Dalam bahasa adat Islamiyyah ada yang di istilahkan dengan “taswif” ialah sesuatu sikap mental tatakala seseorang hamba suka menangguhkan -nunda sebuah pekerjaan atau amal baik atau amal solih yang mampu dia kerjakan pada sa’atnya teatapi dia tunda pada potensi lain yang bukan waktunya. Pada lazimnya , amal-amal itu diakhirkan pelaksanaannya dengan argumentasi kemalasan atau berfekulasi bahwa waktu yang hendak datang itu lebih leluasa untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya pekerjaan atau amal-amalan yang bagus itu tidak sempat beliau kerjakan alasannya aneka macam faktor yang ada diluar jangkauan perkiraan itu, seperti adanya akhir hayat atau hilangnya kesanggupan untuk melaksanakannya.
Taswif digolongkan kepada ahlak yang mazmumah (tercela), meskipun banyak orang yang tidak menyadarinya. Menurut ketentuan agama, bersedekah itu hendaklah disegerakan mengerjakannya selagi ada peluang dan kemampuan, jangan di tunda-tunda akan makin bertumbuklah pekerjaan itu. Ulama memberikan definisi taswif sbb:
Taswif adalah mengakhirkan amal (menangguhkan -nunda perbuatan amal solih), alasannya berharap dapat melakukannya pada sebuah sa’at sesudah waktunya. Kebalikannya adalah musabaqah musara’ah, mubaadalah (berlomba, cepat tanggap dan bersegera).
Salah satu conto citra taswif, sseorang berkata; setuju saya akan melakukan perintah agama dengan sangat-sunguh nanti jikalau telah pension. Nyatanya setelah beliau pension apa yang dibilang itu tidak mampu dilaksanakan. Pada hal jikalau dahulu ia lakukan beliau bisa untuk itu. Seseorang wanita berkata, jika sudah mantap nanti saya akan berpakaian muslimah yang menutup aurat. Akan namun sesudah beberapa usang, pada kenyataan apa yang di ucapkan itu tidak terbukti sebab imannya tidak kunjung mantap. Padahal kalu beliau kerjakan pada sa’atnya ada kesempatan dia dapat melaksanakannya. Seseoarang yang telah mencukupi untuk pergi naik haji alasannya adalah syar-syarat-syaratnya sudah tercukupi ia berkata, nanti saja aku pergi kesana sebab jika sekarang aku takut mati. Pada akibatnya dia tidak mampu melaksanakannya alasannya adalah uang untuk biaya yang disimpannya itu habis.
Orang bijak menunjukkan pesan yang tersirat semoga tiadak terjebak kepada taswif: “jangan engkau tangguhkan (pekerjaan) pada esok hari apa yang engkau dapat lakukan pada hari ini”
Taswif ini akar katanya dari “saufa” bahasa Arab yang artinya”Aakan” kayanya orang yang melakukan taswif senantiasa menyampaikan “akan” dalam melakukan amal-amalannya tanpa disertai dengan tindakan.
A. Amal-amalan yang tidak boleh ditunda-tunda
ada beberapa amalan yag dilarang ditangguhkan,atau diakhirkan, yakni istigfar dan bertaubat sebelum tiba kematian, melaksanakan ibadah sebelum habis waktunya, melakukan pekerjaan yang baik dan menguntungkan selama peluang masuh ada.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah swt.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari tuhanmu dan kepada nirwana yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”
Bersegera kepada ampunan, artinya siapa saja yang sadar akan dirinya telah berbuat dosa, cepatlah beliau bertaubat dari dosanya itu. Janagan ditangguhkan -tunda. Karena dengan taubat bener-bener ia mempunyai arti menuju kepada ampunan Allah. Dan segera beribadah serta melaksanakan amal-amal shalih yang hendak menjadi wasilah untuk menuju ke nirwana. Munasabah ayat ini dengan ayat sebelumnya, yaitu perintah bertaubat kepada orang-orang yang pernah melakukan perbuatan “riba” biar berhenti memeras, lalu silanjutkan dengan amalan-amalan yang sungguh-sungguh bersifat ibadah. Seperti sodaqah, infaq, hibbah, dsb. Surga yang luas selangit dan bumi.
