Menyebutnya pasti akan terasa ajaib di pendengaran kita. Ahmad Noe’man namanya. Siapakah? Ia punya julukan yg unik, “Arsitek Seribu Masjid”.
Noe’man ialah satu diantara arsitek ternama Indonesia yg banyak merancang bangunan masjid agung. Tak hanya di Indonesia tapi pula mancanegara. Ia pula disebut-sebut selaku perancang masjid kampus pertama di Indonesia.
Noe’man, diakui sebagai maestro serta inspirator pembangunan masjid modern. Karya-karyanya telah masuk dlm buku rancangan masjid-masjid di seantero dunia.
Noe’man pula diketahui sebagai penggagas desain bangunan masjid tanpa kubah. Karya perdananya yaitu Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB). Dimana kalau kita amati memang masjid tersebut tak mempunyai kubah. Masjid yg dibangun pada tahun 1964 itu pula tak mempunyai tiang penyangga sebagaimana pada umumnya masjid utamanya yg bangunannya sudah ada semenjak zaman baheula.
Rancangan-rancangan bangunan masjidnya yg jarang memakai kubah itulah ia sempat dijuluki selaku arsitek “anti-kubah”. Mengenai hal ini, No’eman punya argumentasi tersendiri.
“Saya justru mencari nilai-nilai yg universal, yg transendental. Kaprikornus, saya hilangkan itu bentuk kubah. Memang, berat pula waktu menetralisir kubah dr rancangan kita. Itu kan ciri kita,” kata Noe’man yg dikutip dr GNFI.
Tentu rancangan masjid tanpa kubah Noe’man sempat menjadi perdebatan. Sebab dinilai tak sesuai dgn tradisi bangunan masjid kebanyakan yg kerap memakai kubah sebagai simbolnya.
Ada alasan filosofi tersendiri, yakni ijtihad. Melakukan terobosan (breakthrough) berdasar syariah yg tak menyimpang dr fatwa Al Quran & meninggalkan taklid.
Masjid Salman memberikan tonjolan garis vertikal pada bangunannya. Ya, vertikal di sini bermakna korelasi antara insan dgn Tuhan, dgn Allah (hablun minallah). Sementara garis horizontal bermakna korelasi manusia dgn sesamanya (hablumminannas).
Tak hanya Salman, ia pula merancang Masjid Al-Markazi di Makassar pada tahun 1975. Masjid tersebut berkonsep sama: tanpa kubah.
Namun bukan mempunyai arti ia tidak mau merancang masjid berkubah sama sekali. Pada tahun 1980-an, contohnya, ia mulai merancang bangunan masjid berkubah yg bentuk fisiknya mampu kita lihat sampai hari ini. Masjid tersebut yaitu Masjid At-Tin, yg berdiri megah di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Mendunia
Ahmad Noe’man pula go international karyanya. Kotribusinya di mancanegara berbentukmasjid Istiqlal Dzamija di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina. Tak coba-coba, ia ditunjuk eksklusif oleh presiden dikala itu yakni Presiden Soeharto. Kebetulan saat itu Soeharto usai berkunjung dr Sarajevo pada 1995 saat terjadi perselisihan antar Muslim & non-Muslim di Bosnia. Masjid tersebut menjadi bentuk persahabatan Indonesia dgn Bosnia-Herzegovina.
Noe’man merancang masjid tersebut dgn suatu kubah di tengah atap bangunan masjid serta dua menara yg menyatu dgn bangunan masjid. Itu merupakan selaku lambang persahabatan Indonesia dgn Bosnia-Herzegovina.
Noe’man pula merancang Masjid Syekh Yusuf di Cape Town, Afrika Selatan & mimbar Masjid Al-Aqsa di Palestina.
Pria kelahiran Garut, 10 Oktober 1926 ini memang semenjak kecil ingin menjadi perancang masjid. Ia mengenyam pendidikan di jurusan Arsitektur ITB tahun 1952 yg dikala itu kampusnya baru pertama kali dibuka.
Noe’man dikenal selaku muslim yg taat. Baginya, ilmu arsitektur dapat menjadi lahan dakwah & bederma. “Ada nilai-nilai yg cocok untuk bersedekah saleh & dgn pensil & kertas saya bisa berdakwah,” ujarnya.
Pria yg pernah mendapatkan penghargaan Satyalencana Kebudayaan dr pemerintah Indonesia itu, menjadi pendiri Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) serta jadi dosen hebat Interior Seni Rupa FSRD ITB.
Noe’man terus menorehkan karyanya lewat rancangan bangunan masjid sampai ajal menjemput, hasil karyanya antara lain:
Masjid Salman ITB, Bandung
Masjid At-Tin, TMII, Jakarta
Masjid Al-Markaz Al-Islami, Makassar
Masjid Raya Bandung
Masjid Asy-syifa Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
Masjid Lambung Mangkurat, Banjarmasin
Masjid Agung Al-Akbar, Surabaya
Masjid Syekh Yusuf, Cape Town, Afrika Selatan
Masjid Istiklal Dzamija, Sarajevo, Bosnia
Mimbar Masjid Al-Aqsa, Palestina [Paramuda/Wargamasyarakat]