Misteri Buntalan Pintalan Rambut Perempuan yang Menggerakkan Laki-laki

Abdullah bin Abdul Khaliq menceritakan, pasukan Romawi menangkapi para muslimah. Beritu pun terdengar Amirul Mukminin, Harun ar-Rasyid.

Manshur bin Ammar ditanya, “Seandainya ananda menjadi juru bicaraku untuk mengajak orang-orang berperang bagaimana?” dia pun menyanggupinya.

Ketika sedang mengajak & membujuk orang-orang berperang, secara tiba-tiba ada suatu buntalan dilempar ke arah Manshur. Apakah isi buntalan tersebut? Ada misteri yg menyelimuti anggapan Manshur. Saat dibuka, ada secarik kain yg berisi goresan pena beserta potongan rambut.

Dia buka. Lalu dibacakan isi secarik kain yg penuh misteri itu. Begini bunyinya: “Aku yakni seorang budak wanita yg melakukan pekerjaan di salah satu rumah penduduk Arab. Aku dengar apa yg dikerjakan bangsa Romawi terhadap muslimah. Aku pula mendengar usul kamu-sekalian pada orang-orang untuk berperang. Karena itu gue sengaja mengambil sesuatu yg berharga yg ada di badanku yaitu kedua anyaman rambutku. Aku potong & sertakan pada kain ini. Demi Allah, gue dukung engkau! Sebagai bukti ialah kepingan rambut itu tatkala kujadikan sebagai tali pengikat para penunggang kuda yg berjihad di jalan Allah. Aku berharap mudah-mudahan Allah menyaksikan & merahmati apa yg kulakukan ini.”

Abdullah bin Abdul Khaliq melanjutkan, “Amirul Mukminin & orang-orang menangis ketika mendengar isi goresan pena itu. Harun Ar-Rasyid langsung memerintahkan pada anak buahnya untuk meniupkan genderang perang & memimpin sendiri pertempuran itu. Berkat rahmat Allah mereka berhasil mengalahkan pasukan Romawi.

Perempuan itu berjulukan Maisun. Berasal dr kota Damaskus (607 H). Empat orang saudaranya syahid dlm perang melawan zionis. Tatkala para wanita datang menghiburnya, dia berkata, “Kita tak membentuk kaum lelaki yg menjinjing pedang.”

  Kisah Imam Ghazali Menghafal Seluruh Ilmu Setelah Dirampok

Lalu, ia potong rambutnya & menganyamnya menjadi tali kekang kuda. Para muslimah yg lain mengikuti apa yg dilaksanakan Maisun. Dan dikirimkan pintalan-pintalan itu ke Imam Masjid Besar Al-Umawi.

Mendapat kiriman itu, sang imam langsung berdiri di atas mimbar.Lalu bersuara lantang, “Jika kalian yaitu pria yg tak berani perang, berikan jalan bagi kaum perempuan & ambil pensil & celak mata mereka. Jika tidak, ambil kuda-kuda kalian, ini tali kekang kuda kalian yg dibentuk para perempuan dr rambut mereka. Sebab, mereka tak memiliki barang yg mampu diberikan kecuali rambut ini.”

Usai orasi, dia lemparkan pintalan-pintalan rambut itu ke kepala para lelaki dr atas mimbar. Refleks, mereka pribadi lompat bangun & berteriak dgn penuh semangat. Mereka pribadi lari menghampiri kuda-kuda mereka & siap menjemput syahid. Akhirnya, kemenangan berhasil dicapai.

Maha Besar Allah dgn segala firman-firmanNya. [Paramuda/Wargamasyarakat]