Daftar Isi
menuliskan kembali cerita hayam wuruk
Hayam Wuruk yaitu raja keempat Kerajaan Majapahit yg memerintah tahun 1350-1389, bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Majapahit meraih puncak kejayaannya.
tuliskan kembali kisah hayam wuruk tersebut memakai bahasamu sendiri!
Jawaban:
gaja maean merupakann raja ke empat
Penjelasan:
itu jawaban ya
tuliskan kembali cerita hayam wuruk tetsebut dgn bahasamu sendiri!
dengan singkat
Jawaban:
Prabu yg menginginkan putri Sunda mengutus Patih Madhu, seorang mantri senior, untuk memanggil pihak Sunda. Tak keberatan jadi besan, datanglah Raja Sunda Prabu Maharaja ke Majapahit. Alih-alih diterima dgn pesta menyambutan, mereka menghadapi sikap keras Mahapatih Gajah Mada yg mengharapkan putri Sunda selaku persembahan. Pihak Sunda tak oke & bertekad perang.
Gajah Mada memberitahu sikap orang Sunda. Bra Prameswara dr Wengker menyatakan siap bertempur. Maka, pasukan Majapahit mengepung orang-orang Sunda. Tak mau menyerah, orang-orang Sunda menentukan mempertaruhkan nyawa. Pertempuran tak terelakkan. Sorak-sorai bergemuruh ditingkahi suara reyong. Raja Sunda, Prabu Maharaja, meregang nyawa paling awal.
Bra Prameswara tiba ke Bubat, tak tahu masih banyak orang Sunda yg belum gugur. Tak ayal pasukannya mendapat serangan & porak-poranda. Namun ia secepatnya melaksanakan serangan akibat.
Karena terdesak, para menak menyerang ke arah selatan. Pasukan Majapahit yg menahan serangan memperoleh kemenangan. Pihak Sunda yg menyerang ke baratdaya pun tewas. Seperti lautan darah & gunung bangkai. Orang Sunda tiada tersisa pada tahun saka 1297 (1375 M).
Demikian Pasunda-Bubat atau dikenal dgn Perang Bubat yg tersua dlm satu segmen kitab Pararaton. Pararaton, tak dikenali siapa penulisnya, disusun berbentukkronik sekitar 1474-1486, sedangkan bagian sastra sejarahnya antara 1500-1613. Naskah ini kali pertama diterbitkan J.L.A. Brandes, filolog asal Belanda, pada 1896, lengkap dgn terjemahan, catatan-catatan, & komentar.
Akibat Peristiwa Bubat, akad nikah antara Bhre Prabu Hayam Wuruk & putri Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi, batal. Bahkan sang putri gugur di tanah lapang Bubat. Setelah kejadian itu, Pararaton menyebut Hayam Wuruk menikah dgn Indudewi (Paduka Sori). Adapun Gajah Mada amukti palapa atau berhenti menjabat sebagai patih.
Menariknya, Nagarakrtagama karya Mpu Prapanca, yg dianggap selaku “buku babon” tentang sejarah Majapahit, tak mengemukakan peristiwa itu. “Agaknya ini disengaja oleh Prapanca, karena insiden tersebut tak menunjang pada kebesaran kerajaan Majapahit, & bahkan mampu dianggap selaku kegagalan politik Gajah Mada untuk menundukkan Sunda,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto dlm Sejarah Nasional Indonesia II.
Kendati diyakini khalayak, Peristiwa Bubat masih terselubung misteri.
tuliskan kembali dongeng hayam wuruk tetsebut dgn bahasamu sendiri!
Jawaban:
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit meraih perkembangan di banyak sekali bidang. Dalam bidang pemerintahan Majapahit pula membentuk badan peradilan yg disebut Sapta Papati. Untuk melaksanakan kekuasaan pengadilan disusunlah kitab hukum. Kitab tersebut berjulukan Kutaramanawa yg dibentuk oleh Mahapatih Gajah Mada. Dalam bidang agama pemerintahan Majapahit membentuk Dharmadyaksa ring Kasyaiwan & Dharmadyaksa ring Kasogatan. Dharmadyaksa ring Kasyaiwan, adalah tubuh yg mengatur agama Hindu. Dharmadyaksa ring Kasogatan, yaitu badan yg mengurusi agama Buddha.
Tuliskan kembali kisah Hayam Wuruk menggunakan bahasamu sendiri yg pendek pliss kak tolong bantuin gue kak gue butuh sekarang pliss tolongin kak
Jawaban:
Nama Hayam Wuruk artinya “ayam yg bakir”. Ia adalah putra pasangan Tribhuwana Tunggadewi (penguasa ketiga Majapahit) dgn Sri Kertawardhana alias Cakradhara. Ibunya yaitu putri Raden Wijaya pendiri Majapahit, sedangkan ayahnya berkedudukan sebagai penguasa Tumapel (Bhatara i Tumapel atau Bhre Tumapel[2]) atau tempat Malang sekarang.
Hayam Wuruk dilahirkan tahun 1334 & berdasarkan kitab Desawarnana (Negarakretagama) kejadian kelahirannya ditandai dgn gempa bumi di “Pabanyu Pindah” & letusan Gunung Kelud. Pada tahun itu pula Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
Penjelasan:
Semoga membantu & jadikan jawaban tercerdassss