B. Masa untuk menyegerakan amal ibadah dan amal shalih.
Jik ada yang bertanya, kapan seseorang mesti menyegerakan amalibadah dan amal shalih, serta melakukan taubat? Dalam kitab sunan al-Tirmidzy ada satu hadits yang diterima oleh Abu Huraerah r.a. bahwa Rasullulah saw, memerintahkan bersegera untuk berzakat ibadah dalam tujuh hal sebelum datang tujuh hal. Dan tujuh hal ini tidak lepas dari kehidupan insan. Karena dengan hakekatnya mereka sedang menunggunya. Intisari dari hadits itu adalah sbb:
a. Bersegeralah bederma sebelum datang kekafiran, sebab tidak ada yang dikerjakan oleh orang kaya kecuali hadirnya kefaqiran dan kemiskinan. Hakikatnya ia sedang menunggu kefakiran. Dimana kefaqiran yag tidak dilandasi keyakinan akan menimbulkan seseorang lupa kepada agamanya. Kefaqiran di sini dapat diartikan sebagai suatu “keperluan atau kebutuhan”. Dan memang semua orang dibayang-bayangi oleh sesuatu yang namanya kebutuhan dan keperluan tanpa kecuali. Perintah Rasul ini di tujukan bagi orang yang sedang menerima ke senangan dan berlimpah kekayaan biar memanfaatkan saat-saat yang bagus ini, adalah untuk ibadah, termasuk bagi orang yang belum banyak kebutuhan hidupnya. Karena makin usang hidup seseorang maka akan semakin banyak kebutuhan dan kebutuhannya. Semakin banyak pula alasan-argumentasi untuk tidak bederma ibadah dan berzakat shalih. Begitu pula insan harus sadar bahwa kekayaan dan kesenangan itu tidak awet adannya. Bukankah seseoarang saudagar atau miliyuner ketika meninggalnya itu tidak membawa apa-apa, hanya sekedar kain kafan yang dia pakai dan itu pun dipakaikan oleh orang yang hidup?
b. Segeralah beramal sebelum menjadi orang kaya, alasannya adalah tidak ada yang dinantikan oleh orang yang miskin itu kecuali ingin menjadi kaya. Akan namun kekayaan yang tanpa akidah akan mengakibatkan si pemiliknya sebagai orang yang angkuh, takabur, menepuk dada, mencemooh orang, bahkan kekayaan itu menjadi penunjang atau modal untuk berbuat ma’siat kepada Allah. Artinya jangan ditangguhkan untuk beramal ibadah itu, nanti saja bila telah kaya. Karena belum tentu jika menjadi orang kaya akan sempat beribadah atau ingat kepada alam baka. Bukankah orang yang sereng melakukan kefasikan itu yakni orang-orang mutrafin, yakni yang bergelimang kekayaan dan hidupnya glamour, dan memberi contoh yang tidak baik terhadap umat manusia? Oleh sebab itu segeralah ibadah dan camkan terhadap kehidupan darul baka meskipun dalam keadaan faqir atau miskin. Berlimpah kekayaan tidak menjadi jaminan adanya keridhaan Allah.
c. Bersegeralah ibadah selagi sehat sebelum datang sakit. Karena tidak ada yang dinantikan oleh orang yang sehat itu kecuali sakit, seringan apapun penyakitnya. Jika sakit tidak dilandasi keyakinan, maka akan rusaklah fisiknya dan akan tekor amal ibadahnya, serta hilang sifat sesungguhnya. Dan inilah sakit yang ialah azab atau peringatan dari Allah. Berbeda dengan sakitnya orang muk’min yang mau menjadi kiffarat bagi dosa-dosanya. Perintah Rasul ini di tujukani mereka yang sehat fisiknya agar jangan menyia-nyiakan kesehatannya itu. Alangkah disayangkannya kalau fisiknya sehat, wajahnya manis atau tamapan, tetapi malas dalam ibadahnya dan tidak terpesona untuk mengelola kerohaniannya demi kebahagian akhiratnya. Kini banyak orang yang menonjolkan kesehatan dhohirnya saja namun membiarkan kesehatan rohaninya terbengkalai tidak terurus.
d. Segeralah bersedekah shalih selagi masih muda sebelum tiba masa tua atau pikun. Bagi orang yang sedang mengalami era muda, pergunakanlah kurun mudanya itu untuk beribadah yang bagus. Bukan dipakai untuk dihura-hura atau hal-hal yang tidak baik. Masa muda itu hanya satu kali. Allah akan memberikan perlindungannya kelak pada sa’at dahsyatnya hari akhir zaman terhadap orang-orang muda yang pada sa’at kemudaannya hatimya terpaut dengan masjid (tekun beribadah), hingga dengan era tuannya atau hingga selesai hayatnya. Ada contoh pikir yangsalah atau paradigma yang sesat yang dianut muda-mudi, manakala mengalami masa kemudaannya digunakan untuk hal-hal yang cuma mengikuti hawa nafsu belaka, mereka berdalih mungpung masih muda yuk kita dansa dansi, yuk kita berpesta pora atau bergaul dengan bebas antara lawan jenisnya tanpa rasa risih sedikitpun. Ini teladan piker yang salah dan sesat, yang harus dibuang jauh-jauh. Jika umur panjangmasa muda menjadi kala bau tanah lalu menuju kepikunan. Yang jikalau seseorang telah pikun hilang daya ingatnya atau memorinya, sel-sel otaknya menurun mengalami kerusakan yang permanan yang telah di obatinya, apalagi untuk melaksanakan ibadah sungguh tidak dapat dilaksanakan lagi seperti saat abad mudanya.
