Morfologi, pula diketahui selaku ilmu bentuk kata, merupakan cabang linguistik yg mengidentifikasi unit-unit pembentuk kata selaku unit-unit gramatikal. Morfologi mempelajari banyak sekali faktor bentuk kata & dampak pergantian bentuk kata terhadap klasifikasi & makna kata. Dalam esensinya, morfologi mempelajari rincian bentuk kata serta peran perubahan bentuk kata tersebut, baik dlm konteks gramatikal maupun semantik.
Table of Contents
Pengertian Morfologi
Dalam bukunya yg berjudul Morfologi dlm Ilmu Bahasa, Baryadi menerangkan bahwa morfologi yakni ungkapan yg diambil dr Bahasa Inggris, yaitu “morphology.” “Morph” mempunyai arti ‘bentuk,’ sedangkan “-logy” berarti ‘ilmu.’ Tatkala digabungkan, morfologi mengacu pada ilmu wacana bentuk. Dalam konteks ilmu bahasa, morfologi pula merujuk pada salah satu cabang linguistik yg mempelajari morfem & kata, dua dr sepuluh unit bahasa yg umumnya dikenal.
Pendefinisian morfologi menurut kamus linguistik dlm buku Psikolinguistik (Teori & Analisis) adalah selaku bidang linguistik yg mengusut morfem beserta cara-cara penggabungannya, serta segmen-segmen struktural bahasa yg meliputi kata & cuilan-potongan kata, yg disebut morfem.
Selanjutnya, Nurhayati & Siti Mulyani menjelaskan bahwa morfologi yaitu disiplin ilmu yg membahas wacana kata & transformasi yg terjadi pada kata tersebut. Menurut Verhaar dlm buku Psikolinguistik, morfologi diartikan selaku cabang linguistik yg mengkaji susunan gramatikal dr belahan-potongan kata.
Kesimpulan yg mampu diambil dr berbagai pengertian ini yakni bahwa morfologi adalah penggalan dr ilmu bahasa yg mendalaminya dlm berbagai faktor kata, termasuk pembentukan & pergantian, yg meliputi unit kata & komponen-komponen kata, yg pula disebut morfem.
Baca juga: Urutan Planet Dalam & Luar Pada Tata Surya
Morfem
Morfem merupakan unit terkecil dr sebuah kata yg tak mampu dibagi lagi; tetapi, setiap morfem menjinjing makna baik dengan-cara gramatikal maupun leksikal.[2] Terdapat banyak sekali jenis morfem dlm bahasa, & pembagian terstruktur mengenai berbagai jenis ini bergantung pada beberapa persyaratan, mirip tingkat kemandiriannya, kebulatannya, maknanya, & yang lain.[3]
Selanjutnya, unit terkecil ini mampu dikelompokkan lebih lanjut menjadi morfem bebas (free morpheme), yg mampu bangkit sendiri tanpa membutuhkan perhiasan morfem lain, atau dgn kata lain, mampu menjadi kata tersendiri, contohnya seperti kata “tas,” “di,” “pergi,” & “elok” dlm bahasa Indonesia, atau dlm bahasa Inggris terdapat kata seperti “book,” “on,” “wash,” & “fast.” Sebaliknya, terdapat pula morfem yg tak dapat berdiri sendiri tanpa disatukan dgn morfem lain, yg dikenal selaku morfem terikat (bound morpheme). Bentuk ini sering dikenal sebagai afiks, alasannya morfem ini bukanlah kata sendiri, melainkan pecahan dr kata. Sebagai contoh, morfem “me-,” “di-,” “pe-an,” dlm bahasa Indonesia, atau dlm bahasa Inggris terdapat morfem seperti “-ify,” “il-,” & “en-.”
Baca juga: Susunan Tata Surya Planet dlm & Planet Luar
Proses Morfologi
Selain mengkaji bentuk kata, morfologi pula memperhatikan proses pembentukan kata yg pula diketahui sebagai proses morfologis.
Secara biasa , proses morfologis dapat dibagi menjadi tiga cuilan, yaitu:
Proses Afiksasi
Afiksasi yaitu istilah lain untuk morfem terikat. Morfem terikat ialah kata yg tak mampu bangkit sendiri, sedangkan morfem bebas ialah kata yg dapat bangkit sendiri. Morfem bebas biasanya merupakan kata dasar yg dapat berbentukkata benda, kata sifat, kata kerja, & lain sebagainya. Penggabungan morfem bebas & morfem terikat menciptakan kata majemuk & memperlihatkan tambahan makna leksikal atau gramatikal pada kata tersebut.
