Menyesap Ilmu dan Inspirasi dari Syaikh Yusuf Qardhawi

Kampus yakni pasar intelektual. Tempat menjajakan segala bentuk pemikiran. Di kampus, aku berinteraksi dgn teman-sobat kiri & liberal. Hingga yg pemahaman Islamnya keras seakan di luar golongannya senantiasa salah, hebat bid’ah, kandidat penghuni neraka.

‘Tasawuf’ yg pernah saya ikuti semenjak SMA tak banyak menolong menjawab tantangan. Karena nikmat spiritual yakni rasa personal. Di satu sisi, sungguh kurang bekal menghadapi gagasanliberal. Di segi yg lain, kerap kali terpengaruh dgn pengertian keras yg seakan menjadi antitesis dr pemikiran liberal.

Alhamdulillah, Allah pertemukan dgn ustadz & kyai yg mencerahkan. Berpegang pada Al-Qur’an & sunnah dgn pengertian para ulama ahlus sunnah wal jamaah. Di satu sisi tak serampangan & kebablasan seperti kaum liberal. Di saat yg sama pula toleran pada perbedaan dlm problem-masalah khilafiyah.

Buku-buku Syaikh Dr Yusuf Qardhawi sangat membantu. Pemahaman moderat (wasathiyah) menemukan kekuatan hujah yg sangat besar lengan berkuasa di tangan beliau. Bukan hanya membuat kita makin yakin dgn kebenaran Islam, namun pula selamat dr ekstrem kiri & ekstrem kanan. Misalnya buku Halal & Haram. Seingat saya, itu buku dia yg pertama saya baca. Menjadi tumpuan yg tak terbantahkan karena menggabungkan antara dalil naqli & aqli. Bahkan makin kokoh dgn derma pesan tersirat & fakta ilmiah.

Problematika kontemporer yg kerap menciptakan sebagian dai gagap menjawab, kita dapatkan solusinya dlm pemikiran-pedoman beliau. Sebagian dr anutan-fatwa itu sudah dibukukan menjadi Fatwa-Fatwa Kontemporer. Ada empat jilid model terjemah bahasa Indonesia, dgn total 555 anutan. Maka fatwa-ajaran dia pun menjadi rujukan bukan hanya oleh para dai tetapi pula para ulama di MUI.

  Camkanlah, Jika Kau Terbunuh Karena Kebenaran, Kau Syahid!

Kemarin dia tutup usia, meninggalkan demikian banyak amal dakwah & lebih dr 120 karya. Termasuk yg paling fenomenal, Fikih Zakat & Fikih Jihad. Dua-duanya merupakan masterpiece di bidangnya. Kabarnya, sebelum wafat dia sedang menulis Fikih Shalat yg jauh lebih tebal dibandingkan dengan Fikih Puasa. Bayangkan, usia 96 tahun terus produktif menulis & berkarya. Di samping aktivitas ia selaku ulama, mujtahid, serta pemimpin di sejumlah organisasi ulama & pedoman. Pertanyaan sederhana untuk kita, buku dia yg mana yg sudah kita baca? [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]