Mengurai Benang Kusut Perpecahan dalam Islam

Pelan-pelan para penggagas Islam masa sekarang dilucuti oleh penguasa. Dari mulai pencidukan seorang jurnalis muslim, sampai ulama yg difitnah menggalang dana untuk pemberontak di Suriah. Lalu, muncul pertanyaan kenapa para ormas Islam, partai Islam, pergerakan Islam tak bersatu saja untuk menumbangkan kezaliman yg kini kian menjadi? Kondisi umat Islam yg ‘sukar’ bersatu serupa benang kusut yg sukar diurai.

Sasaran kerja para aktivis dakwah merupakan persatuan, ta’liful qulub, kekokohan & kerapian barisan. Siapapun pula berharap, menjauhi perselisihan & perpecahan serta menghindari hal tetek bengek yg berpotensi memecah belah jama’ah.

Perlu dicatat, perbedaan & perselisihan usulan adalah sebuah keniscayaan. Sebuah kemestiaan yg bersifat abadan, yg sukar untuk dikesampingkan. Terus, kudu piye?

Adalah Ibnu Umar ra yg senantiasa menjauhkan anak-anak kecil dr dirinya agar tak terkena tetesan air liurnya karena khawatir akan kenajisan air liur tersebut. Sementara itu Ibnu Abbas tak pernah bimbang merangkul & menggendong bawah umur kecil. Karena ia berpendapat: “Mereka yakni “parfum” yg kita ciumi”. (hal.66)

Itu satu contoh wacana perbedaan dlm menyikapi sesuatu. Dari mereka yg mempunyai kapasitas keilmuan yg mumpuni.

Mengapa para pemikir & penggerak Islam, dr aneka macam kelompok & kecenderungan, tak berafiliasi untuk menghadapi gerakan sekulerisasi yg didukung & dibantu oleh kekuatan-kekuatan anti Islam baik dr Barat atau Timur?

Akhirnya, kenapa para pemikir & penggagas Islam tak melalaikan pertikaian mereka mengenai persoalan-masalah juz’iah-ijtihadiyah, untuk kemudian menyatukan barisan & front mereka dlm menghadapi kekuatan-kekuatan besar yg bersepakat merusak mereka?

Sesungguhnya problem-duduk perkara yg disepakati tidaklah sedikit & kecil. Ia memerlukan gerakan total dr front Islam dengan-cara luas, baik berupa pemikiran, waktu ataupun segala bentuk potensi & kemampuan yg mereka miliki. Sekalipun demikian, semuaya itu belum cukup mengisi kekosongan, merealisasikan impian & sasaran yg diharapkan. (hal.149)

Sungguh gila & menyesakkan dada apabila ada sebagian penggerak & dai Islam yg menuduh saudaranya yg lain dgn tuduhan berkhianat atau menjadi antek. Seseorang dinyatakan selaku agent Barat atau Timur atau agent pemerintah tertentu, hanya karena berlawanan pendapat atau perilaku atau berlawanan dlm memakai fasilitas usaha. Hal yg seperti ini tak boleh sama sekali dikerjakan oleh orang yg memahami Kitab Allah & Sunnah RasulNya. (hal.215)

Pun ada perbedaan dlm bermazhab. Akan namun usulan yg mengatakan bahwa mazhab-mazhab itu memecah belah kaum Muslimin yakni usulan yg tertolak. Perbedaan dlm masalah-duduk perkara furu’iah itu tak membahayakan persatuan kaum Muslimin. Para teman, tabiin & para Imam saja imam saja sudah berselisih dlm problem ini tetapi tak menimbulkan bahaya apa-apa.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? DR. Yusuf Qardhawi lewat karya tulisnya “Gerakan Islam;Fiqhul Ikhtilaf” ini mencoba menjawabnya dgn teladan-teladan yg masih korelatif dgn apa yg terjadi di masa sekarang.

Buku ini sungguh cantik & bahasanya mudah dipahami. Meski buku yg bersubjudul “antara perbedaan yg dibolehkan & perpecahan yg dihentikan” ini, sayangnya, agak sukar ditemukan di rak-rak toko buku terbaru. Seperti jemari yg mencari benang kusut di tumpukan jerami.

img_20161227_231711

Judul  : “Gerakan Islam;Fiqhul Ikhtilaf”

Penulis: DR. Yusuf Qordhowi

Tebal Halaman : 258 hal

Penerbit : Robbani Press, Jakarta

Cetakan : Cetakan kedua, Maret 1993

[Paramuda/Wargamasyarakat]