e. Segerlahlah berzakat shalih sebelum maut tiba. Perintah ini ialah bagi orang yang merasa masih hidup. Janagan di nantikanjanag terjadi bertaubat dari dosa pada sa’at sakaratul akhir hayat. Karena tiadak akan diterima. Orang suka terlena degan maut, alasannya adalah meskipun beliau sering mendengar orang lain mati maka perasaan dirinya hanya orang lain itulah yang mati sedangkan ia sendiri berperasaan masih jauh dari ajal. Apalagi dirinya masih sehat, tidak merasakankeluhan apa-apa. Padahal siapa taukematian beliau itu bukan sebab factor sakit namun sebab kecelakaan. Oleh sebab itu Nabi memperingatkan bahwa maut itu senantiasa datang tanpa disangka . Bersiaplah dengan amal-amalan.
f. Cepat-cepat melakukan amal salih dan kerjakan perintah agama ini dengan konsekwen dan sarat kedisiplinan sebelum datang godaan Dajjal yang sangat jhat dan menakutkan. Dalam informasi agama dajjal yaitu merupakan sifat dari seseorang yang suka mendustakan agama dan mencampuradukan hak dan bathil untuk menguji dan mengelabui orang-orang yang beriman.
Karena djjal itu sama dengan kadzzab atau kollat. Walaupun memang ada yang beranggapan wujudnya secara pisik dan ialah mahluk yang menakutkan yang tiba di akhir zaman. Tetapi le yang lebih Rajih adalah dalam pemahaman sifat itu. Ia yaitu orang yang jelas-terang kafir, berpandangan dengan sebelah mata (haya kepada keduniawian saja), cara menggodanya dengan merobah acuan pikir dan paradigma kepada paham-paham insan kepada agamanya supaya menjadi sesat tanpa disadri sebagai sesutu kesesatan. Umpamanya judi itu menurut agama yaitu haram, namun menurut contoh pikir dajjal judi itu wajib alasannya menguntungkan. Zinah itu tindakan kejih dan diharamkan oleh semua agama, namun menurut acuan pikir dajjal berjina ialah tindakan yang masuk akal saja dan tidak haram alasannya adalah menguntungkan, asalkan saling ridha meridhai. Salat lima wakktu iu wajib, kata dajjal itu tidak wajib itu cuma sekedar ingat saja terhadap Allah menutup aurat itu wajib dan merupakan peritah agama, tetapi bagi orang yang sudah terkontraminasi dengan ajaran dajjal, bukan saja aurat itu sebagai sebuah keindahan yang harus dinikmati. Tidak ada salanya pornografi dan pornoaksi disebar luaskan kan itu sebagai suatu karya seni, jangan tidak boleh kata mereka krena itu sama dengan membunuh karakter seseorang dan merusak daya cipta. Itulah nalar berpikirnya. Maka hati-hatilah dengan godaan dajjal ini perkuat keyakinan, perbanyak ibadah dan amal shalih, seleksilah teman hanya dengan orang-orang yang bagus saja. Dan bila memang susah, lebih bai hidup menyendiri daripada terkotori dengan contoh-acuan pikir yang salah.
Akhir pembahasan, bahwa taswif itu yaitu perbuatan yang tidak baikkarena akan merugikan. Menunda-nunda amal pada masa yang mau datang ialah sifat spekulatif yang cuma mengandalkan perkiraan adanya keluasaan keuntungan, kala yang hendak tiba itu akan sarat dengan resiko. Orang yang beriman di perintahkan untuk optimis mengahadapi masa yang mau datang, jangan pesimis. Akan namun meti ada usaha dan ikhtiar semoga era yang akandatang yang penuh dengan resiko itu dapat diantisipasi dengan baik. Dan akibatnya hanya kepada Allah-lah kita berlindung diri dan agar dijauhkan dari sifat taswif yang merugikan ini. Wallahu a’lam bi al-shawab.