Mengapa Al-Qur’an Tak Sebutkan Tanggal Kejadian Saat Bicara Kisah?

Sering kali para orientalis mencari celah untuk mencela Al-Qur’an, dgn cara menjelekkan Al-Qur’an melalui cacat logika “Al-Quran tak valid sebab tak menyebutkan tanggal peristiwa sebuah kisah”.

Al-Qur’an sendiri tak berbicara tanggal sejarah ada beberapa “argumentasi”:

  1. Al-Qur’an bukan kitab kisah sejarah, namun kitab petunjuk.

    Penekanan pada episode sejarahnya termasuk pesan yang tersirat & pelajaran dr kisah sejarah itu sendiri, bukan timing-nya yg definitif. Jangan berisi tanggal-tanggal sejarah, aneka macam tata cara ibadah yg rinci saja tak termuat dlm Al-Qur’an namun diurai dlm hadits, apalagi tanggal sejarah. Al-Qur’an menampung hal yg paling fundamental & prinsip serta semoga gampang dihafal.

  2. Timing episode sejarah tersebut lazimnya tetap eksplisit atau implisit dijelaskan.

    Biasanya refer pada asbabun nuzul yg diterangkan dlm hadits atau non asbabun nuzul tapi dijelaskan dlm hadits-hadits lain tetapi bercerita perihal kisah-kisah utamanya menyangkut sejarah Nabi Muhammad SAW semasa hidup.

    Banyak pula yg tak dijelaskan utamanya menyangkut kisah-kisah kaum As-Sabiqun al-Awwalun, alasannya adalah sengaja dirahasiakan alasannya adalah dua alasan:

    a. Curiousity. Rasa ingin tahu kita tetap tersadar terhadap kisah-kisah tersebut dgn terus mempelajarinya.

    b. Agar seakan kisah tersebut selalu hidup melintas tenggat waktu & punya hikmah yg kekal.

    Allah SWT berfirman:

    تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

    Itulah sebagian dr informasi-berita gaib yg Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tak pernah kamu-sekalian mengetahuinya & tak (pula) kaummu sebelum ini. (QS. Hud: 49)

    dan juga:

    أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ ۛ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ ۛ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ ۚ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ

    Belumkah hingga kepadamu berita orang-orang sebelum ananda (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud & orang-orang setelah mereka. Tidak ada yg mengetahui mereka selain Allah. Telah tiba rasul-rasul pada mereka (menjinjing ) bukti-bukti yg aktual lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (sebab kebencian), & berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yg ananda disuruh menyampaikannya (terhadap kami), & sebetulnya kami benar-benar dlm keragu-raguan yg menggelisahkan terhadap apa yg ananda ajak kami kepadanya”. (Ibrahim: 49)

    Wallahua’lam.

    [Paramuda/ Wargamasyarakat]

  Ada Apa dengan Cinta (Al-Qur’an)?