Proses afiksasi meliputi prefiks, sufiks, infiks, konfiks, & sirkumfiks.
Proses Komposisi
Komposisi ialah proses membentuk kata majemuk. Kata majemuk terbentuk dr adonan dua atau lebih kata dasar yg sudah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan gres dgn makna baru.
Baca juga: Satwa Harapan: Pengertian, Manfaat, & Jenis
Contoh Proses Komposisi
Keras+kepala = keras kepala Kamar+mandi = kamar mandi Mata+pelajaran = mata pelajaran Kumis+kucing = kumis kucing Namun, “kumis kucing” memiliki dua arti yg berlawanan. Dalam arti ‘sejenis tumbuhan,’ ini termasuk kata beragam, tetapi dlm arti ‘kumis dr seekor kucing,’ tak tergolong kata beragam. Pokok kata (kata dasar yg tak mempunyai arti sendiri), tetapi sesudah digabungkan, mereka mendapatkan arti sendiri, yg disebut pemajemukan.
Proses Reduplikasi
Reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik dengan-cara keseluruhan maupun sebagian, dgn kombinasi fonem atau tanpa kombinasi fonem. Hasil dr pengulangan tersebut menghasilkan kata ulang, sementara satuan yg diulang yaitu bentuk dasar.
Contoh Proses Reduplikasi
“rumah-rumah” berasal dr kata dasar “rumah.” Setiap kata ulang niscaya memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti “tidak berguna,” “mondar-mandir,” & yang lain dlm analisis deskriptif tak dianggap sebagai kata ulang alasannya adalah bekerjsama tak ada satuan yg diulang.
Dari uraian morfologis, bahu-membahu tak ada satuan yg lebih kecil dr kata-kata tersebut. Dalam perspektif sejarah atau perbandingan, mungkin kata-kata tersebut mampu dimasukkan ke dlm kategori kata ulang.
Selain ketiga proses di atas, terdapat proses morfologis lain, seperti peminjaman kata (borrowing), yaitu mengambil kata dr bahasa lain, contohnya “sofa” yg berasal dr bahasa Arab, & penciptaan kata gres (coinage), yg seringkali muncul dr produk di pasaran & dipakai untuk merujuk pada produk serupa lainnya, contohnya “Aqua” untuk merujuk pada air minum bungkus lain.
Baca juga: Niat Mandi Wajib Haid: Doa, Tata Cara & Manfaatnya
Kesimpulan
Morfologi yakni cabang linguistik yg mempelajari struktur & pembentukan kata dlm bahasa. Morfem, unit terkecil kata yg membawa makna, dibagi menjadi morfem bebas yg bisa bangun sendiri, & morfem terikat yg membutuhkan penyatuan dgn morfem lain. Terdapat tiga proses morfologis utama: afiksasi, komposisi, & reduplikasi. Afiksasi melibatkan penggabungan morfem terikat dgn bebas untuk membentuk kata majemuk. Komposisi melibatkan penggabungan kata dasar menjadi satu kesatuan dgn makna baru. Reduplikasi melibatkan pengulangan satuan gramatikal. Selain itu, terdapat proses lain mirip peminjaman kata dr bahasa lain & penciptaan kata gres. Keseluruhan, morfologi menganalisis bagaimana kata-kata terbentuk & berinteraksi dlm bahasa.
Referensi
- Baryadi, I. P. (2022). Morfologi dlm Ilmu Bahasa. Sanata Dharma University Press.
- Gani, S. (2019). Kajian teoritis struktur internal bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, & semantik). A Jamiy: Jurnal Bahasa & Sastra Arab, 7(1), 1-20.
- Santoso, J. (1993). Pengertian Morfologi & Ruang Lingkupnya.
- Rofiq, A., & Nuzula, K. A. (2021). Proses morfologis reduplikasi dlm buku generasi optimis karya Ahmad Rifa’ i Rif’ an. Jurnal PENEROKA: Kajian Ilmu Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, 1(01), 42-58.
- Simpen, I. W. (2021). Morfologi: Kajian proses pembentukan kata. Bumi Aksara.
- WEISHAGUNA, W., & Saodih, E. (2010). Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota UNISBA, 7(2), pp-56.
- https://id.wikipedia.org