Mencegah dan Mengatasi Bladder Stone pada Sulcata

Bladder merupakan kata bahasa inggris yg artinya kandung kemih. Penyakit bladder stone pada kura-kura merupakan penyakit di mana pada tubuh kura-kura terdapat batu pada kandung kemihnya.

Sulcata-milo

Jika sudah parah penyakit ini bisa menimbulkan sulcata menjadi lesu, tidak mau makan sampai akhir hayat jikalau tak cepat dikerjakan.

Penyakit Bladder Stone merupakan salah satu penyakit yg menjadi momok dan sering terjadi pada kura-kura Sulcata yang salah cara perawatannya terutama dr segi teladan makan & hidrasi.

Bladder stone menurut salah satu situs dokter binatang (mancanegara) yg saya baca lebih sering terjadi pada Sulcata yg dipelihara dibandingkan dengan Sulcata liar. Besar watu yg terdapat pada kandung kemih Sulcata liar pun umumnya tak sebesar pada Sulcata yg dijadikan peliharaan. 

Mungkin teladan makannya yg berlainan ya! Yang satu makan rumput2an & tanaman liar, yg satu lagi banyak dikasih pakan bikinan..ini cuma perkiraan saya saja loh…belum cek info dr para ahlinya..

Hal lain selain kuliner yg bisa mengakibatkan bladder stone ini yaitu, lantaran kurangnya air pada Sulcata atau istilahnya kehilangan cairan tubuh sehingga urates pada kura-kura tak dikeluarkan karena urine didaur ulang (wow, Sulcata punya kemampuan mendaur ulang urinnya sendiri!). 

Urates (terdiri dr asam urat yg bergabung dgn natrium, kalsium, kalium, dll) yg tak dikeluarkan ini usang-kelamaan akan membentuk bladder stone.

Baca juga: mengadopsi kura sulcata, merawat sulcata dewasa.

Penyebab Terjadinya Bladder Stone pada Sulcata

Seperti dikutip dr situs lbah.com, tak ada hebat yg mampu memastikan penyebab terjadinya bladder stone, namun dikatakan pula salah satu faktor utama ialah lantaran kurangnya asupan air (dehidrasi).

Untuk menghindari terjadinya kekurangan cairan tubuh yakni dgn tetap menawarkan air sebagai minuman pada sulcata & merendamnya dgn air suhu wajar atau hangat selama 10 menit. 

Kalau model saya sendiri lantaran Sulcata saya sudah mulai menuju dewasa (34cm++), frekuensi untuk merendamnya tak lagi mirip ketika masih kecil. Saat ini sekitar 2 atau 3 kali sepekan direndam. Sedangkan dikala masih baby Sulcata direndam saban hari.

Hal lain yg dicurigai bisa menyebabkan bladder stone ialah pola makan Sulcata. Mayoritas kuliner Sulcata terdiri dr berkembang-tumbuhan. Diet tinggi protein dapat menimbulkan tingginya kandungan urate, yg mampu mengembangkan resiko terjadinya bladder stone. 

Diet Sulcata yg baik yakni persentase yang tinggi pakan berbentukrumput-rumputan atau sejenisnya, kemudian ditambah dgn sayuran hijau.

Kaprikornus, jangan lupa ya, pakan rumput-rumputan & sejenisnya merupakan pakan utama untuk Sulcata.

Ciri-ciri Sulcata terkena Bladder Stone

Pada sebagian Sulcata, tidak adanya tanda-tanda khusus pada Sulcata yg terkena bladder stone, menjadikan batu ini bisa bertahan usang di tubuh Sulcata.

Namun ada beberapa Sulcata yg mengalami tanda-tanda bladder stone mirip keluarnya cairan dr hidung, nafsu makan yg jelek, mengejan saat buang air besar, tak dapat bertelur, kaki belakang yg timpang serta terlihat lesu. Bahkan kura Sulcata mampu menjadi lumpuh pada kaki belakang disebabkan bladder stone ini.

Pada Sulcata yg terdiagnosis memiliki bladder stone ukuran besar, bisa jadi penyakit ini sudah usang (beberapa tahun) diderita sebelum Sulcata didiagnosis.

Diagnosa & Mengatasi Bladder Stone

Bladder stone mampu didiagnosa dgn dua cara. Pertama dgn cara pemeriksaan menyeluruh dan meraba melalui selangkangan Sulcata. Kedua dgn ronsen memakai sinar X.

Jika Sulcata terdiagosa mengalami bladder stone, maka langkah yg biasa dijalankan yakni dgn cara operasi. Operasi dilakukan dgn membuka salah satu pecahan plastronnya.

  Jenis-Jenis Tanaman Begonia Dilihat dari Ciri Fisiknya

Umumnya Sulcata yg sudah mengalami operasi pengambilan bladder stone bisa kembali normal mirip semula.

Itulah ihwal apa itu bladder stone & langkah pencegahan & pengobatannya. Semoga bermanfaat..

Sumber: https://www.lbah.com/reptile/tortoise-bladder-stones/