Rasa jenuh itu sebetulnya yaitu benih untuk segala macam kreatifitas, stelah berabad-kurun lamanya kita berjuang untuk cara hidup dan kondisi kesehatan kita, maka kita mempunyai cukup uang dan waktu untuk menikmati hidup ini. Pada hakekatnya kita sudah mencampai tujuan kita. Sekarang ini kita lebih banyak punya waktu senggang daripada generasi sebelumnya. Akan tetapi mungkin pula kita ialah generasi yang paling merasa jenuh semenjak zaman nabi Adam.
Seorang pegawai itu merasa bosan oleh alasannya adalah ia tidak lagi berkesempatan bekerja menurut kemampuanya yang sarat . Sebagai besar jalan pikiranya telah digantikan oleh komputer, sedangkan daya teganya digantikan kekuatan listrik. Oleh alasannya adalah tantangan terhadap hidupnya menyusut, maka minatnya pun menurun. Dan jika seseorang hidup melaksanakan pekerjaan yang tidak bisa ia minati, maka ia mampu berpuluh-puluh tahun berada dalam kondisi rasa jenuh dan putus asa.
Ibu-ibu rumah tangga pun merasa bosan. Banyak dari kegiatan dalam rumah tangga telah diambil-ambil oleh kemampuan teknologi. Ia tak perlu lagi bikin sabun, tak perlu mengawetkan tomat, tak perlu mendesain dan menjahit sendiri pakainnya. Sepanjang hari dari pagi sampai malam beliau cuma tekan tombol saja. Tak banyak daya upaya, tetapi terjerumus dalam rasa bosan.
Anak-anak uda dihinggapi rasa bosan. Kerena terus menerus menonton televisi, melihat segala sesuatu, mereka menganggap mereka telah melaksanakan segala sesuatu. Mereka lalu bersikap sinis dan berprasangka. Mereka lenih senang lunang-lantung tanpa tujuan. Mereka menjadi apatis. Tak tahu akan tujuan mereka, arah hidup, dan dedikasi untuk apa. Mereka mnyelenggarakan hal-hal yang serba bising dan penuh gerakan, akan namun cuma sedikit sesungguhnya yang dapat mereka nikmati.
Akan tetapi kebosanan itu tidaklah seburuk yang diduga. Memang kebosanan itu mencekam dan menyumbat jalan pikiran kita. Akan namun bagi seorang langsung yang dinamis beliau malah bisa menjadi satu katalisator, bahkan pendorong yang paling dinamis.
Bagi orang yang berpikiran penuh daya cipta terdapat kekerabatan alasannya-akibat antara perkataan “Duillah!” dengan “Ya, aku punya satu gagasan!” Rasa jenuh itu memang paling tidak enak, menghadirkan rasa nyeri hati, dan manusia sudah berusaha dengan susah payah untuk memeranginya. Itulah sebabnya Ralph Linton berucap, “Peluang bagi seseorang untuk merasa bosan , bukanlah terletak pada kebutuhan pokok atau masyarakat, melainkan pada akar perkembangan kebijaksanaan daya insan.”
Oleh alasannya adalah itu penting untuk anda untuk memperkembangkan langsung yang dinamis untuk mengetahui dan menghargai rasa bosan itu sebagai musuh saingan kita. Hendaklah anda siap siaga untuk menganggap kegiatan “Duillah” itu sebagai tantangan kreatif, sambil memakai kemampuan alat-alat anda yang inovatif serta tehnik yang penuh daya cipta.
Apakah ciri-ciri bosan itu? Dapat kita simpulkan dalam suatu laporan seseorang psikiater kepada orang-orang bau tanah yang kecewa, yang memerlukan derma panduan bagi bawah umur mereka yang berusia belasan tahun.
Pasien semacam itu menunjukkan gejala rasa letih yang terus-menerus, nampak lesu dan jemu, sering sakit-sakitan, mudah kecewa, marah, dan bersifat kurang tabah. Tidak berkeinginan terhadap kondisi lingkungannya, mngucilkan diri sama sekali terhadap dunia luar kecuali acara mental sederhana. Pendek kata beliau bosan sekali.
oleh alasannya adalah itu untuk mengatasinya dokter lalu memperlihatkan resep untuk menangani rasa jenuh itu. Apakah yang menyebabkan rasa jenuh itu? Ada empat hal berdasarkan pertimbangan para ahli psikolog :
1. Memilih sejumlah waktu lowong yang tidak direncanakan baik-baik untuk diisi dengan hal-hal yang merangsang minat
2. Pengulangan. Melakukan hal yang sama itu-itu saja saban hari mulai dari tentang makan, berpakaian, bangun tidur, tugas pekerjaan atau kebiasaan acara tertentu.
3. Suatu contoh hidup moral atau falsafah hidup yang kaku, yang tidak memperkenankan adanya perobahan. Seorang filsuf yang hidup di desa berucap,”Bila saya bertemu dengan seseorang yang berkata bahwa dia tidak pernah merobah pandangannya dalam 25 tahun, maka aku akan selalu menganggapnya sebagai orang yang bersikap liberal.”
4. Melakukan pendekatan terhadap sesuatu tanpa memakai daya cipta
Rasa bosan yang mencekam. Seorang mahaguru di bidang ilmu danimika yang inovatif bersepakat dengan para hadirin untuk memperbincangkan selama beberapa menit apa-apa menyebabkan orang berucap,”Duillah” oleh alasannya adalah mereka merasa dihinggapi penyakit bosa. Ia mengemukakan sejumlah daftar tindakan insan yang boleh dikata dipandang orang niscaya membosankan, akan namun penyebabnya Cuma oleh alasannya adalah mereka itu tidak menanganinya secara kreatif. Padahal kebosanan itu tak perlu terjadi jikalau sekiranya mereka memakai daya cipta mereka, kepribadian mereka sendiri yang sarat dinamika, dan mereka itu. Disini kita kemukakan beberapa hal yang dihasilkan oleh pertukaran anggapan kalangan itu: