Mengidentifikasi Kebiasaan, Adat, Etika, dan Karakteristik Novel Angkatan 20-30 – Karya sastra ialah hasil budaya bangsa yang sungguh berharga. Karya sastra terbagi menjadi tiga, ialah· puisi, prosa, dan drama. Karya sastra berupa prosa pada angkatan 20 dan 30-an lebih diketahui dengan roman atau novel. Pada perkembangannya kini kita dapat menyaksikan bahwa prosa ada yang berbentuk novel dan ada yang berupa cerpen.
Lahimya suatu angkatan dalam periodesasi sastra di Indonesia lazimnya ditandai oleh adanya karakteristik sejumlah karya sastra pada era tertentu. Pada tahun 20-an beberapa karya sastra yang timbul pada tahun tersebut sangat berlainan dengan tahun sebelumnya, baik dari segi isi maupun bentuk. Karena perbedaan karakteristik itulah kesudahannya karya-karya sastra yang lahir pada tahun-tahun itu disebut angkatan 20-an atau yang diketahui dengan Angkatan Balai Pustaka.
Pada tahun 30-an ternyata juga lahir banyak sekali karya sastra yang mempunyai perbedaan dengan karya sastra pada tahun 20-an, baik berbentukpuisi maupun prosa. Karena perbedaan tersebut, karya-karya sastra yang berkembang pada era itu dinamakan angkatan 30-an atau yang lebih dikenal dengan istilah Angkatan Pujangga Baru. ·
Karakteristik novel angkatan 20-an dan 30-an dapat kita bandingkan dengan novel periode kinl. Novel angkatan 20-an dan 30-an lahir dalam masyarakat usang, yaitu penduduk yang masih sederhana dan terikat dengan adat-istiadat Karya sastra modem atau gres adalah karya sastra yang sudah dipengaruhi oleh budaya barat atau aneh. Kedua karya sastra itu mampu dibandingkan sesudah membaca dan mencermati isinya.