Mengapa Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban Diulang 31 Kali?

Dalam Surat Ar Rahman (الرحمن), Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) diulang sampai 31 kali dlm 31 ayat. Mengapa diulang sampai 31 kali pada siapa ayat tersebut ditujukan?

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Tuhan ananda yg manakah yg ananda dustakan”

Ada 31 kali pengulangan kalimat ini dlm 31 ayat dlm Surat Ar Rahman. Yaitu ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32 & 34. Kemudian ayat 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53 & 55. Setelah itu ayat 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75 & terakhir 77.

Kepada Siapa Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban Ditujukan

Kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban ditujukan pada manusia & jin sehingga menggunakan kata Rabbikuma (رَبِّكُمَا) yg artinya “Tuhan ananda berdua”.

Berbeda dgn banyak surat lainnya, Surat Ar Rahman menyertakan jin sebagai obyek firman Allah (mukhatab). Allah mengingatkan jin & manusia bahwa banyak sekali lezat yg Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan pada mereka.

Dengan banyaknya nikmat-lezat yg Allah sebutkan dlm surat Ar Rahman, ia pula mengiringinya dgn kalimat Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.

“Setiap menjelaskan berbagai lezat, senantiasa diiringi dgn Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan,” tulis Syaikh Amru Khalid dlm Khowatir Qur’aniyah.

Menyadari ditujukan pada mereka, setiap kali mendengar ayat tersebut, jin menjawabnya dengan:

لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ

“Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yg kami dustakan”

Itulah balasan jin atas fabiayyi ala irobbikuma tukadziban yg membuat Rasulullah kagum & memuji mereka.

  Ramadhan Bulan Jihad, Produktifitas Harus Meningkat

Tafsir Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban

Kata aalaa (ءالاء) merupakan bentuk jamak dr ilyi atau alyi (الي) yg artinya lezat.

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Tuhan ananda yg manakah yg ananda dustakan”

Nikmat-lezat ini sangat banyak. Allah mengingatkan jin & insan akan lezat-lezat tersebut.

“Yakni nikmat Tuhanmu yg manakah yg ananda dustakan, hai dua jenis makhluk, jin & insan?” kata Ibnu Katsir tatkala menafsirkan Surat Ar Rahman ayat 13. “Nikmat-lezat Tuhanmu tampak terang pada kalian & kalian diliputi olehnya sampai kalian takkan bisa mengingkarinya.”

Menurut Sayyid Qutb, ayat-ayat tersebut yakni pertanyaan dokumentatif & faktual yg menciptakan manusia & jin tak mempunyai kesanggupan mendustakan begitu banyaknya lezat dr Ar Rahman, Tuhan yg Maha Pengasih.

“Inilah pertanyaan dokumentatif & faktual. Dalam konteks ini manusia & jin tak lagi memiliki kemampuan untuk mendustakan aneka nimat Ar Rahman,” tulis Sayyid Qutb dlm Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Tafsir Al Munir menerangkan, setiap selesai menyebutkan suatu nikmat, selalu dibarengi dgn ayat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban untuk mengingatkan nikmat tersebut. Sekaligus menumbuhkan situasi & nuansa takut, segan & penuh khidmat. Ayat itu sekaligus merupakan kecaman & ancaman terhadap orang yg mendustakan lezat & tak mensyukurinya.

Sedangkan berdasarkan Buya Hamka dlm Tafsir Al Azhar, pertanyaan fabiayyi ala irobbikuma tukadziban adalah inti surat Ar Rahman. Pertanyaan yg sungguh tepat untuk membuat insan berpikir betapa besar & betapa banyaknya nikmat-lezat Allah.

Baca juga: Ayat Kursi

Mengapa 31 Kali Pengulangan

Lalu kenapa terdapat 31 kali pengulangan fabiayyi ala irobbikuma tukadziban? Tentu pengulangan ini yaitu hak prerogatif Allah & cuma ia yg benar-benar mengetahui hakikat di baliknya. Namun di antara hikmahnya, selain mengingatkan semoga insan & jin menyadari bahwa seluruh lezat itu datangnya dr Allah, pengulangan itu pula memberikan betapa pentingnya syukur atas nikmat-nikmat tersebut.

  Baca Kalimat Ini di Malam Hari, Takkan Ditimpa Bahaya Hingga Pagi

“Kalimat ini (Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan) memerintahkan jin & manusia untuk mensyukuri lezat-lezat Allah & tak mendustakannya,” kata Syaikh Amru Khalid dlm Khowatir Qur’aniyah.

“Pengulangan 31 kali ini untuk mengingatkan dgn besar lengan berkuasa tentang lezat-nikmat Allah, menjadikan jin & manusia mengakui nikmat-lezat tersebut sekaligus menggaris bawahi pentingnya nikmat-lezat itu,” terang Syaikh Wahbah Az Zuhaili dlm Tafsir Al Munir.

Jawaban paling matematis ada dlm Haasyiat-nya Syaikh Jamal terhadap Tafsir Al Jalalain.Bahwa 31 kali pengulangan fabiayyi ala irobbikuma tukadziban ini terbagi dlm empat golongan uraian.

  1. Berkaitan dgn keajaiban ciptaan Allah yg terhampar di bumi & di langit serta penciptaan & kebangkitan. Fabiayyi mengiringi uraian ini 8 kali pengulangan.
  2. Berkaitan dgn siksa neraka. Fabiayyi mengiringi uraian ini 7 kali pengulangan.
  3. Berkaitan dgn penghuni nirwana & aneka kenikmatannya. Fabiayyi mengiringi uraian ini 8 kali pengulangan.
  4. Berkaitan dgn dua surga yg tak sama dgn nirwana pada kelompok uraian ketiga. Fabiayyi juga mengiringi uraian ini 8 kali pengulangan.

Kesimpulannya, kenapa Allah mengulang kalimat fabiayyi ala irobbikuma tukadziban hingga 31 kali? “Siapa yg mengakui & mensyukuri nikmat Allah yg terbentang di langit & di bumi, ia akan terhindar dr pintu neraka yg jumlahnya 7 & akan masuk surga yg jumlah pintunya ada 8,” terang Syaikh Al Jamal. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]