Di hari raya Idul Adha, umat muslim sungguh disarankan untuk melaksanakan kurban selaku wujud ketaqwaan terhadap Allah Swt.
Tiga masalah yg bagiku hukumnya fardhu tetapi bagi kalian hukumnya tathawwu’ (sunnah), yaitu shalat witir, menyembelih udhiyah & shalat dhuha. (HR. Ahmad & Al-Hakim)
Musim kurban pasti sungguh menggembirakan bagi umat muslim, karena bisa mengembangkan daging terhadap mereka yg jarang atau tak pernah merasakan makan daging. Sebuah ibadah yg menekankan perihal kepekaan social. Sampai-sampai orang yg di luar Islam pun ingin melaksanakan kurban, namun sayang, kurbannya ditolak oleh warga alasannya si pengkurban suka main gusur. Lagi pula syarat untuk berkurban ya mesti muslim. Di luar itu tak sah kurbannya.
Hewan yg bisa dikurbankan salah satunya sapi. Bisa kita lihat di beberapa kota di Indonesia banyak sapi yg menjadi alternatif binatang kurban sesudah kambing. Namun berlawanan dgn muslim di kota Kudus, Jawa Tengah. Mereka lebih menentukan tak menyembelih sapi. Mengapa kah?
Di Kudus, sebagai kota santri yg terletak lebih kurang 500 km sebelah timur kota Jakarta, umat Islam memang tak menyembelih sapi untuk kurban di Idul Adha. Mereka memilih menyembelih kerbau. Sebab, hal ini menurut pedoman toleransi yg diajarkan oleh ulama penyebar Islam di golongan Jawa yakni Sunan Kudus.
Sunan Kudus sangat menghargai umat Hindu yg menghormati hewan sapi. Demi menjaga perasaan Hindu, maka umat Islam diminta tak menyembelih sapi, tetapi diminta menyembelih kerbau. Hal itu menjadi tradisi dr dahulu hingga sekarang.
Dari tradisi ini dapat disimpulkan bahwa ini yaitu bukti tak terbantahkan akan toleransi umat Islam– bentuk toleransi lain bisa dilihat dr akulturasi Menara Masjid Kudus yg ibarat candi Hindu. Toleransi ini terbit karena kedalaman ilmu agama Sunan Kudus & kedalaman imannya. Semakin paham Islam, maka kian besar lengan berkuasa kepercayaan, kian subur kasih sayang & toleransi dlm jiwa seorang muslim. Tidak malah ‘memaksa Tuhan’ dgn mengganti dana yg harusnya kurban digantikan untuk pembangunan sekolah, atau menuding Islam melaksanakan pembantaian kepada hewan tiap tahun. [Paramuda/Wargamasyarakat]