Mereka yang Gerak Cepat untuk Sang Atlet Akhirat

Nama Miftahul Jannah secara tiba-tiba harum di indera pendengaran beberapa golongan utamanya muslim. Pasalnya, gadis yg tunanetra sejak usia 3 tahun itu teguh memegang keyakinannya untuk tak melepas hijab di tengah ajang bergengsi itu.

Di tengah deru modernitas, keputusan untuk tak melepas hijab yakni keputusan mewah. Meski ofisial bilang demi keselamatan jiwa, tetapi Miftahul tahu ada yg lebih perlu diselamatkan dr argumentasi vital itu: alam baka!

Keputusan mewah gadis yg pernah ikut program pertukaran pelajar Inggris-Amerika-Indonesia pada 2015 itu mendapatkan respons positif. Para pesohor dr mulai pendakwah, tomas hingga aleg menunjukkan apresiasi dgn kalimat “Kami Bangga!”.

Namun, tiga tokoh ini gerak cepat menunjukkan apresiasi yg konkrit. Tak sekadar kata yg melambungkan lumbung suara.

Pertama, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini. Ia mengapresiasi Miftahul & berjanji akan membuatnya berjumpa dgn Ka’bah.

“Kami gembira dgn komitmen & keteguhan pendirianmu, Nak. Karena itu kami apresiasi dgn menganugerahimu kado umrah, terus semangat!” tuturnya melalui laman media sosialnya.

Kedua, pendakwah nasional Ustaz Adi Hidayat. Ia menyebut selaku atlet alam baka bukan sekadar atlet dunia & ia berharap jilbab itu insya Allah mampu kenakan dgn pujian di hadapan Allah SWT.

“Dengan ini insya Allah, aku dgn segala kerendahan hati insya Allah kami akan menghadiahkan adinda tiket untuk menunaikan ibadah umrah. Jika masih ada orangtua maka Anda akan didampingi oleh kedua orangtua Anda,” tutur Ustaz Adi lewat Akhyar TV.

Ketiga, Ketua DPP PKS Bidang Polhukam Almuzzammil Yusuf mengecam pelarangan hijab oleh juri pada Miftahul. Ia mengajak semua pihak bangun bersama Miftahul: melawan diskriminasi agama di aneka macam cabang olahraga & profesi!

  Wahai Para Lajang, Inilah Keutamaan Menikah (Bagian 4)

Mantan Presiden PKS itu mempertanyakan kenapa pemerintah sebagai sohibul bait APG tak berjuang keras menyuarakan praktik pelanggaran HAM dlm faktor agama kepada atletnya sendiri.

“Seharusnya pemerintah tak tinggal membisu. Ini terkait dgn martabat bangsa & kemuliaan agama yg harus dipertahankan. Bahkan konon ada yg melobi Miftahul Jannah untuk membuka jilbab demi bangsa. Sungguh Ironis,” kata dia.

Di luar sana, di luar ketiga sosok di atas, pasti tak sedikit yg mendukung atau mungkin ada yg membacakan “Alfatihah”. Berharap biar ia terjaga & tak jemawa. Jangan menanti penggerak HAM, mereka tak akan paham. [@paramuda/Wargamasyarakat]