Pernahkah kalian berbicara di depan cermin tentang hal apa saja? Mungkin terdengar asing namun ternyata itu merupakan salah satu teknik berbicara yg banyak dipakai.
Teknik berbicara ini diketahui sebagai monolog atau sering disebut pula selaku swa cakap. Pada dasarnya, monolog ini ialah obrolan seseorang dgn dirinya sendiri.
Buat yg masih bingung apa itu swa cakap, jangan lupa untuk menambah wawasan melalui deretan keterangan penting berikut ini. Mulai dr pengertian hingga contohnya dlm kehidupan.
Daftar Isi
Pengertian Monolog
Monolog diambil dr kata mono artinya satu atau sendiri & legein yaitu bicara. Makara, jika digabung artinya adalah berbicara sendirian atau dgn diri sendiri, tanpa orang lain yg menjadi musuh bicara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Monolog intinya ialah
Pembicaraan yg dilaksanakan dgn diri sendiri.
Senada dgn pengertian diatas, Kabisch menyebutkan swa cakap selaku percakapan yg dilakukan oleh seseorang pada dirinya sendiri
Menurut Marquab, seorang ahli bahasa, monolog adalah suatu bentuk komunikasi di dlm drama. Tanpa komunikasi maka pesan emosional tak akan hingga pada penonton.
Berdasarkan persepsi para hebat diatas, kita mampu menyimpulkan bahwa monolog adalah suatu teknik obrolan dimana obrolan yg terjadi dijalankan dgn diri sendiri.
Sejarah Monolog
Monolog bergotong-royong sudah ada semenjak lama, salah satu yg mempopulerkan & membawanya ke industri perfilman dunia ialah komika Charlie Chaplin tahun 1921.
Chaplin, seorang komedian pada zamannya memegang teguh prinsip film tanpa bunyi hingga tahun 1940, dimana alhasil film bersuara pertama sang komika rilis dgn judul The Great Dictator.
Eksistensi swa cakap dlm film-film mulai terkenal di dunia tahun 1960, lewat program televisi yg bergenre horor & komedi bisu. Tapi pada saat itu teknik berdialog mirip ini belum terlalu populer sebab orang masih lebih memilih untuk menonton film bersuara.
Sedangkan di Hollywood yg merupakan pusat film Eropa & dunia, baru diperkenalkan tahun 1964 lewat film Empire karya Andy Warhol.
Bahkan ketika itu, Empire terpilih menjadi salah satu yg masuk daftar film nasional Amerika serikat versi perpustakaan kongres.
Di Indonesia, film bisu pula sudah hadir semenjak lama, tepatnya tahun 1926 buah karya G. Krueger bersama L. Heuveldrop. Judulnya Loetoeng Kasaroeng, & rilis dikala Indonesia masih dijajah Belanda dgn nama pemerintahan kala itu Hindia Belanda.
Swa cakap masih digunakan hingga dikala ini sebagai potongan dr suatu drama atau sinetron. Walaupun sudah jauh lebih terbaru jika dibandingkan dgn penggunaannya di masa lalu.
Ciri-Ciri Monolog
Monolog mempunyai ciri-ciri khas yg membedakannya dgn teknik berdialog lain. Secara lazim, trdapat 4 ciri-ciri utama dr monolog yg membedakannya dgn teknik berdialog yang lain.
Ciri-ciri tersebut antara lain adalah
- Merupakan perpaduan dr sebuah teks yg menggambarkan sesuatu, khususnya pertimbangan dr seseorang yg melakukan dialog bisu tersebut. Bisa tersusun sesuai planning permulaan, namun bisa pula tak mempunyai planning apapun
- Menjadi media terciptanya sebuah narasi yg berisi pesan deskriptif dgn tema yg sudah lazim didapatkan di tengah masyarakat. Untuk memaksimalkannya umumnya dipadukan dgn dokumen tertentu, gambar atau penampilan penyajian yg jelas.
- Teks yg menjadi bimbingan swa cakap dlm suatu acara, bisa melibatkan orang lain yg hadir untuk memperlihatkan kesan terhadap apa yg mereka lihat dengan-cara visual.
- Melibatkan suatu klasifikasi pesan yg sangat konsisten, kemudian bisa menghubungkan semua pesan menjadi sebuah kesatuan.
Sebuah monolog tak harus mempunyai semua ciri-ciri yg sudah disebutkan diatas. Satu atau dua ciri pun sudah mampu kalian gunakan untuk mengidentifikasi sebuah monolog.
Tetapi, kian lengkap cirinya maka obrolan swa-cakap tersebut dianggap makin sempurna atau mendekati aslinya.
Jenis-Jenis Monolog
Terdapat beberapa macam monolog yg sering dipakai dlm karya-karya sastra. Setiap jenisnya mempunyai tujuan serta karakteristik yg berlainan-beda pula.
Jenis-jenis monolog yg mesti kalian ketahui & pahami antara lain ialah
- Biografi Karakter
- Topikal
- Dokumen Realita
- Naratif Biografis
- Fiksi
- Bercerita
Agar kalian lebih paham jenis-jenis swa-cakap yg sudah disebutkan diatas, dibawah ini akan dibahas dengan-cara lebih rinci
Karakter Biografi
Merupakan jenis yg menampilkan suatu karakter dgn dominasi obrolan. Biasanya penulis akan menciptakan sebuah cerita dgn banyak huruf yg menunjang kisah utamanya cuilan swa cakap.
Bahkan ada yg hingga mengeluarkan puluhan tokoh dgn abjad berlawanan untuk mengoptimalkan inti kisah.
Topikal (Bertopik/tema)
Monolog topikal yaitu salah satu bentuk monolog yg sering dipakai dlm berbagai karya sastra. Perbedaan antara swa-cakap ini dgn standup comedy sangatlah tipis.
Perbedaan utamanya ialah swa cakap jenis ini lebih mengedepankan kisah perihal insiden yg biasa dialami banyak orang. Terutama yg sering dilihat oleh pembuat swa cakap.
Ada yg dibuat dlm bentuk pendapat sejumlah golongan, autobiografi yg sangat familiar, atau pengamatan tentang suatu kondisi atau kejadian.
Jenis ini banyak digunakan untuk acara-program info atau yg bekerjasama dgn jajak pendapat.
Dokumen Realita
Adalah jenis monolog yg ditulis berdasarkan suatu peristiwa atau kisah nyata. Disini, penulis akan menggunakan kalimat yg sesuai dgn ungkapan orang-orang yg ada di dlm peristiwa yg diangkat dlm swa-cakap tersebut.
Biasanya penulis dialog bisu akan terlibat atau menyaksikan langsung sebuah insiden. Ada pula yg mengambil dokumentasi dr pihak yg terlibat. Bisa dgn merekam obrolan, mengambil foto mereka.
Kemudian menciptakan catatan yg bekerjasama dgn cara untuk mengucapkan kata-kata pilihan untuk monolog yg akan dipublikasikan.
Naratif Biografis
Monolog jenis ini lebih pada mengungkapkan kembali insiden yg pernah dialami penulis swa cakap.
Dia akan menjadi narator utama, sehingga deskripsi dr dongeng yg akan disampaikan benar-benar sesuai dgn aslinya. Biasanya tak ada karakter penunjang dr dialog bisu tersebut, hanya mengandalkan si narator itu sendiri.
Bercerita (Storytelling)
Pada monolog jenis ini cerita yg disampaikan akan sampai pada pendengar/pembaca dlm bentuk teks narasi atau setidaknya sebuah narasi.
Aktor akan berperan menjadi penyampai kisah, termasuk menjadi abjad-aksara yg ada dlm cerita tersebut.
Ketika terdapat tokoh A di dlm sebuah cerita, pemeran akan menjadi tokoh tersebut sebelum kembali pada dirinya sendiri sesudah semua hal ihwal toko A diterangkan hingga tuntas.
Fiksi
Pada monolog jenis ini, penulis akan membuat banyak karakter menurut isu yg diangkat. Di dalamnya akan ada klarifikasi wacana abjad tersebut, biasanya lebih imajinatif & tak positif.
Sangat mudah mengenali monolog yg satu ini karena sungguh sering ditampilkan di media massa, bahkan, anda sendiri niscaya pernah melihatnya di televisi.
Contoh-Contoh Monolog
Karena monolog sungguh sering digunakan dlm kehidupan sehari-hari & pula karya-karya sastra yg kita nikmati sehari-hari, maka terdapat banyak sekali contohnya.
Berikut ini yakni beberapa teladan monolog dgn tema yg berlawanan-beda pula
Monolog dlm Sebuah Drama
Perhatikan monolog drama dibawah ini
Daring yg Kaya Arti
Hari ini lagi-lagi sekolah dijalankan dgn metode daring. Aku harus bangun pagi lagi, kemudian buru-buru duduk di depan laptop untuk ambil mangkir. Aku menyampaikan bahwa sekolah seperti ini sangat menjemukan.
Tapi arti yang lain buatku adalah bisa banyak berada di rumah & tentunya berkutat dgn ponsel. Yang selama ini jatahnya hanya sepulang sekolah satu jam, & malam hari satu jam
Buat mamaku, tata cara daring ini sepertinya sudah menjadikannya stress. Tingkat emosinya jadi tak stabil, mungkin alasannya adalah setiap detik bertemu denganku & kak Lara yg pula masih daring.
Kalau papa mungkin lain lagi, berdasarkan papa daring itu sangat mengasyikkan sebab ia mampu seharian bareng anak-anaknya. Mungkin sebab selama ini papa sibuk sendirian mencari nafkah, jadi ketika daring inilah kedekatan bisa terjalin lebih intensif.
Apapun artinya, jujur gue sangat rindu bunyi pagar sekolah dibuka, bahkan anyir rumput yg habis disiram Pak Amir. Buat Corona, pergilah jauh-jauh gue ingin hidup normal & tak berhadapan dgn laptop lagi sehari penuh.
Monolog Kategori Sedih
Perhatikan monolog sedih dibawah ini
Ayah
Aku masih ingat tatkala sore itu, ayah mengajakku duduk berdua di teras rumah. ia bercerita tentang bagaimana masa kecilnya yg sangat mengenaskan, sembari mengusap kepalaku. Lalu ia menatapku sangat usang, hingga gue jadi salah tingkah.
Lalu satu kalimat diucapkannya “Jadilah anak yg membanggakan orang renta, mampu berdiri diatas kaki sendiri, & jangan mudah putus asa. Walaupun papa tak ada nanti, ananda mesti berpengaruh & jaga mama,”
Aku tak tahu kalau itulah percakapan terakhir kami, sebelum dua hari kemudian papa meninggal. Dan sekarang, 30 tahun berlalu gue gres sadar kalau gue belum mampu merealisasikan semua keinginan papa. Semoga masih ada potensi bagiku menjadi orang yg diamanahkan oleh papa.
Miss u pa.
Itulah semua klarifikasi yg sangat perlu dimengerti ihwal percakapan monolog.
Ternyata, bukan sekedar dialog bisu atau percakapan pada diri sendiri yg tanpa makna. Monolog mempunyai ciri khas tersendiri yg tak dimiliki oleh percakapan yang lain.