Di dlm postingan kali ini, kami akan menawarkan materi terkait Meniti Hidup dgn Kemuliaan yg lazimnya akan dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 bab 6.
Terdapat beberapa sub yg nantinya akan kalian pelajari. Selengkapnya simak baik – baik ulasan yg ada di bawah ini ya.
1. Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, Husnużan & Persaudaraan (Ukhuwah)
Di dlm meniti hidup dgn kemuliaan, terdapat beberapa makna yg perlu kalian pahami, diantaranya ialah selaku berikut:
a. Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)
1. Pengertian Pengendalian Diri
Pengendalian diri atau bisa dikatakan selaku kontrol diri (Mujāhadah an-Nafs) merupakan menahan diri dr semua sikap yg bisa merugikan diri sendiri serta orang lain. Contohnya seperti sifat serakah & tamak.
Di dlm literatur Islam, pengendalian diri ini pula dikenal selaku aś-śaum atau puasa.
Seperti yg telah kita ketahui bersama bahwa puasa menjadi salah satu media untuk mengontrol diri.
Pengendalian diri ini dibutuhkan oleh setiap manusia supaya dirinya tersadar dr aneka macam hal yg tidak boleh oleh Allah SWT.
2. Contoh Pengendalian Diri
Berikut ini adalah beberapa acuan dr pengendalian diri berdasarkan viva:
- Memaafkan kesalahan orang lain yg berbuat hina terhadap kita.
- Menjauhi sifat dengki maupun iri hati terhadap orang lain dgn tak membalas kedengkian mereka.
- Tidak membeli pada banyak sekali hal yg tak berguna.
- Ikhlas pada semua wujud ujian serta petaka yg menimpa. Serta terus berusaha untuk memperbaiki diri serta lingkungan.
- Menahan nafsu dr melakukan masalah yg diharamkan.
b. Prasangka Baik (Husnużżan)
1. Pengertian Prasangka Baik
Prasangka baik atau diketahui ĥusnużżan berasal dr kata Arab yakni ĥusnu yg mempunyai arti baik, serta żan yg berarti prasangka.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa prasangka baik atau positive thinking di dlm terminologi Islam dikenal dgn istiah ĥusnużżan.
Istiah ĥusnużżan merupakan sikap orang yg senantiasa berpikir kasatmata pada apa yg sudah dilakukan oleh orang lain.
Adapun lawan dr sifat ini merupakan jelek sangka (su’użżan), yakni menduga orang lain mengerjakan aneka macam hal buruk tanpa adanya bukti yg benar.
2. Jenis – Jenis Prasangka Baik
Di dlm ilmu budpekerti, ĥusnużżan dikategorikan ke dlm tiga belahan, yakni:
- Husnużżan pada diri sendiri.
- Husnużżan pada Allah Swt.
- Husnużżan pada orang lain.
3. Contoh Prasangka Baik
Berikut ini yaitu beberapa teladan berprasangka baik di dlm kehidupan, antara lain:
- Tidak menyebarkan sebuah info tanpa ditelusuri apalagi dulu atas kebenarannya.
- Tidak menuduh teman menjalankan kesalahan tanpa adanya bukti yg terang atau benar.
- Selalu yakni kalau apa pun yg sudah Allah berikan merupakan hal yg terbaik di dlm kehidupan kita.
- Menerima apa pun kesanggupan yg telah Allah berikan pada diri kita.
- Menerima serta menghargai pertimbangan dr orang lain.
c. Persaudaraan (Ukhuwwah)
1. Pengertian Persaudaran
Persaudaraan atau ukhuwwah di dlm Islam diartikan bukan cuma sebatas hubungan kekerabatan sebab faktor keturunan, tetapi yg dimaksud dgn persaudaraan di dlm Islam merupakan persaudaraan yg diikat dgn tali aqidah (sesama muslim) serta persaudaraan. Sebab fungsi dr kemanusiaan (sesama insan makhluk Allah Swt.).
Persaudaraan itu amat jelas dicontohkan oleh Rasulullah SAW yakni mempersaudarakan antara kaum Muhajirin bersama kaum An¡ar.
Dan menjalin korelasi persaudaraan bareng suku – suku lain yg tak seiman serta melakukan kerja sama bareng mereka.
2. Contoh Persaudaraan
Berikut ini yakni beberapa acuan persaudaraan di dlm kehidupan, antara lain:
- Menjenguk atau mendoakan atau membantu teman atau orang lain yg tengah sakit maupun terkena petaka.
