Mengapa PAUD Membutuhkan Kurikulum Berkualitas

Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? Pertanyaan yg banyak diajukan oleh penduduk yaitu “mengapa urikulum mesti berganti?” Seperti yg diungkapkan pada kepingan terdahulu bahwa kurikulum tak bersifat statis. Kurikulum dipandang selaku inti yg menggerakkan & mengarahkan proses pendidikan.

Mengapa PAUD Membutuhkan Kurikulum Berkualitas

Kurikulum harus dapat membuatkan potensi akseptor didik menjadi emampuan-kemampuan yg diperlukan dlm kelanjutan pendidikan & kehidupannya. Kurikulum mesti memiliki jangkauan yg lebih luas & jauh.

Kurikulum harus menyiapkan anak untuk masa depan bukan anya untuk masa kini. Masa sekarang tentu akan berbeda dgn masa lalu & masa depan alasannya adalah dunia senantiasa berganti. Kurikulum mesti responsif terhadap keperluan dunia yg selalu berubah.

Kurikulum yg responsif bermakna kurikulum yg menyadari kondisi dikala ini & memahami keadaan yg dikehendaki di masa depan. Setidaknya ada tiga kondisi yg memberikan argumentasi kenapa kurikulum berganti, yakni:

  1. perubahan kondisi & kebutuhan dunia yg kian kompleks menuntut sumber daya insan yg responsif terhadap segala perubahan & kritis kepada permasalahan yg dihadapi; 
  2. globalisasi di bidang ekonomi berakibat batasan antarnegara semakin longgar, dlm pemenuhan ketenagakerjaan. Oleh alasannya itu, kurikulum harus bisa membangun keluaran pendidikan menjadi sumber daya pembangunan yg memiliki kesanggupan yg kompetitif, perilaku inovatif, & adversity yg tinggi; 
  3. pesatnya pertumbuhan sain & teknologi sehingga dunia tanpa batas, & semua mengetahui semua & yg berpengaruh mempengaruhi yg kurang besar lengan berkuasa. Untuk itu, kurikulum pendidikan harus bisa membangun sikap & huruf kuat dr penerima didik supaya tetap menjaga jati diri, kehormatan keluarga, & kebanggaan bangsa tanpa harus merasa tertinggal dr negara lain; 
  4. Di bidang demografi, Indonesia berada dlm posisi sungguh menguntungkan dgn komposisi kurva usia muda, artinya jumlah penduduk usia 0-9 tahun untuk tahun 2014 sebesar 47,2 juta atau 18,72% (sumber BPS). Komposisi penduduk seperti ini menguntungkan jika sejak usia dini mereka dididik dengan-cara sempurna dgn contoh pendidikan yg berkualitas, sebaliknya akan menjadi bencana alam jika kurang disiapkan dgn baik alasannya adalah kelak akan menjadi beban pembangunan.

mengapa kurikulum berubah kenapa kurikulum sering berubah-ubah kenapa kurikulum senantiasa berubah kenapa kurikulum dapat berubah kenapa kurikulum mesti berubah kenapa kurikulum pendidikan berubah kenapa kurikulum matematika berubah kenapa kurikulum harus berubah-ubah kenapa kurikulum itu berubah ubah kenapa kurikulum pendidikan selalu berubah kenapa kurikulum matematika harus berubah alasan kenapa kurikulum selalu berubah jelaskan kenapa kurikulum selalu berubah kenapa kurikulum harus berubah kenapa kurikulum bisa berubah alasan kenapa kurikulum berubah faktor kenapa kurikulum berubah kenapa kurikulum slalu berubah kenapa kurikulum selalu berubah rubah kenapa kurikulum terus berubah-ubah kenapa kurikulum suka berubah

UNESCO menggambarkan posisi penerapan PAUD di Indonesia diantara negara- negara lain di dunia. Angka partisipasi PAUD di Indonesia berada pada urutan ke-45 dr 45 negara. Sementara itu kualitas PAUD di Indonesia menduduki peringkat ke 44 setingkat di atas India. Rendahnya layanan PAUD di Indonesia memberi kontribusi besar kepada posisi hasil berguru pada jenjang pendidikan berikutnya.

Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) 2012, kesanggupan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains, & membaca masih rendah dibandingkan dgn bawah umur lain di dunia. Hasil PISA 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dr 65 negara yg berpartisipasi dlm tes. Rata-rata skor matematika anak- anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396, & rata- rata skor untuk sains 382.

Padahal, rata-rata skor OECD (the Organization for Economic Cooperation and Development) dengan-cara berurutan yakni 494, 496, & 501. Analisa yg menawan dr kajian kepada hasil tersebut dikarenakan proses pendidikan kurang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses pendidikan di Indonesia masih kental pada tahap berpikir tingkat permulaan (mengenang/menghafal, memahami, & menerapkan), belum mendorong anak mencapai kesanggupan analisis, evaluatif, & kreatif.

Kondisi-kondisi tersebut harus teratasi, mengenang eksistensi & perkembangan suatu bangsa terletak pada kualitas bangsanya bukan tergantung pada sumber daya alam. Sumber daya manusia yg dibutuhkan untuk menjawab tantangan di periode 21 ialah insan yg mempunyai kemampuan dlm kehidupan & karir, kemampuan dlm mencar ilmu yg mencakup 4 C, yakni: critical thinking, communication, collaboration, creativity, & keahlian menguasai teknologi, isu, & media. Hal penting yg mesti diketahui bersama bahwa mempunyai pengetahuan semata tak atau kurang mampu membantu keberadaan seseorang jikalau tak ditunjang dgn kemampuan kreatif, berpikir kritis, & berkarakter.

Kajian keadaan yg disokong data empirik tersebut mendorong perlunya kenaikan kualitas pendidikan di Indonesia semenjak usia dini, dengan-cara menyeluruh & tersistematis, mulai dr peninjauan ulang kurikulum untuk semua jenjang pendidikan, kenaikan mutu pendidik & tenaga kependidikan serta peningkatan mutu persyaratan yang lain.

Semoga klarifikasi tersebut mampu menjawab Mengapa PAUD Membutuhkan Kurikulum Berkualitas!

  Jenius Adalah? Ini Dia Definisi Anak Jenius Menurut Albert Einstein