Myanmar, Islam Bukan Agama Pendendam

Meskipun dicaci maki, diusir & dilempari kerikil hingga berdarah kaki ia, Rasulullah tak dendam pada orang-orang Thaif. Tatkala malaikat tiba menawarkan santunan untuk memusnahkan mereka, Rasulullah menjawab dgn penuh cinta: “Bahkan gue berharap pada Allah semoga terlahir dr mereka generasi yg bertauhid pada Allah & tak menyekutukanNya”

Beberapa tahun kemudian, keinginan Rasulullah menjadi kenyataan. Orang-orang Thaif mendapatkan Islam. Mereka beriman. Bahkan tatkala terjadi gelombang kemurtadan sepeninggal Rasulullah, orang-orang Thaif tergolong yg paling teguh memegang kepercayaan. Tak ada yg murtad.

Kini Myanmar dilanda banjir sesudah sebelumnya menghalau, mengintimidasi bahkan membantai Muslim Rohingya. Myanmar sudah diingatkan oleh banyak negara & umat Islam sedunia supaya menghentikan kezaliman itu & memberikan hak-hak Muslim Rohingya selaku warga. Tapi Myanmar bergeming. Hingga lalu Myanmar minta santunan internasional karena tak sanggup menanggulangi banjir yg telah merendam sekurang-kurangnya 42 kota praja di 12 negara potongan. Serta menewaskan puluhan orang.

Di saat seperti ini, manusiawi jikalau ada muslim yg menyampaikan: “rasakan!” Manusiawi jikalau ada muslim yg berkomentar: “semoga seluruh orang yg turut membantai Muslim Rohingya tenggelam.”

Namun… Islam bukan agama pendendam. Islam mengajarkan kasih sayang sebagaimana Rasulullah telah mencontohkan. Seandainya Rasulullah cuma sekedar menjawab “ya” pasti malaikat sudah membenturkan dua gunung di kedua segi Thaif & meluluhlantakkan seluruh penghuninya. Namun, Rasulullah justru mendoakan mereka.

Demikian pula umat Islam, baik di Myanmar maupun di dunia internasional. Di saat Myanmar dilanda petaka mirip ini, umat Islam tak mendendam dgn membiarkan mereka mati perlahan-lahan. Umat Islam pula tak berleha-leha sambil mendoakan kecelakaan. Tidak. Lihatlah… umat Islam berduyun-duyun memberikan pertolongan. Yang mampu tiba, mereka menembus banjir untuk menyalurkan bantuan. Yang tak mampu tiba, mereka ikut serta dgn mengantarkan kontribusi. Kalaupun tidak mempunyai, muslim-muslim yg jauh dr sifat pendendam itu menengadahkan tangan sembari bermunajat: “Ya Allah… kami memohon kepadaMu supaya Engkau mengampuni mereka alasannya adalah mereka adalah kaum yg tak mengenali. Maka berilah hidayah pada mereka & lahirkanlah dr mereka generasi yg bertauhid kepadaMu” [Muchlisin BK/wargamasyarakat]

  Tata Cara Menjawab Salam Bagi yang Mendapat Titipan Salam