close

Mengapa Banyak Musibah di Akhir Tahun?

Banyak bencana yg terjadi pada final tahun. Pada Desember 2004 terjadi tsunami Aceh yg menyebabkan 105.262 orang tewas. Pada Desember 2006 terjadi banjir Sumatera yg menyebabkan 300 lebih orang hilang. Pada Desember 2007 terjadi banjir & tanah longsor di Jawa yg menjadikan lebih dr 130 orang tewas. Pada November 2009, terjadi tanah longsor di Palopo, Sulawesi Selatan menimbulkan sekurang-kurangnya 30 orang tewas. Lalu pada 2014, terjadi longsor Banjarnegara, terbakarnya Pasar Klewer & kecelakaan AirAsia QZ8501.

Mengapa banyak peristiwa di selesai tahun menimpa Indonesia yg mayoritasnya dalah muslim? Dalam perspektif Islam, ada dua makna untuk bencana alam & tragedi yg menimpa penduduk muslim. Bisa jadi musibah & peristiwa itu yakni perayaan, bisa pula musibah & peristiwa itu ialah ujian.

Musibah & bencana yg merupakan peringatan yakni teguran dr Allah supaya masyarakat muslim kembali pada Allah & menghentikan kemaksiatan serta pengrusakan alam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat & di maritim disebabkan lantaran tindakan tangan manusia, supaya Allah mencicipi pada mereka sebahagian dr (akhir) perbuatan mereka, semoga mereka kembali (ke jalan yg benar)” (QS. Ar Rum : 41)

  Tiga Hal yang Tak Boleh Ditunda

Kedua, bencana alam & bencana ialah ujian dr Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ustadz Rofi’ Munawar menyampaikan dlm Kaleidoskop Dunia Islam 2014, Rabu (31/12/2014) malam di Masjid Namira Lamongan, bahwa setidaknya ada tiga ayat yg mengisyaratkan ujian ini. Yakni surat Al Ankabut ayat 2-3, surat Al Anbiya ayat 35, & surat Al Mulk ayat 2.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) menyampaikan ‘kami telah beriman’ sedang mereka tak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yg sebelum mereka, maka bahwasanya Allah mengenali orang-orang yg benar & sebetulnya ia mengenali orang-orang yg dusta” (QS. Al Ankabut : 2-3)

Jadi lewat bencana alam & tragedi itu, Allah menguji & mengambarkan siapa diantara hamba-hambaNya yg sungguh-sungguh beriman & siapa yg cuma sekedar mengaku beriman. Sikap & kesabaran atas musibah, serta bagaimana tindakan & amal sesudah adanya musibah menunjukkan benar atau tidaknya doktrin seseorang.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap yg berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji ananda dgn keburukan & kebaikan selaku ujian (yang sebenar-benarnya). Dan hanya pada Kamilah ananda dikembalikan” (QS. Al Anbiya : 35)

Banyak bencana alam & bencana yg menimbulkan kematian. Kematian ialah kepastian, sedangkan akhir hayat seseorang dlm musibah & bencana pula merupakan ujian bagi orang-orang yg ditinggalkannya serta umat Islam dengan-cara umum; apakah keluarganya bersabar & apakah umat Islam mengambil pelajaran dr musibah-petaka itu. Dan satu keyakinan yg tak boleh diabaikan, semua yg meninggal baik dlm musibah atau bukan, mereka semua kembali pada Allah untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.

  Berat dan Berlikunya Perjuangan Rezeki

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“(Allah) Yang membuat mati & hidup supaya ia menguji ananda siapa diantara ananda yg paling baik amalnya. Dan ia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 2)

Melalui ujian tergolong berupa bencana alam & bencana, Allah menguji hamba-hambaNya siapa diantara mereka yg paling baik amalnya. Pada saat ditimpa bencana alam & tragedi, kualitas seorang hamba dapat dilihat. Sebagaimana logam kekuning-kuningan yg ditempa. Maka kelihatan apakah ia emas atau hanya loyang belaka.

“Dengan mengetahui bencana alam sebagai ujian, maka kita mengedepankan persangkaan yg baik & memandang masa depan lebih optimis,” jelas ulama yg pula anggota dewan perwakilan rakyat RI dr PKS ini.

Yang pula perlu menjadi catatan, musibah & bencana tak cuma terjadi di tamat tahun. Banyak pula petaka & bencana yg terjadi di permulaan & tengah tahun. [Ibnu K/wargamasyarakat]