- Bergaul bareng orang lain dgn tak memandang bahasa, suku, budaya, serta agama.
- Mendamaikan kerabat atau teman yg sedang berselisih agar mereka sadar serta kembali bersatu.
- Menghargai perbedaan bangsa, suku, agama, serta budaya orang lain.
- Menghindari semua wujud permusuhan, tawuran, atau aktivitas yg bisa merugikan orang lain.
2. Ayat – Ayat Al Qur’an terkait Pengendalian Diri, Prasangka Baik, & Persaudaraan
Di dlm meniti hidup dgn kemuliaan, ada aneka macam ayat Al – Qur’an yg berkaitan & perlu kalian ketahui, diantaranya merupakan sebagai berikut:
a. Ayat Al Qur’an Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)
Q.S. al-Anfal/8:72
1. Lafal Ayat
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Artinya:
“Sesungguhnya orang – orang yg beriman serta berhijrah & berjihad bersama harta serta jiwanya di jalan Allah serta orang – orang yg memberikan tempat kediaman serta memberi santunan (terhadap orang – orang Muhajirin), maka mereka itu satu sama lain lindung melindungi. Serta (terhadap) orang – orang yg beriman, tetapi belum berhijrah, maka tak terdapat keharusan sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) apabila mereka meminta pinjaman terhadap mu dlm (urusan pembelaan) agama, maka ananda wajib memperlihatkan perlindungan kecuali pada kaum yg sudah terdapat kontrakantara ananda bersama mereka. Serta Allah Maha Melihat apa yg ananda kerjakan.”
2. Hukum Tajwid
Lafal | Hukum Tajwid |
---|---|
إِنَّ الَّذِينَ | Ghunnah Masyaddah alasannya huruf nun bersyaddah. |
وَهَاجَرُوا | Mad Tabi’i alasannya adalah huruh ha berharakat fattah serta diikuti alif. |
وَأَنْفُسِهِمْ | Ikhfa karena nun mati bertemu fa. |
سَبِيلِ اللَّهِ | Muraqqaqah sebab lafaz Allah didahului dgn aksara lam berharakat kasrah. |
أَوْلِيَاءُ | Mad wajib muttashil sebab terdapat mad thabi’i bertemu dgn hamzah di dlm satu kata. |
وَلَمْ يُهَاجِرُوا | Idzhar safawi sebab mim mati bertemu ya. |
شَيْءٍ حَتَّىٰ | Idzhar halqi sebab kasrah tanwin berjumpa ha. |
فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ | Al syamsiyah karena alif lam berjumpa karakter nun. |
قَوْمٍ بَيْنَكُمْ | Iklab alasannya adalah kasrah tanwin bertemu dgn abjad ba. |
وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ | Idgham Mutamassilain alasannya adalah mim mati bertemu mim. |
وَاللَّ | Mufakhkhamah alasannya lafaz Allah berjumpa aksara wawu yg berharakat fattah. |
3. Kandungan Ayat
Beragam wujud intimidasi, serangan, serta kekejaman yg dilaksanakan oleh orang – orang musyrik Mekah sudah menimbulkan Nabi Muhammad SAW serta kaum muslimin berhijrah meninggalkan rumah serta kampung halaman mereka di Mekah ke Madinah.
Dari sudut kemanusiaan, insiden hijrah ialah implementasi dr pemikiran agama Islam terkait pentingnya untuk mempertahankan, menghormati, serta menegakkan nilai kemanusiaan.
Firman Allah SWT dlm ayat di atas melukiskan jika kaum Muhajirin serta Anśar saling lindung melindungi satu sama lain dlm meniti hidup dgn kemuliaan.
