Mengharukan, Kisah Polisi yang Mengajari Ngaji

Sering kali polisi diidentikkan dgn ‘tukang palak’ atau ‘tukang tilang’, stigma negatif memang sudah ditanamkan sejak kecil oleh para orang tua dgn kalimat ‘kalau pembangkang nanti dilaporin polisi, lho’.

Tidak bisa disangkal ada sebagian polisi yg berperangai jelek, bukan melayani namun malah momok yg menciptakan orang ‘nggak usah pakai helm nggak apa-apa, nggak ada polisi juga’ seakan kepala tak lebih penting dr tilang polisi. Namun begitu, masih ada sosok polisi yg pantas jadi panutan.

Berikut cerita seorang polisi yg patut diteladani:


“Assalamualaikum belum dewasa…maaf bapak belum ganti baju…oiyaa, tunggu sebentar ya, bapak sholat magrib dahulu….”

Kompol Kasdi yaitu salah seorang Perwira Menengah di Polres Kutai Barat (Kubar). Ia menjabat selaku Kepala Bagian Perencanaan di Polres yg berada diujung barat Wilayah aturan Polda Kaltim.

Sore itu (18/1), aktifitas Polres Kutai Barat begitu padat, hal ini mengharuskan Kasdi tetap berada di kantor sampai menjelang Magrib. Ia terlihat sibuk berusaha untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaannya supaya mampu secepatnya menuju ke Mushola Polres Kubar.

Setibanya di mushola, terlihat anak-anak yg ingin berguru membaca Al Alquran atau ngaji kepadanya sudah menunggu mantan kapolsek Barong Tongkok. Segera dia minta maaf pada anak-anak tersebut & pamit untuk melaksanakan sholat magrib apalagi dahulu sebelum mengajar ngaji.

Saat mengajar ngaji, terlihat ia begitu dekat dgn anak-anak tersebut. Tidak tampak ada jarak antara mereka. Ia mengajar layaknya mengajari anaknya sendiri, sarat kasih sayang & rasa kasih sayang.

Kasdi mengisahkan, awal dia mengajar ngaji belum dewasa tersebut sekitar 2 tahun kemudian, mereka merasa was was pada dirinya. Menyikapi hal ini, dia mencoba mencari tahu akar permasalahanya. Ternyata, ancaman dr orang bau tanah pada anak yg akan melaporkan pada Polisi, akan ditangkap pak Polisi dikala anak tak mau menuruti kemauan orang bau tanah yakni permasalahan khususnya.

  Keajaiban Papan Sedekah PKS

Lalu, dengan-cara terpisah Kasdi berupaya untuk mengumpulkan anak santri ngajinya, Ia memintanya agar para orang tak melaksanakan hal itu lagi. Seiring perjalanan waktu, alhamdulillah bawah umur tersebut bisa akrab & dekat dengannya.


Semoga ada hikmah dr dongeng ini yg bisa dipetik.

Wallahua’lam. [Paramuda/ Wargamasyarakat] 

Sumber: laman Humas Polisi Republik Indonesia Kutai Barat