

Dan bergembiralah lantaran kamu-sekalian sudah menyempurnakan separuh agamamu.

إذا تزوج العبد فقد استكمل نصف الدين، فليتق الله في النصف الباقي

Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Maka bertaqwalah pada separuh yg lain (HR. Baihaqi, Hakim berkata: sanadnya shahih. Dalam riwayat Thabrani dipakai kata “doktrin” sebagai pengganti “din”)

Saudaraku, apa yg kau tunggu?

Segeralah melangkah. Dan biarlah Rasulullah tersenyum padamu, alasannya kau sudah menjadi kepingan dr umatnya yg berupaya menyanggupi keinginannya:

وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

Menikahlah kalian! Karena bergotong-royong gue berbangga dgn banyaknya jumlah kalian (HR. Ibnu Majah, dishahihkan Al-Albani dlm Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah)

Saudaraku, apa yg kau tunggu? [Muchlisin BK]

  Hadits Tentang Hak-hak Suami yang Jarang Diketahui Istri