b. Ayat Al Qur’an Prasangka Baik (Husnużżan)
Q.S. al-Hujurat/49:12
1. Lafal Ayat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya:
“Wahai orang – orang yg beriman! Jauhilah banyak dr prasangka, sesungguhnya sebagian dr praduga tersebut yaitu dosa serta janganlah ananda mencari – cari kesalahan orang lain serta janganlah ada di antara ananda yg menggunjing sebagian dr yg lain. Apakah terdapat di antara ananda yg suka mengkonsumsi daging saudaranya yg sudah mati? Tentu ananda akan merasa jijik. Serta bertakwalah terhadap Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
2. Hukum Tajwid
Lafal | Hukum Tajwid |
---|---|
آمَنُوا اجْتَنِبُوا | Qalqalah alasannya adalah haruf jim berharakat sukun. |
إِثْمٌ ۖ وَلَا | Idgham bighunnah alasannya adalah abjad mim berharakat dhummah tanwin berjumpa wawu. |
يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ | Idgham mutamatsilain sebab ha mati bertemu ba. |
بَعْضُكُمْ بَعْضًا | Ikfa safawi alasannya mim mati berjumpa ba. |
بَعْضُكُمْ بَعْضًا | Mad iwadh alasannya adalah terdapat fattah tanwin berada di waqaf (berhenti). |
تَوَّابٌ رَحِيمٌ | Idgham bilaghunnah alasannya huruh ha berharakat dhommah tanwin bertemu ra. |
3. Kandungan Ayat
Di dlm ayat di atas Allah SWT memastikan ada dua hal pokok, yaitu:
- Pertama, bila sesungguhnya orang – orang mukmin tersebut bersaudara.
- Kedua, apabila ada pertengkaran antar saudara, maka ditugaskan oleh Allah SWT untuk melaksanakan iślah (usaha perbaikan maupun perdamaian).
Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah yg menguasai diriku! Seseorang di antara kalian tak dianggap beriman terkecuali apabila ia menyayangi saudaranya sesama mukmin sama halnya ia menyayangi dirinya sendiri.” (H.R. Bukhari)
Tak cuma itu, Rasulullah SAW pun menegaskan:
“Seorang muslim merupakan orang yg lidah serta tangannya tak menyakiti sesama muslim yg lain. Serta orang yg berhijrah merupakan orang yg meninggalkan seluruh larangan Allah.” (H.R. Bukhari)
c. Ayat Al Qur’an Persaudaraan (Ukhuwwah)
Q.S. al-Hujurat/49:10
1. Lafal Ayat
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang – orang mukmin tersebut bersaudara, maka dr itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang bertikai) serta bertakwalah terhadap Allah supaya ananda memperoleh rahmat.”
2. Hukum Tajwid
Lafal | Hukum Tajwid |
---|---|
إِنَّمَا | Ghunnah alasannya terdapat nun bertanda baca tasydid. |
الْمُؤْمِنُونَ | Idhar qomariyah karena terdapat alif lam bertemu dgn salah satu aksara qomariyah yakni aksara mim. |
إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُو | Ikhfa’ haqiqi karena terdapat tanwin berjumpa dgn salah satu karakter ihfa’, yakni karakter fa’. |
أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا | Idhar syafawi sebab terdapat mim mati berjumpa dgn aksara wawu. |
وَاتَّقُوا اللَّهَ | Tafhim alasannya adalah terdapat lam jalalain didahului dgn abjad berharokat dhommah. |
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ | Idhar syafawi alasannya terdapat mim mati berjumpa karakter ta’, serta mad arid lis-sukun alasannya adalah sebelum waqof ada mad thobi’i. |
3. Hadits terkait Pengendalian Diri, Prasangka Baik, & Persaudaraan
Dalam meniti hidup dgn kemuliaan, ada berbagai hadist yg berkaitan & perlu kalian pahami, diantaranya ialah selaku berikut:
a. Hadis perihal Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)
Diriwayatkan dr Abi Hurairah ra, bila Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya:
“Orang yg tangguhbukanlah orang yg menang di dlm hal pertengkaran, melainkan orang yg tangguhmerupakan orang yg bisa mengontrol dirinya pada ketika marah”. (H.R. Bukhari & Muslim)
Baca: 10 Nama Malaikat Beserta Tugasnya
b. Hadis perihal Prasangka Baik (Husnużżan)
Rasulullah SAW bersabda:
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث
Artinya:
“Jauhkanlah dirimu dr praduga jelek, sebab sebenarnya dugaan tersebut merupakan perkataan yg paling dusta.” (H.R. Bukhari)
c. Hadis perihal Persaudaraan (Ukhuwwah)
Diriwayatkan dr Nu’man bin Basyir ra, kalau Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
Artinya:
“Perumpamaan orang – orang mukmin di dlm saling menyayangi, saling mengasihi, serta saling menyayangi, seperti satu badan. Jika ada satu organ tubuh merasa sakit, maka akan menjalar terhadap seluruh organ tubuh, yakni insomnia serta merasa demam.” (H.R. Muslim)